BLORA Jateng, tribuntipikor.com
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) – Komunitas Politik Luar Negeri Indonesia, sebuah komunitas hubungan internasional terbesar se Asia Tenggara yang dipimpin Dr. Dino Patti Djalal, siap bantu percepatan pembangunan Kabupaten Blora melalui program Sister City.
Tidak sekedar berwacana, pasalnya FPCI juga telah melaksanakan studi tentang negara mana saja yang cocok untuk melakukan penjajakan program sister city itu dengan Kabupaten Blora.
Tekad FPCI yang akan membantu Blora tersebut disampaikan langsung oleh Dino Patti Djalal kepada Bupati H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., dan Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, ST., MM., dalam rapat koordinasi di Le Meredien Hotel Jakarta, Kamis (21/7/2022) .
“Tim telah melaksanakan studi sejak awal tahun. Tidak hanya studi tentang rencana sister city, namun juga inovasi dan pembelajaran BUMD di luar negeri. Prinsipnya nanti akan kita bantu untuk menghubungkan lewat Kedutaan Besar yang ada di Indonesia, maupun KBRI yang ada diluar,” ucap Dino Patti Djalal, yang juga mantan Wakil Menteri Luar Negeri itu.
Dicontohkan, misal kota X di Australia, FPCI akan memberikan rekomendasi Dubes Australia yang ada di Indonesia tentang keinginan Blora menjalin kerjasama dengan pemerintah kota X itu.
Demikian juga dengan Dubes Indonesia yang ada di Australia kita kasih rekomendasi bahwa di Indonesia ada kota atau kabupaten Blora yang siap bekerjasama pembangunan dengan kota X di Australia.
“Setelah itu baru nanti bisa dikomunikasikan program kerjasama selanjutnya yang lebih teknis,ββ jelas Dino.
Menurut Dino Patti Djalal, berdasarkan studi yang telah ia lakukan, ada beberapa negara yang bisa diajak kerjabsama dengan Blora.
Seperti Korea, Jepang, China, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Australia.
ββKita akan cari mana yang paling pas,” papar mantan Dubes Indonesia untuk USA 2010-2013 ini.
Dirinya menyambut baik dan mengapresiasi komitmen Bupati Blora yang sangat kuat untuk membangkitkan kerja sama sister city dengan jaringan luar negeri.
“Jarang ada Bupati yang punya wawasan luas seperti beliau ini. Biasanya malah Kemenlu cari daerah mana yang siap, ini justru Bupati nya yang aktif membangun komunikasi dengan kami. InsyaAllah akan terus kita kawal bersama agar Blora kedepan bisa lebih baik lagi. Kapan kapan nanti saya tak ke Blora,” imbuh Dino.
Sementara itu, Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., mengucapkan terimakasih kepada Dino Patti Djalal dan jajaran FPCI yang telah membantu menyusun studi pelaksanaan sister city dan inovasi BUMD untuk Kabupaten Blora.
“Terimakasih Pak Dino dan kawan-kawan. Kami ingin sister city ini nantinya membangkitkan pembangunan berwawasan green ekonomi, dan green energi,” kata Bupati.
Mengingat wilayah Blora ini hampir separuhnya hutan, kata Bupati Blora, kita ingin kelestarian alam tetap diutamakan namun menghasilkan ekonomi untuk masyarakat kita.
Selain itu juga sektor migas, dan potensi gas carbon yang dulu sempat kita jajaki dengan Jepang.
“Akan kita tanyakan lagi tindak lanjutnya seperti apa dari Pertamina dan ITB,” ungkap Bupati.
Lewat program sister city ini, Bupati ingin banyak ilmu yang didapatkan Blora untuk menarik investasi ke daerah.
Turut hadir dalam kesempatan ini, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan, Kepala Dinsos P3A, Kabag Pemerintahan dan perwakilan Kabag Prokompim.
Sekedar diketahui, Sister City atau kota bersaudara adalah konsep menghubungkan dua kota di lokasi negara yang berbeda untuk menciptakan koneksi budaya dan kontak sosial antar penduduk.
Awalnya, ini adalah kerja sama antara pemerintah kota di satu negara dengan pemerintah kota di luar negeri, yang tujuannya untuk mengembangkan hubungan persahabatan dan saling pengertian antara negara yang berbeda. Namun kini bergeser ke bentuk kerja sama yang konkrit dan saling menguntungkan.
Di Indonesia aturan terkait sister city ini diatur dalam surat edaran Mendagri No. 193/1652/PUOD pada 26 April 1993. SE ini mengatur tentang tata cara pembentukan hubungan kerja sama.
Di Indonesia konsep Sister City lebih condong ditujukan untuk pembangunan ekonomi, namun bilang lain seperti pendidikan dan budaya termasuk salah satu isu yang penting dalam skema Sister City.
Ada beberapa isu yang menjadi bidang kerja sama Sister City, antara lain, ekonomi, perdagangan, investasi, industri, dan pariwisata, ilmu pengetahuan, teknologi, dan administrasi.
Termasuk pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, pemuda dan olahraga, serta bidang-bidang lain yang disetujui kedua belah pihak. (*lalu).
Edytorial: Lalu Surya Mandala