Pasca Vanessa Angel Tewas Kecelakaan Dijalan Tol, Gatot: “Jalan tol di Indonesia tidaklah aman”

BOJONEGORO, tribuntipikor.com

Jalan tol merupakaan sebuah akses jalan penghubung antar Kabupaten, kabupaten Kota bahkan sampai Propinsi, yang mana fungsi dan tujuannya untuk mempercepat, memperlancar, serta lebih memberika rasa aman dalam suatu perjalanan tranportasi kendaraan, Tak terkecuali jalan tol Nganjuk Arah Surabaya, Sabtu 06/11/2021 pukul 09:09 Wib.

Dalam pandangannya, Gatot Rusbintarjo selaku Pemerhati konstruksi jalan raya dan jalan KA, saat dihubungi tribuntipikor.com Sabtu (06/11/) melalui sambungan seluler WahtsApp nya menyampaikan, begini berikut yang akan saya sampaikan bukanlah mengenai kecelakaan Artis VA, terlebih yang akan saya sampaikan, bahwa “Jalan tol di Indonesia tidaklah aman” nah.! Mengapa jalan Tol di Indonesia tidak aman? Ini bagian sebuah pertanyaan, kata Gatot Rusbintarjo.

Gatot menjelaskan, dikarenakan jalan tol di Indonesia, cara pembuatan Perkerasan jalan dibuat dari perkerasan kaku yaitu dengan Beton Semen.

Sementara, Perkerasan dengan Beton Semen tidak mempunyai “Skid Resistance” atau kecil skid resistance-nya. Dimana Skid Resistance adalah merupakan daya cengkram Ban dengan permukaan perkerasan jalan.

Disini karena Skid Resistennya kecil atau bahkan nol, maka apabila mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan mengerem, mobil tidak segera berhenti karena tidak ada daya cengkram yang memadai antara Ban dan permukaan perkerasan jalan, jelas Gatot.

Lebih lanjut Gatot mengatakan, olehnya, mobil akan meluncur cukup jauh sebelum berhenti. Sehingga sering terdengar mobil menabrak truck / mobil lain yang ada didepannya.

Dalam hal itu Gatot juga berikan masukan untuk di Perhatikan: “Jalan beton bukan jalan untuk kecepatan tinggi !” Sehingga salah, membangun jalan Tol dengan perkerasan kaku. Apalagi ditengah jalan Tol diberi pembatas dinding beton yang Tebal dan kokoh. Akibatnya jika ada mobil yang selip atau kemudinya berbelok maka akan menabrak tembok beton dan karena kecepatannya tinggi, maka akibatnya bisa fatal.

Sebagai contoh, seperti yang dialami mobil artis VA dan juga dosen Fak, Teknik Sipil UNDIP beberapa waktu yang lalu. Terangnya.

Gatot menambahkan, bahwa Jalan Tol yang aman adalah ditengahnya (mediannya) harus berupa rumput dengan lebar min. 2 x 5 meter dengan kelandaian 5%. (Seperti jalan Tol Jagorawi pada awal dibuatnya). Dengan demikian jika ada sopir mengantuk atau mobil pecah ban, mobil tidak menabrak pembatas tembok beton, tetapi meluncur diatas rumput yang landai dan akhirnya berhenti dengan selamat. Ungkapnya.

Di pandangannya Gatot juga mengingatkan, bahwa Jalan Tol di Indonesia adalah jalan yang tidak aman, terutama untuk kecepatan tinggi, dan taatilah rambu pembatas kecepatan, jangan bangga dapat menempuh waktu 3.5 jam dari Semarang ke Surabaya. Tapi banggalah dapat membawa keluarga dengan selamat dari Semarang ke Surabaya, walaupun harus ditempuh dalam waktu lebih dari 4.5 jam. Pungkasnya. (Slk)

Editorial: M.Solikin.gy

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *