Anggaran 198 juta Program JIDES dari BALAI BESAR diduga Menguap Ditangan Ketua Gapoktan Bina Tani.

WAY LIMA PESAWARAN, tribuntipikor.com.-

Berdasarkan Informasi dan keluhan beberapa Tokoh Masyarakat desa Sindang garut Kecamatan Way lima Kabupaten Pesawaran,Khususnya yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air(P3A), mereka mengeluhkan soal kucuran Bantuan Baik yang melalui Pemerintah Kabupaten maupun Bantuan Pemerintah Propinsi,bahkan Bantuan dari Pemerintah pusat ,yang mana selama dibawah kepemimpinan Ibu PONIRAH selaku Ketua Gapoktan Bina Tani, pengelolaanya selama ini diduga tidak pernah Transparan,bahkan terkesan mengeruk keuntungan pribadi.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu Anggota pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Identitasnya ada pada Redaksi.
“Kami selama ini bingung mas,dulu kelompok Gapoktan Bina Tani pernah  mendapatkan bantuan sebuah mesin perontok Padi,namun tidak sampai dua tahun mesin tersebut menghilang,dan sampai kini tidak ketahuan dimanakah rimbanya,bahkan segala kegiatan yang ada dikelompok pertanian Bina Tani tidak berjalan Sebagai mana mestinya.
Dilanjutkanya,apapun bentuknya Bantuan tersebut baik dibidang Pembibitan dan bantuan apapun semua itu tidak utuh,sebab semuanya terbilang terjual,hal tersebut terbukti dengan banyaknya keluhan dari para Petani.
Padahal kegiatan untuk mensejahterakan para petani,melalui kelompok pertanian Bina Tani,tidak hanya itu saja,melain kan banyak mas programnya,bukan hanya Satu atau dua macam saja.Bahkan salah satu program dari Pemerintah Pusat melalui IPDN-IP yang mana program tersebut bertujuan,Untuk pembangunan Jaringan Irigasi Desa (JIDES),sama sekali tidaklah transparan,
Berapa anggaran nya…??
Berapa Volumenya….??
Siapakah Rekanan nya..??
Sekarang,Mumpung masih jam 09.00Wib, mari sampean ikut saya,kita tinjau lokasinya”.ujar Anggota kelompok Tani Bina Tani tersebut mengajak awak media.
Sesampai nya awak Media dilokasi pembangunan Jides,awak Media menemukan fakta-fakta yang mencengangkan.

  1. dilokasi tidak terpasang plang papan Nama informasi proyek,hal ini jelas Pelaksana/Rekanan melanggar Undang-Undang No: 14 tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik.
    2.  Kwalitas pembuatan cetakan betonnya teramat rapuh dan tidak layak,terkesan asal jadi.
  2. terlihat kinerjanya,selain terkesan asal jadi dan juga berantakan,awak media banyak menemukan cetakan beton yang sudah patah namun terpasang terlihat kesan dipaksakan.
  3. Pengerjaanya tidak murni memakai cetakan beton semua,melainkan masih juga dicolong memakai batu Pondasi.
    Selanjutnya,awak media mengkonfirmasikan temuan tersebut kepada Ibu PONIRAH selaku Rekanan,sekaligus Ketua Gapoktan Bina tani.
    namun sayang sesampainya di kediaman Rekanan dan sekaligus Ketua Gapoktan tersebut tidak berada ditempat,Awak Media dijamu oleh sang Suami  MUSIJO,ironisnya dalam keteranganya MUSIJO terkesan tidak transparan dalam menjawab pertanyaan awak media,ia terlihat sekali seperti menutup-nutupi kesalahan Istrinya PONIRAH,selaku ketua Gapoktan Bina tani.
    Namun sangat miris  melihat sikap dari suami dari Ketua Gapoktan tersebut terkesan Mengintimidasi tugas awak media.
    Hal ini terlihat ketika Awak Media menanyakan keberadaan Ibu PONIRAH,” maaf pak  ibu PONIRAH nya ada pak….??? Okh gak ada,”jawab MOSIJO terlihat dengan raut wajah tidak suka.
    maaf mencetak betonnya disini ya pak…???,” Iya..!
    buat apa,??dan dimana pak….???” disawah sindang garut sini aja”jawabnya ketus.
    maaf , jadi ini proyeknya bapak sendiri ya…?? bukan,punya kelompok tani nya.
    maaf,apa nama kelompok tani nya pak…??? Waduh,saya gak nginget-inget nya loh”jawabnya terbata.
    maaf pak,berapakah Anggaran dan Volume proyeknya pak…??,” Waduh gak tau saya mas,bukan saya yang megang,”ujarnya sambil berlalu pergi masuk kedalam rumah.
    namun tak berselang berapa lama,pak MUSIJO kembali keluar.
    kembali awak media bertanya, “maaf proyek ini mulai pengerjaan nya kapan pak…?? ,”Baru kaya nya loch,
    Maaf,dilokasinya kok gak ada plang papan informasi proyek pak…???
    “ya gak tau saya lo”.
    Maaf bapak dalam hal ini selaku apa pak…??? “Ya bukan selaku apa-apa saya mah”.
    Maaf ini pak,jika semuanya bapak jawab gak tau apa-apa,tapi kan terbukti dihalaman rumah bapak ini tempat lokasi pembuatan/mencetak beton nya pak…?? “Kalau soal itu mah,cuma ketumpangan tempatnya saja saya mah,asli nya ini mah kerjaanya istri saya,selaku ketua kelompok tani nya saja”,ujar pak MUSIJO,masih terkesan kekeh menutupi kebenaranya.
    “sampean sudah lihat tah”, ujarnya dengan gugup kepada awak media.
    “Alhamdulillah sudah pak” tegas awak media.
    “oh sukur kalau sudah,berarti sudah bisa diperkirakan dong,jadi sehubungan lokasi proyek tersebut pas berada dilokasi kita sendiri,dan dikarenakan kita juga yang membangunnya,jadi harus kita upayakan sebaik,dan sebagus mungkin,begitu kan,??”terangnya(nampak gelisah seperti ingin mengelak dari pertanyaan awak media).
    Maaf pak,tetapi kenyataan dilapangan berbeda,sebab kami baru saja meninjau lokasi itu, bentuk bangunanya tidak sesuai Spek,dan bahkan bahkan terkesan asal jadi,kami punya bukti baik foto dan vidionya pak,lanjut awak media.
    Izin pak,saya diperbolehkan melihat tempat pengelolaan/pembuatan cetakan beton nya pak…??? “Ya jangan,saya tidak memperbolehkan sebab kamu salah mau moto-moto disini,inikan pekerjaan saya dan juga rumah saya,jadi tolong jangan sembarangan kamu moto-moto disini,saya bisa marah dan tuntut kamu”,ujarnya kepada awak media dengan nada sedikit kesal.

Keterangan miris didapat,ketika konfirmasi dilanjutkan(Kamis 10-juni-2021) kepada Bapak KASIO selaku Kepala Desa Sindang Garut,” Proyek itu memang betul Program IPDN-IP dan melalui Prosedur dan Mekanisme pengajuan saya,yang menanda tanganinya saya,stempel punya saya,akan tetapi setelah cair mereka tetap saja tidak menghargai saya,selaku Kepala Desa,jadi los amat lah,makan–makan lah ama mereka”terang nya dengan acuh.
“maaf,brapakah anggaranya pak lurah”sambung awak media.” 198jt mas,”jawabnya.
Maaf,apakah nama kelompok Gapoktan nya pak…??? “Bina tani Mas,
Maaf,pengelolaan pembangunan Jaringan Irigasi Desa tersebut,apakah melibatkan kelompok (P3A) didesa ini pak lurah”lanjut awak media. ” Maaf mas,bukannya saya menutup-nutupi,kalau soal itu saya bener-bener gak tau mas”,pungkas sikades,menutup Ceritanya.(EPP,EKA S)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *