Sejarah 2 Makam di Desa Sambong Ngasem Bojonegoro Mbah Galung dan Mbah Sumerto Yang Masih di Lestarikan.

Bojonegoro, tribuntipikor.com

Tidak seperti Desa lainnya, Desa Sambong, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, cerita rakyat dalam sejarahnya yang berbeda dengan Desa lainnya.

Bojonegoro, Tribuntipikor.com. Dari 2 tokoh leluhur, cerita kisah sejarah Mbah Galung dan Mbah Sumerto, Mbah Galung merupakan salah satu kisah cerita sejarah yang paleng sering di kisahkan oleh masyarakat Desa Sambong. Minggu. 26-09-2021. Pukul 13.30 Wib.

Tampak, di sekitar lokasi makam mbah Galung yang bangunannya berbentuk Cungkup itu ternyata tidak terlihat ada makam yang lain atau batu Nisan lain, di situ yang ada hanya batu nisan Makam mbah Galung. Dan sebagai penghormatan kepada leluhur, masyarakat Desa Sambong kecamatan Ngasem, masih melestarikan makam Mbah Galung ini hingga sekarang. Bahkan di setiap tahunnya, sebagian besar masyarakat Desa juga mengadakan sedekah bumi di makam Mbah galung ini, namun karena 2 tahun ini kondisi pandemi Covid -19, kegiatan sedekah bumi pun sementara di tiadakan.

Menurut cerita sejarah, konon katanya mbah Galung di kenal sebagai orang yang sakti mandraguna, papak palune pande (red) tidak mempan dengan senjata apapun dan kemudian setelah meninggal, makam mbah Galung ini sejarah ceritanya di keramatkan atau punya keanehan dalam keistimewaan tersendiri, sebab di lokasi sekitar makamnya tidak bisa di tempati oleh makan atau jenasah lain atau lebih jelasnya makam mbah Galung tidak mau dan atau tidak bisa di baurkan dengan makam yang lain.

Olehnya, konon katanya, jika ada warga Desa yang meninggal dunia kemudian dikubur di samping atau di sekitar makam mbah Galung, maka mayat jenazah itu keesokan hari di hari berikutnya akan di temukan sudah berada di atas tanah lagi, hal itu terjadi berulang-ulang kali, di kejadian setelah warga mencoba menguburkan jenazah di samping makam Mbah Galung, itu kembali mayat jenasahnya keluar berada di atas tanah kembali.

“Agar mayat jenazah warga itu tidak muncul kembali, lalu mayat jenazah itu di kubur atau di makamkan lebih jauh dari makam mbah Galung”. Jelas Wijiyanto selaku Kades Sambong.

Dan ternyata setelah di jauhkan, mayat jenazah warga itu akhirnya tidak muncul di atas tanah lagi. Imbuhnya sambil mengingat-ingat cerita sejarah yang di percayai oleh sebagian besar warganya dan dari cerita orang tuanya yang di dapat semasa kecil hingga saat ini.

Masih menurut Kades Wijiyanto, ada cerita lain dari masyarakat Desa Sambong, yakni pada saat zaman penjajahan belanda, di karenakan Desanya ada makam mbah Galung konon katanya, tidak ada satupun pesawat terbang yang berani terbang di atas wilayah Desanya, olehnya bila masih nekat maka pesawat tersebut akan rusak dan jatuh.

“Menurut cerita sejarah masyarakat begitu mas, dan sebagai rasa penghormatan hingga kini warga masih merawat makam ini dengan baik, dan di hari-hari tertentu, semisal waktu hari malam jum’at pahing, banyak sejumlah warga setempat bahkan orang dari luar Desa meski jumlahnya tidak banyak masih ada yang datang ke makam Mbah Galung ini, untuk berzhiaroh dan tahlillan,”ungkapnya.

Di akhir kisah cerita sejarah makam Mbah Galuh Wijayanto menambahkan, meskipun cerita sejarah yang di dengarnya sepotong-potong, kurang lengkap dan bukti, namun hal itu tidak mengurangi rasa hormatnya kepada para tokoh sesepuh dan leluhurnya, karena itu adalah bagian dari kebudayaan leluhur yang perlu serta harus di lestarikan dan di rawat dengan sebaik-baiknya. Slk.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *