Kota Bandung, tribuntipikor.com
Kota Bandung adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan sekaligus sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia Kota Bandung berperan sebagai kota jasa, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, maupun udara serta pusat pendidikan dan kesehatan.
“Ada banyak kota yang ingin menjadi kota 24 jam. Namun, yang harus diingat, kota ini harus tetap aman dan nyaman bagi mereka yang bekerja, tinggal, dan tidur di dalamnya. Tidak mudah memang, tapi harus diusahakan,” kata Sekretaris Komisi A DPRD Kota Bandung Erick Darmadjaya, Senin (20/3).
Begitu pula dengan Kota Bandung, kata politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini. Kota ini sepertinya memerlukan banyak perbaikan jika ingin menjadi kota 24 jam. Memang sepertinya sudah berjalan tanpa disadari banyak orang.
“Ini artinya, Kota Bandung perlu menyediakan angkutan umum yang aman, nyaman, dan tetap murah, guna memenuhi kebutuhan masyarkat yang terlibat dalam kehidupan 24 jam,” ujar Erick saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung.
Kota Bandung memang belum bisa mensejajarkan diri dengan nama-nama kota 24 jam lain di dunia. Fasilitas dan infrastrukturnya juga belum memadai. Namun, soal kehidupan selepas petang, kota ini sudah hampir sama dengan kota metropolitan lainnya di Indonesia.
“Di beberapa titik nyaris tak pernah tidur. Sebut saja gerbang tol Pasteur, Jalan Braga, tempat – tempat kuliner kaki lima dan lainnya,” sebut Erick.
Tentu saja, para pekerja malam di Bandung tak semua mereka yang bergerak di industri hiburan. Ada pula pekerja yang memang mendapat giliran kerja malam, atau memang lebih produktif di malam hari.
“Sopir taksi, security, petugas kebersihan, hingga pedagang asongan. Mereka sudah menjadi bagian dari hiruk pikuk kehidupan malam kota Bandung,” terang Erick.
Meski berbeda profesi, mereka memiliki kesamaan yakni: sama-sama membutuhkan transportasi yang aman, nyaman, dan beroperasi selama 24 jam.
Pemkot Bandung, harus sudah menyadari akan kebutuhan itu. Maka beberapa koridor Trans Metro Bandung, ada yang beroperasi hingga larut malam meskipun tidak 24 jam. Namun, itu tentu tidak cukup, sehingga kehadiran angkutan kota sering jadi andalan para pekerja malam meski terkadang melanggar trayek yang ditetapkan pemerintah, papar Erick.
Tak usah terlalu kecil hati ungkap Erick, pemerintah kota Bandung sudah mempunyai rencana transportasi masal sebagi solusi jaringan transportasi yang akan melayani kebutuhan masyarakat.
Jelas, sasaran strata masyarakatnya beragam. Menurut Erick kebanyakan adalah pekerja dengan upah rendah, seperti karyawan rumah makan, tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan.
“Kota 24 jam ini tidak hanya untuk mereka yang suka pesta hingga pagi, melainkan untuk kegiatan ekonomi yang bervariasi. Ketersediaan transportasi malam akan membuat perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya menjadi lebih aman, lebih cepat, dan lebih murah bagi para pekerja shift malam,” pungkas Ketua Fraksi PSI-PKB-PPP DPRD Kota Bandung ini. (*)
Red.