Kuningan|Tribun TIPIKOR.com
Penyelenggaraan Tour de Linggarjati (TdL) 2025 yang berlangsung di Kabupaten Kuningan pada Sabtu (13/9/2025) menuai sorotan publik. Bukannya menjadi kebanggaan, ajang tahunan ini justru dikritik karena dinilai digelar di waktu yang tidak tepat serta merugikan pedagang kecil.
Ketua Gibas Resort Kuningan, Manap Suharnap, menegaskan bahwa panitia dan pemerintah daerah kurang bijak dalam menentukan waktu pelaksanaan.
Kondisi Kuningan sedang tidak baik-baik saja. Gelaran ini tetap dilaksanakan meski ada himbauan dari Mendagri. Sampai saat ini saya belum menemukan alasan kuat atas keputusan tersebut.ungkapnya.
Ia juga menyoroti dampak hilangnya agenda Car Free Day (CFD) di Jalan Siliwangi, Puspa, dan Taman Kota yang membuat para pedagang kaki lima (PKL) kehilangan penghasilan. Menurutnya, kebijakan ini menunjukkan kurangnya empati terhadap rakyat kecil yang menggantungkan hidup dari aktivitas mingguan tersebut.
Pemerhati kebijakan publik sekaligus aktivis Kuningan, U. Kastaman, S.Sos, turut menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai pelaksanaan TdL tidak sensitif, mengingat waktunya berdekatan dengan Tragedi Demokrasi 28 Agustus 2025 yang menelan korban jiwa.
Rasa duka masyarakat masih mendalam. Penyelenggaraan ini seolah mengabaikan aspek kemanusiaan dan berpotensi memicu kritik karena dianggap tidak empati.ujarnya.
Kastaman menambahkan, kehadiran ribuan massa dalam acara tersebut berpotensi menimbulkan gesekan sosial di tengah suasana batin masyarakat yang belum pulih.
Demi kondusivitas daerah, seharusnya pemerintah lebih bijak dalam menunda atau mengatur agenda. Keputusan ini sangat disayangkan.tegasnya.
( andri hdw )