PASURUAN Jatim, tribuntipikor.com
Kasus lontaran ujaran kebencian dan nada permusuhan, tanpa adanya angin dan hujan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan Hasbullah, memantik reaksi keras agar dia dicopot dari jabatannya.
Meski baru dilantik, 17 Januari 2022, pidatonya di depan pejabat Dinas Pendidikan itu tak layak dilontarkan oleh seorang Kepala Dinas, eselon II.
Salah satunya, Slamet Ade Maulana, Ketua Komunitas Jurnalis Jawa Timur. Pria yang disapa Ade ini meminta Bupati Pasuruan menarik kembali jabatan Hasbullah dan bila perlu dipecat.
Dia menilai sosok pejabat yang jika melalui sistem merit dan open biding tidak akan melakukan hal demikian yang memalukan.
Hasbullah kata Ade, tak ubahnya masyarakat biasa yang selama ini bekerja di area tak mementingkan status pendidikan dan kepangkatan.
“Seperti omongan preman di jalanan,” ujar Ade.
Sebelumnya, ujaran kebencian seorang Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan Hasbullah, yang mengancam mati wartawan, direaksi keras Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur.
Organisasi wartawan terbesar dan tertua di Indonesia ini menyatakan ujaran seorang pejabat aparatur sipil negara (ASN) tak patut dilontarkan.
Selain bernada bermusuhan juga bernada kebencian terhadap sebuah profesi mulia yakni wartawan, dan LSM. Tidak semua wartawan atau LSM yang mau diajak berperilaku preman seperti Hasbullah.
Salah satu tim advokasi PWI Jawa Timur Arie Yoenianto memberi nilai sangat buruk terhadap sikap Hasbullah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan.
Pernyataan Hasbullah itu merupakan ujaran permusuhan dan bibit anti kritik. “Itu sangat buruk, mencerminkan dirinya seorang pejabat yang buruk,” tukas Sama Oen, sapaan akrabnya, Rabu (19/01/2022).
Menurutnya, tulisan atau bentuk produk jurnalistik selama mematuhi etik atau tak memiliki niatan jahat, dipastikan merupakan bagian dari upaya untuk kebaikan.
“Bibit-bibit anti kritik seperti ini harus dilawan. Tidak semua kritik yang disampaikan pers itu selalu buruk, karena ada juga kritik yang membangun untuk kemajuan dan kebaikan dunia pendidikan di Pasuruan khususnya,” sergah Sam Oen.
Mantan Ketua PWI Pasuruan ini kemudian menegaskan kembali, bahwa bibit-bibit anti kritik seperti yang ditunjukkan Hasbullah, Kadis Pendidikan yang dilantik 17 Januari 2022 ini mesti dilawan.
Apalagi dalam ujarannya, Hasbullah telah menyebut profesi wartawan maupun LSM yang mengganggu pendidikan, akan mati.
“Kalau sudah mengancam, berarti dia mengedepankan tangan besi, atau mengajak permusuhan dengan lembaga profesi lain,” kata Sam Oen.
Sekadar diketahui, video pidato Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan Hasbullah viral dan menjadi perbincangan di media sosial. Dalam video, Hasbullah ucapkan ancaman mati terhadap wartawan dan LSM. *(Kin).