BADDRUT TAMAM : SAYA CUKUP MERASA MENJADI PELAYAN RAKYAT

PAMEKASAN Jatim, tribuntipikor.com

Pemkab Pamekasan- Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam mengajak semua stake holder bekerja sama berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Menurutnya, seseorang tidak boleh merasa lebih penting perannya dalam memajukan organisasi, atau bahkan bangsa dan negara. Karena merasa lebih penting itu tidak akan bisa membawa kemajuan, melainkan justru membawa kerusakan, termasuk menjadi bupati.

“Saya tidak memilih diksi perintah kepada kepala dinas, dan saya paling tidak suka disebut kanjeng, saya lebih suka disebut Baddrut Tamam saja. Karena ketika kita merasa itu awal kerusakan,” tegasnya, senin (4/7/2022).

Bupati murah senyum ini menambahkan, merasa lebih penting dari yang lain itu merupakan penyakit hati yang harus dibuang jauh-jauh. Karena hal tersebut akan menghambat terhadap keberlangsungan hidup dan pembangunan sebuah daerah.

“Merasa bupati akan menganggap semua orang di bawahnya, merasa pejabat akan menganggap di bawahnya adalah staf, merasa kaya akan malas bertemu dengan orang miskin, merasa miskin akan inferior malu bertemu dengan orang kaya, merasa pintar akan malas bertemu dengan orang bodoh, merasa paling paham tentang nilai akan malas bertemu dengan orang yang dianggap tidak paham nilai, merasa terhormat akan merasa harga dirinya turun ketika tidak dicium tangannya, saya cukup merasa menjadi pelayan rakyat Kabupaten Pamekasan,” tandasnya.

Dia menegaskan, jabatan seseorang bukanlah barometer mereka disebut terhormat, tetapi mereka yang mampu berkontribusi untuk lingkungan sekitar, atau berkontribusi untuk kemajuan organisasi, bangsa dan negara yang lebih layak disebut terhormat.

“Karenanya, di internal pemerintahan saya sering menyampaikan tidak ada yang lebih terhormat diantara kita, yang membuat kita terhormat karena konsistensi dan komitmen bekerja baik untuk kebaikan,” ungkapnya.

Dia memungkasi, jabatan yang diemban seseorang akan dipertanggungjabawab saat mereka purna jabatan, dan yang lebih penting lagi di hadapan Allah SWT kelak. Oleh karena itu, selama mengemban amanah menjadi apapun harus mampu berkontribusi positif.

“Jabatan bupati ini seperti orang laki-laki memakai kumis palsu, betapapun perjuangan di era distrubsi dan post truth ini tidak mudah, ini era ketidak pastian, dan kita sebagai bagian dari sub ordinasi dan sub kultur kehidupan kita harus bisa memberi kontribusi positif,” pungkasnya. (*lalu)

Edytorial: Lalu Surya Mandala

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *