“Sombong, murka Alloh menantimu”

Oleh : Amad Sutami, S.Pd.I
(Guru PAI SDN. 01 Sriwijaya Kec. Umpu Semenguk _Way Kanan), tribuntipikor.com

Bismillahirrahmanirrahim
Sombong atau takabur merupakan salah satu sifat tercela yang menjadi sumber petaka dalam kehidupan, sebab sifat ini mudah
mengundang kebencian manusia, dan yang lebih berat adalah mudah mengundang murka Alloh SWT. Sombong umumnya lahir
ketika seseorang memiliki kelebihan atau keistimewaan, misalnya kelebihan dalam harta kekayaan, pangkat dan jabatan, ilmu
pengetahuan ataupun kekuasaan, sehingga muncul perasaan “lebih” dalam dirinya. Merasa lebih kaya, lebih berkuasa atau lebih
pandai dan seterusnya. Atas segala kelebihannya itu dia tidak menyadari bahwa itu semua sebenarnya adalah pemberian Alloh
SWT yang harus selalu disyukuri bukan untuk di sombongkan atau dibangga-banggakan.
Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menjelaskan kisah perilaku sombong dengan segala akibatnya. Inilah sifat yang
pertama kali menyebabkan pembangkangan dan kemaksiatan yang dipertontonkan oleh Iblis di hadapan Alloh SWT. Saat Alloh
SWT perintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s, Iblis menolak karena menganggap dirinya yang terbuat dari api lebih
mulia dari Adam yang terbuat dari tanah. Dalam surat Al-A’raf ayat 12 dikisahkan, ketika Alloh SWT bertanya kepada Iblis ;

ARTINYA :
Alloh berfirman :
“Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku perintahkan?”
Iblis menjawab ;
“Aku lebih baik daripadanya : Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Maka atas peristiwa itulah Alloh SWT labelkan Iblis sebagai makhluk yang sombong, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-
Baqarah ayat 34;

ARTINYA : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada malaikat : “ Sujudlah kamu kepada Adam!” maka merekapun bersujud
kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.”
Kesombongan manusia akan bermuara pada dua perkara, yakni; menentang kebenaran yang bersumber dari Alloh SWT dan
Rasul-Nya dan merendahkan atau melecehkan manusia yang dia anggap lebih rendah darinya. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW :

“Sombong adalah menolak kebenaran dan melecehkan manusia.” (HR. Muslim)
Melalui firman Alloh SWT dalam Al-Qur’an, kita juga dapat menemukan kisah orang-orang terdahulu yang memiliki sifat sombong
dan kehinaan yang dialaminya. Misalnya kisah Fir’aun,seorang raja yang merasa besar dengan segala kekuaasaanya sehingga sampai pada puncak kesombongannya yakni mengaku dirinya sebagai Tuhan, sebagaimana Alloh SWT kisahkan dalam surat An-
Nadziat ayat 24;

ARTINYA : Seraya (Fir’aun) berkata : “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.”
Kesombongan Fir’aun bermula dari kekuasaan besar yang dia miliki dan menolak kebenaran yang bersumber dari Alloh SWT
melalui rasul-Nya yakni Nabi Musa.as. Fir’aun merasa malu/gengsi untuk menerima kebenaran yang disampaikan Nabi Musa.as,
yang notabene-nya hanya manusia biasa yang dulu diangkat anak oleh Fir’aun. Inilah kesombongan nyata yang ditunjukan Fir’aun
dengan menolak kebenaran yang bersumber dari Alloh SWT dan berakibat kebinasaan dirinya tenggelam di laut merah dengan
kehinaan.
Di ayat yang lain, kita juga mendapati kisah Qarun yang bergelimang harta, lalu dengan sombongnya dia berkata sebagaimana
dikisahkan dalam surat Al-Qashash ayat 78 :
      
ARTINYA : Dia (Qarun) berkata : “Sesungguhnya aku mendapatkan harta ini, semata-mata karena ilmu yang ada padaku.”
Bahkan kesombongan mereka hingga pada taraf menantang disegerakan azab Alloh SWT kepada mereka sebagai bentuk
penentangan mereka terhadap ajakan para nabinya yang menyerukan mereka agar beriman kepada Allah SWT, sebagaimana di
jelaskan dalam Al-Qur’an :

“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: “Ya Alloh, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi
Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (QS. Al-Anfal: 32)
Atas kesomobongannya itupun, Qarun menerima azab Alloh SWT dengan di tenggelamkan ke dalam bumi beserta seluruh harta
benda yang dia sombongkan.
Dari kisah dan penjelasan dua ayat diatas, maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kesombongan adalah perkara yang
paling cepat mengundang kebencian di tengah masyarakat dan paling cepat mengundang marah dan murkanya Alloh SWT.
Karena sudah menjadi fitrah manusia tidak suka melihat orang-orang yang sombong walaupun secara langsung dia tidak dirugikan
olehnya. Apalagi jika ternyata dia melecehkan orang lain. Karena manusia, siapapun dia, walaupun dia orang yang paling lemah
dan rendah sekalipun, tidak ada seorang pun yang rela dihinakan dan direndahkan.
Sebagai akhir tulisan ini, marilah kita selalu ingat bahwa sepanjang sejarahnya kesombongan hanya akan melahirkan kebencian,
permusuhan dan kebinasaan. Disamping itu, kesombongan juga menyebabkan hilangnya ketenangan hidup dan keberkahan Alloh
SWT. Bisa jadi harta berlimpah, karir menanjak, kedudukan tinggi, atau ilmu pengetahuan luas namun dengan kesombongan,
semua itu tidak mendatangkan kebaikan baginya. Bahkan, tidak jarang malapetaka datang akibat kesombongan yang ada dalam
diri kita.

Semoga Alloh SWT menjadikan kita sebagai hamba yang selalu bersyukur, membersihkan hati kita dari sifat sombong dan jauhkan kita dr bahaya orang-orang yang sombong.

Semoga

Wallahu a’lam bishawab.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *