PROYEK JEMBATAN BUNIARA MOLOR WAKTU, 240 KK WARGA MASYARAKAT RW 01 TERGANGGU DALAM PERPUTARAN EKONOMI

Subang, tribuntipikor.com

Kamis, (24/11/2022). Pembangunan Jalan dan Jembatan merupakan sesuatu yang bermanfaat untuk meningkatkannya kelancaran arus lalulintas atau angkutan barang dan orang khususnya dalam menghubungkan daerah satu ke daerah lainnya. Dengan semakin lancarnya arus lalulintas berarti lebih mengefisiensikan waktu dan biaya.

Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Subang pada tahun anggaran 2022 melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), telah mengeluarkan anggaran baik diambil dari APBD maupun yang lainnya untuk infrastuktur pembangunan jalan dan jembatan cukup besar nilai yang dikeluarkannya.
Akan tetapi niat baik pemerintah dalam program pembangunan tidak semuanya berjalan mulus, selalu saja ada kendala di lapangan yang menjadikan program pembangunan tersendat tidak berjalan sesuai dengan rencana.

Seperti halnya pekerjaan pembangunan Jembatan Buniara Tanjungsiang yang berlokasi di Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Jawa Barat, disinyalir ada dugaan ketidak beresan dalam administrasi sehingga mengakibatkan proyek jembatan tersebut molor dari jadwal waktu yang telah di tentukan dalam perjanjian kontrak.

Pemerintah Kabupaten Subang melalui Dinas PUPR dalam Pembangunan Jembatan Buniara mempergunakan Sumber Dana DAK Tahun Anggaran 2021 Sebesar Rp. 383.500.000; dan sebagai pelaksana dikerjakan oleh CV. ARIDA.
Pekerjaan yang seharusnya sudah selesai pada tanggal 18 November 2022 sesuai dengan Nomer Kontrak : PU. 13.01/I-II.04-BTT-BID/JEMBATAN/ DPUPR-SP/VII/2022, akan tetapi sampai saat ini pekerjaannya diperkirakan baru mencapai 70 persen.

CV.ARIDA dinilai telah lalai dalam pekerjaan jembatan Buniara, tidak sesuai dengan perjanjian kontrak yang mengakibatkan kerugian terutama bagi masyarakat RW 01 sebanyak 240 KK yang akses jalannya terganggu.

Warga yang berdomisili di wilayah RT 1, 2 dan 3 tepatnya di Kampung Wangun, Citombe dan Batujiwa sangat mengharapkan pengerjaan jembatan bisa diselesaikan dengan cepat, karena kendaraan roda empat tidak bisa lewat ke daerah tersebut dengan
tidak adanya jalan alternatif untuk kendaraan roda empat.

Disaat Tribun Tipikor mendatangi lokasi proyek jembatan Buniara Tanjungsiang untuk menelusuri dan mencari keterangan penyebab yang menjadi kendala proyek jembatan tidak selesai tepat waktu.
Awak media tidak berhasil menemui petugas lapangan CV ARIDA, hanya bertemu dengan dua orang pekerja yang sedang mengerjakan besi dalam tahap pengecoran.

Menurut salah seorang pekerja yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa ” pekerja yang lainnya sedang berhenti bekerja karena upah kerjanya belum dibayarkan oleh pemborong dan pembayarannya pun tidak lancar.” Tuturnya.

Hasil informasi yang terhimpun oleh awak media dari beberapa keterangan masyarakat desa Buniara bahwa dalam pengerjaan jembatan tersebut sempat berhenti beberapa hari, entah apa penyebabnya.

Melihat kondisi seperti ini, media Tribun tipikor merasa prihatin terhadap warga yang melintasi jalan penghubung tersebut yang hanya bisa melintas dengan mempergunakan jembatan yang terbuat dari Bambu. Disamping itu juga
keselamatannya pun perlu dipertimbangkan, karena keadaan jembatan tersebut sudah hampir roboh. Jembatan yang terbuat dari Bambu hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua dan pejalan kaki saja. Belum lagi warga yang yang berada di wilayah tiga RT tersebut dalam memenuhi kebutuhan kesehariannya yang biasa mempergunakan kendaraan fasilitas roda empat, karena mobil tidak bisa melintas ke wilayahnya, masyarakat di sana harus mengeluarkan biaya tambahan untuk ongkos pikul.

Menurut pandangan Tribun tipikor kalau jembatan penghubung antara Buniara dengan tiga Kampung tersebut tidak cepat terselesaikan jelas akan ada dampak terhadap perputaran ekonomi masyarakat di sana.

Pembangunan Jembatan tidak bisa dibangun asal asalan tanpa perhitungan dan perkiraan yang detail. Hal ini dikarenakan jembatan yang tidak berstruktur bagus akan mengancam keselamatan pengguna jalan baik perjalanan kaki maupun pengendara bermotor atau mobil. Disisi lain, kerusakan bangunan jembatan yang disebabkan oleh beberapa faktor dalam pengerjaan jembatan juga patut diwaspadai kualitasnya.

Pembangunan Jembatan Buniara Tanjungsiang yang sudah lewat waktu dalam pengerjaannya akan di jadikan perhatian serius oleh Tribun tipikor untuk mengungkap penyebab faktor keterlambatan terhadap pekerjaan jembatan tersebut.

(Oo.S)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *