Kenali Ciri-ciri Oknum Bertopeng Wartawan, Marak Berkeliaran

Bantaeng, tribuntipikor.com

Kriteria oknum wartawan memakai Topeng dengan kata lain Wartawan Amplop biasa lebih dikenal wartawan Bodrex yang bernaung di media dengan bekal kartu pers dan surat tugas.

Bagi pejabat, bos, Guru, atau Kepala sekolah atau panitia kegiatan atau instansi maupun perusahaan lainnya dan lain-lainnya, yang sering pusing menghadapi wartawan Bodrex tips berikut bisa dicoba dibawa ini:

Kenalilah ciri-cirinya, perhatikan cara menyampaikan maksud serta etika dan cara melakukan wawancara. Wartawan yang sebenarnya akan bisa melakukan wawancara dengan baik dan pastinya berkompeten. Sebaliknya, bertopeng wartawan atau wartawan nakal atau lebih dikenal wartawan bodrex pada umumnya akan langsung pada pokok masalah. Misalnya dengan pernyataan ada kasus korupsi, mencari kesalahan proyek atau penyimpangan di lembaga Anda dan wawancara dengan pertanyaan mengada-ngada dan mengintervensi.

Jika ada gelagat tidak baik, misalnya, si wartawan akan melakukan pemerasan, janganlah kalah gertak. Bersikaplah tenang.

Jangan lupa siapkan rekaman (semisal dengan ponsel atau gadget yang bisa Anda masukkan ke kantong celana). Rekaman ini akan bermanfaat jika mereka menggertak, mengancam, dan memeras. Akan lebih baik jika ruangan Anda ada CCTV sehingga setiap pembicaraan Anda dengan wartawan itu bisa terekam dengan baik.

Jika perusahaan atau bos Anda menyediakan amplop dan sepertinya memang sudah jadi tradisi di lembaga Anda, maka jika menggelar konferensi pers atau seminar undanglah wartawan dari media yang jelas. Artinya, media itu memang benar-benar ada bukti produknya, bisa diverifikasi, terverifikasi dan rutin terbit serta diakui wartawannya di media dan diakui di Organisasi Pers yang Sah dan Diakui Dewan Pers sudah kompeten. Jika ada kelompok wartawan menyodorkan daftar nama untuk diberi amplop, coba dicek apakah nama di daftar itu termasuk wartawan dari media yang Anda undang. Kalau bukan, Anda bisa menolak kehadirannya.

Perlu diingat: wartawan yang sebenarnya tidak mencari uang amplop ketika melakukan wawancara atau menghadiri konferensi pers atau acara lainnya. Wartawan masih diperbolehkan menerima uang dari panitia acara jika mereka menjadi peserta workshop atau seminar yang menempatkan para wartawan sebagai peserta. Namun, ada juga media yang tetap melarang semua jenis pemberian dari narasumber/panitia acara.

Tidak ada salahnya Anda membekali diri dengan pengetahuan tentang dunia pers, UU Pers, dan organisasi profesi wartawan. Wartawan yang menjalankan tugas profesinya dengan benar adalah wartawan yang bekerja untuk kepentingan publik, bukan untuk kepentingan diri sendiri, apalagi untuk sekadar cari uang receh. Karena bekerja untuk publik itulah maka wartawan diberi “keistimewaaan” yang diatur UU Pers dan aturan lain oleh Dewan Pers.( Tim/ UH )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *