Berlian Bkb-Jakabaring, Masihkah Akan Bersinar..?

Palembang, tribuntipikor.com

PANAS, terik dan menyengat, Sesekali tanganku mengayuh lembaran koran, sekedar melepas peluh sambil mengibas ke kiri-kanan. Berharap hembusannya menguras kantukku.

“Tring..” Tetiba lampu ponselku menyala terang. Tampak jelas, akun instagramku membawa notifikasi baru.

Sekali klik, muncul unggahan seorang. Dia seorang birokrat yang sangat aq kenal. Namanya sangat tenar ketika ditunjuk sebagai direktur venue dan ketua satgas percepatan infrastruktur Asian Games 2018 yang membawa kawasan Jakabaring lebih cantik nan mempesona. Bukan alay sih, bagiku kawasan yang dulunya rawa tanpa nilai kini menjadi area berlian yang berkilau. Siapa yang tak kenal Jakabaring, era dulu dan sekarang… !

Oh ya, aq sendiri adalah seorang jurnalis. Kegiatan tulis menulis adalah napasku. Meski usiaku lewat sedikit seperempat abad, tapi aq paham betul karakter narasumber yang sering aq wawancarai dan jadi bahan tulisanku.

Dari akun instagram itu, dengan jelas aq melihat dua sosok narasumber yang sangat kukenal.

Pria berwibawa, itu aq menyebutnya. Mengenakan kacamata, berkemeja putih. Dia sosok yang sangat dikenal, dulunya Walikota Palembang kini eksis berdedikasi di Jakarta sebagai anggota DPR RI Komisi V,
Lalu berdiri didepannya adalah Sosok Kepala Dinas yang hingga kini masih eksis meramu dan melahirkan konsep baru pembangunan Sumsel.

Jika dulu, bapak sejuta ide, itu sebutanku, bisa mengubah rawa jakabaring menjadi berlian, kini si bapak ASN ini, fokus meraup profesionalitas dan totalitas kerja dari kontur bangunan gedung hingga perumahan. Juga me-ladang-kan itu menjadi berlian baru untuk masyarakat.

Sosok Basyaruddin Achmad, terlihat ngobrol serius dengan seorang ESP. entah apa isi perbincangan keduanya, yang jelas dari jauh saya melihat, kedua pria ini hampir punya power feel sama, dari gesture dan penampilan yang “out face”.

Aq tertegun. Ingatanku seakan kembali pada masa empat tahun lalu. Sepak terjang ESP sangat aku kenal. Smart, lugas, cekatan dan sangat konseptual. Dia bukan sosok pemimpin yang hobi nangkring dibelakang meja kerja berjam-jam. Bahkan Walikota yang paling sering mondar-mandir ke lapangan, sekali meliput satu kegiatan dia, bisa menguras waktu kerjaku hingga lima jam perhari. Lihat saja, banyak sekali perubahan yang dia ciptakan untuk kota Palembang. Paling lekat di mata masyarakat, sosok ESP mampu mengubah icon Palembang yang dulunya adalah kota kriminal dengan tingkat kejahatan yang super tinggi. Branding ini lalu dia terjang.

Sebut saja area Benteng Kuto Besak (BKB) yang dulunya disebut kawasan paling angker, danger, menakutkan dan super merinding.

Melewati kawasan itu di malam hari, sama saja bertaruh harta bahkan bisa mengorbankan nyawa, saking seremnya, heheheheh…

Namun ditangan ESP, kesangaran kawasan itu dia ubah menjadi kawasan nyentrik nan eksotis. Kemilauannya bahkan bertahan hingga malam hari. Kesan angker, danger dan sangar berubah menjadi kawasan nongkrong anti bete.. Bener ga sih.. (Alay yee…)

Belum lagi, pengembangan dari sisi pengelolaan air minum, pengelolaan sistem administrasi hingga luapan kemajuan lain menjadikan ESP sebagai seorang pemimpin dengan power paling wonderfull dan amazing hingga kini tanpa termakan zaman.. (Cie.. Cie..).

Nah satu lagi, Basyaruddin. seorang birokrat yang kini menjabat sebagai Kepala Disperkim Sumsel. Mungkin namanya belum sefamiliar sosok ESP. Tapi jika melihat keduanya ngobrol, saya melihat ada “aura” effect yang tak terpisahkan satu sama lain. Entah apa, saya menyebutnya. Pancaranya keduanya mengingatkan saya pada sosok pembangun perubahan nan seragam, antara BkB dan Jakabaring. (Eitsss…..)…?

Masih ingat dalam benak saya, pada era Asian Games 2018, lalu. Basyaruddin adalah satu tokoh teknis dan sentris yang mampu mengubah kawasan Jakabaring menjadi icon baru kota palembang.

Kawasan yang dulunya, kata orang Palembang adalah “tempat jin buang anak” Kini berubah menjadi kawasan sentral yang super mengagumkan. Kawasan penuh rawa itu disulap jadi ladang emas yang berkemilau.

Jakabaring menjadi kawasan padat yang penuh dengan bangunan fenomenal berstandr internasional. Kedigdayaan kota Palembang rasanya kurang lengkap jika tidak menyandingkan Bkb-Jakabaring. Power dua kawasan itu menjadi sumber kebanggaan abadi warga Palembang. Orang menyebut, Palembang adalah Bkb, atau Palembang adalah Jakabaring. Lekat dan sangat iconik….

Dalam catatan saya, meski sudah dinahkodai empat gubernur, mulai dari Rosihan Arsyad, Syarial Usman, Alex Noerdin hingga kini Herman Deru, sosok Basyaruddin tetap mampu memberikan power kuat penyeimbang, melalui totalitas dan loyalitas kerja nan briliant.

Kekuatan Lobi seorang Kak Basyar, begitu sapaan akrabnya, menjadikannya tokoh iconik Sumsel yang tak diragukan para pengambil keputusan di pusat. Tak heran, sepak terjangnya di jajaran Kementrian RI bahkan Presiden membuat nama Sumsel kian santer dan sangat diperhitungkan.

Dia membuktikan roh politik bukan segala-galanya dalam gerbong pemerintahan, meski itu penting. Baginya, bagaimana mengakselerasikan pembangunan yang semata-mata untuk masyarakat adalah napas utamanya. Sumbangsih pemikiran dari program kerja yang sudah disusun harus mencapai hasil maksimal.

Intinya, untuk masyarakat dia berdiri, dibawah kendali Gubernur yang menahkodainya, serta Allah yang menuntun langkahnya.

Kembali, dua sosok sentral itu. dari dua-tiga foto yang disematkan itu, membuat ku berpikir dan menimbang, apakah tautan nasib bisa mempertemukan keduanya dalam titik jabatan yang sama. Jika ESP dulunya Walikota, mungkinkah Basyarudin memperpanjang estapet itu…? Kita tunggu saja…
Yang jelas, kemilau Berlian Bkb-Jakabaring Wajib Dipertahankan, karena itulah branding kebanggaan wong Palembang…. (Ys)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *