DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan: Yudha Adakan Reses Di Sukawening Sosialisasi kan Cegah Stunting

Garut, tribuntipikor.com

Dalam Resesnya Yudha Puja Turnawan sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut hari ini Senin (21/02/2022) bertempat dihalaman Kantor Kecamatan Sukawening(baru) Desa Sundalarang dalam mencegah serta mengatasi masalah stunting

Dalam acara reses ini hadir,Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman Kepala Dinas Kesehatan dr Maskut Farid MM dan Kabid Yankes dr Tri,Camat Sukawening,Tim Halo puan,para Kepala Desa,Para pengurus PDI perjuangan serta jajarannya,tokoh masyarakat dan para kader kesehatan se-kecmatan Sukawening.

Dalam acara reses kali ini Yudha mengawali dengan sosialisasi masalah penanganan atau pencegahan Stunting dan solusinya, serta menghadirkan narasumber dari tim Hallo Puan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Kemudian dilanjutkan dengan menampung aspirasi dari para kepala desa dan kader posyandu.

Yudha Puja Turnawan, kepada awak media mengatakan, hal tersebut dilakukan karena sesuai permohonan pada tanggal 4 Pebruari tahun 2022, dirinya menghadiri Musrenbang di Kecamatan Sukawening, ada salah satu desa yang mengingikan adanya edukasi untuk pencegahan Stunting dan kemudian adanya Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

“dengan Reses kali ini saya mengajak tim Hallo Puan, lembaga sosialnya ibu Puan Maharani Ketua DPR RI dari Jakarta, yang memang fokus bergerak dalam pencegahan Stunting. Hari ini memberikan edukasi ke warga kemudian juga ada pemberian makanan tambahan termasuk dari Dinkes Garut dan kita fokus di telor, karena Dinkes gerakan makan telor dan kita gerakan makan telor karena telor ini salah satu pangan yang kandungan gizinya sangat tinggi,” pungkas Yudha.

Yudha,juga akan memasukan Insentif kader posyandu dalam SIPD(Sistim Informasi Pembangunan Daerah) ini berupa bantuan keuangan ke 11 Desa yang ada di Sukawening,dan tentunya ini sudah di berbicara intens dengan pak Wakil Bupati.

Lanjut Yudha dari hasil kajian Kementrian Kesehatan RI selama 10 bulan di kabupaten Garut bawa salah satu solusi pencegahan stunting adalah adanya pendamping yang intens antara kader posyandu dengan orangtuanya(ibu) yang anaknya dalam katagori stunting.

Yudha juga dalam reses ini juga akan menampung masukan dari para ketua RW serta kepala Desa.

Dalam kesempatan yang sama, dr Helmi Budiman sebagi Wakil Bupati Garut yang juga selaku Ketua Tim Pengarah Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Garut, mengatkan apresiasinya dengan di gelar Reses tersebut. Menurutnya, di Kabupaten Garut, angka Stunting ini awalnya mencapai 43%. Dan saat ini sudah menuju ke 27%, yang merupakan angka rata-rata angka Stunting di Indonesia.

Lanjut Wabup Helmi, namun karena ada pandemi Covid-19, hasil survey jadi 34%, walaupun hasil fakta dilapangan di Garut hanya 6%

“Ini laporan dari kader kita di lapangan, tapi tidak apa-apa, kita lihat saja hasil surveynya, 34 berarti naik, berarti perhatian kita harus lebih besar tentang masalah Stunting ini,” tandas Helmi.

Langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut sendiri, kata Helmi, tentunya dari mulai perbaikan struktur organisasi, ada bantuan-bantuan yang reel berupa PMT dan sekarang ada tambahan lagi berupa gerakan makan telor.

“Kita juga sudah lama menganjurkan untuk memanfaatkan sumber gizi yang ada di kampung (lingkungan) salah satunya adalah telor,” ungkapnya.

Helmi juga menambahkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut memiliki data konkret wilayah mana saja yang angka Stuntingnya tinggi dan butuh perhatian khusus untuk penanganan lebih lanjut. Wabup juga menyebutkan warga berkatagori kurang mampu memang cukup rawan dan butuh perhatian dalam masalah penanganan Stunting ke daerah pelosok yang ada di kabupaten Garut. (Wawan Kabiro Garut)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *