MARAKNYA PINJAMAN RENTENIR BERKEDOK KOPERASI, DIDAERAH SUKARESMI KECAMATAN RANCABALI, HARUS ADA KEPEDULIAN DARI PIHAK PEMERINTAH SETEMPAT DAN APARAT TERKAIT

Rancabali, tribuntipikor.com

Kabupaten Bandung – Kementrian Koperasi dan UKM meningkatkan pengawasan ke Koperasi simpan pinjam (KSP). Hal tersebut dikarenakan banyak KSP yang pengelolaannya tidak benar sehingga tersandung masalah.
Debuti Bidang pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM mengatakan, Masalah yang kerap ditemui oleh Koperasi simpan pinjam adalah praktik usaha yang keluar dari prinsip dan jatidiri koperasi. Saat ini, banyak Koperasi Simpan pinjam yang melakukan praktik rentenir.
Selain itu, mendapati banyak KSP yang beroperasi masih belum berbadan hukum. Sehingga penyediaan jasa Keuangan ini trtindikasi menjalankan investasi ilegal berkedok Koperasi.
Praktik sejumlah KSP menyimpang ini telah meresahkan masyarakat. Sekaligus merusak citra Koperasi yang memiliki tujuan untuk kesejahteraan anggota bersama.

Masyarakat di kabupaten Bandung ini informasinya banyak yang terpaksa meminjam uang di PT. MBK karena merasa persyaratan lebih mudah dibandingkan perbankan ataupun lembaga keuangan lainnya, kata Asmat di Rancabali,.

“Kita tahu bersama bunga pinjaman Di PT.MITRA Bisnis Keluarga Ventura ini tinggi. Itu kan jelas,” beber dia.

Menurut Anggota perkumpulan perkebunan stroberi, kondisi seperti ini tentu sangat menyulitkan bagi masyarakat khususnya yang memiliki penghasilan tidak tetap, maka dari itu kepada lembaga perbankan yang ada diKabupaten Bandung didorong supaya bisa memperhatikan hal itu.

“Proses pinjamannya memang mudah, kita mengurus minggu ini terkadang minggu depan juga sudah bisa diambil, tapi bunganya tinggi,
masyarakat yang ada itu meminjam dengan berbagai motif dan keperluan, ada yang memang untuk keperluan ekonomi ataupun modal usaha,” ungkapnya.

Hasil bincang nasabah PT.MBK dengan awak media tribuntipikor,nasabah mengeluhkan atas petugas penagih hutang yang sangat tidak ada toleransi ketika nasabahnya lagi tidak punya uang,katanya ditunggu sampe sore hari dirumah nasabah dan berlaku tidak sopan.

Nasabah merasa tidak nyaman dengan petugas,sampe nasabah sendiri doot to door ke rumah tetangga meminjam untuk bayar tagihan PT.MBK sambil nangis,tapi pihak petugas PT MBK menghiraukan nya.

Tim Investigasi tribuntipikor.com selasa (25/05/2021) konfirmasi petugas lapangan PT.MBK teh in membenar kan bahwa tagihan itu harus ada pada waktu yg sudah di ditentukan.teh in sambil agak ragu menjelaskan nya,”ini tidak akan di beritakan kan pak,” Karena kita sudah ada kesepakatan sebelum nya,coba pak hubungi kc teh dv,tim investigasi pun menanyakan alamat kantor kepala cabang namun insan menjawab kurang paham pak saya bukan asli ciwidey kurang tau jalan nya,saya asli soreang,”tandasnya,”

Tim investigasi tidak puas dengan jawaban teh insan sebagai petugas lapangan PT MBK,dan minta no hp kepala cabang PT.MBK teh dv,
Teh dv,i sebagai kc PT.MBK,menyanggah hasil penemuan wartawan tribuntipikor.com di lapangan dan beberapa narasumber yang di temuin tim investigasi,lewat tlp what shap teh devi menyampaikan bahwa petugas dilapangan tidak seperti itu pak karena petugas kami kalou memang tidak ada hari itu bisa di minggu berikut nya,”ujarnya.”
Saat tim investigasi minta alamat kantor kepala cabang,teh dv menyatakan kurang paham juga pak,paling saya bisa nya lewat share lok.

Tim investigasi pun melanjutkan sowan dan berbincang dengan Bapak kades sukaresmi di kediaman nya,kades membenarkan maraknya pinjaman di wilayah kami tapi selama ini,belum ada laporan dari warga kami yang di resahkan dan di intimidasi,interpensi oleh petugas lapangan pinjaman,
Dan saya sebatas mengetahui karena itu urusan perut,tapi kalau ada warga kami yang merasa tidak nyaman,kami akan benahi dan mediasi di kantor desa,”tandasnya.”

Asmet menjelaskan, apalagi dalam kondisi di tengah penyebaran pandemi  COVID-19 yang saat ini terjadi, di mana sektor perekonomian masyarakat mengalami penurunan yang signifikan disemua bidang, mulai dari pelaku usaha dan lain sebagainya.
Yang sangat disayangkan dalam penagihan jika ada salah satu anggota yang tidak punya uang untuk membayar penagih hutang menunggu dirumah yang punya hutang sampai sore hari… Harus ada uang dihari itu juga, hal ini membuat yang punya hutang tidak nyaman dirumahnya sendiri,”pungkas,”
(Aby )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *