Kab.Bandung , Tribun Tipikor.com
Untuk mendapat solusi terbaik DPRD Kabupaten Bandung memfasilitasi audensi masyarakat yang tergabung di kelompok tani Rahayu, PDAM dan pihak terkait polemik pelaksanaan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bandung Wilayah Timur.
Pertemuan tersebut juga dihadiri jajaran direksi Perumda Tirta Raharja, PT Moya, PT ABT, OPD Pemkab Bandung serta pihak-pihak terkait lainnya. Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Renie Rahayu Fauzi, menjelaskan bahwa audiensi kali ini merupakan tindak lanjut dari rapat sebelumnya yang sudah digelar pada Jumat pekan lalu.
Menurutnya, ada tiga poin utama yang menjadi perhatian Paguyuban Rahayu dalam pertemuan tersebut, yakni perizinan, sosialisasi kepada masyarakat, dan solusi jangka panjang.
“Paguyuban Rahayu dari awal menyatakan bahwa mereka tidak menolak adanya program SPAM PDAM ini. Yang mereka khawatirkan adalah penyedotan air dari hulu Sungai Citarum bisa mengurangi ketersediaan air untuk petani. Selain itu, ada catatan soal sosialisasi yang dianggap belum merata serta persoalan perizinan,” kata Renie kepada wartawan usai menggelar audensi, Rabu 10 September 2025.
Renie menegaskan, berdasarkan hasil rapat sebelumnya, izin pelaksanaan proyek SPAM telah terpenuhi.
Oleh karena itu, kegiatan proyek tidak dapat dihentikan. Namun, DPRD meminta agar sosialisasi dilakukan secara lebih merata dan solusi jangka panjang segera disiapkan agar para petani tidak terdampak penurunan debit air.
“Jangan sampai ketika SPAM ini berjalan, debit air berkurang dan masyarakat khususnya petani yang kena imbasnya. Perizinannya sudah ada, berarti tidak ada penghentian. Tinggal sosialisasi dan solusi yang harus dilaksanakan,” jelasnya
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Perumda Tirta Raharja, A. Teddy Setiabudi, menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
“Kami berkomitmen melaksanakan semua aspirasi masyarakat petani yang berada di wilayah Bandung Timur, khususnya yang terdampak langsung proyek SPAM Perumda Tirta Raharja,” katanya.
Audiensi tersebut, diharapkan menjadi jalan tengah antara kebutuhan penyediaan air minum di Bandung Timur dengan kepentingan masyarakat, terutama para petani yang menggantungkan hidup pada ketersediaan air Sungai Citarum.
“Sesuai aspirasi yang disampaikan masyarakat, kami akan melakukan sosialisasi program SPAM itu dan menciptakan solusi yang terbaik dan berpihak kepada masyarakat,” pungkasnya. ( Bah Yosep )