Garut : Tribuntipikor.com
“Sungguh memprihatinkan ketika salah satu Pemerintah Desa (Pemdes) Karang Agung, kecamatan Singajaya kabupaten Garut, menghadapi Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia dengan bendera yang lusuh dan robek. Kondisi ini seakan menunjukkan ketidakpedulian terhadap jasa pahlawan bangsa. Kamis (14/8/2025).
“Pemasang bendera merah putih robek dinilai tidak menghargai jasa pahlawan bangsa, Pemdes Karang Agung, diharapkan lebih memperhatikan detail dalam memperingati hari kemerdekaan.
Dalam memperingati HUT RI, penting untuk menunjukkan rasa hormat dan kebanggaan terhadap jasa pahlawan bangsa. Salah satu caranya adalah dengan mengibarkan bendera merah putih yang utuh dan terawat.
“Masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, merasa prihatin melihat kantor desa memasang bendera lusuh dan robek dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Kondisi bendera yang tidak terawat ini dapat dianggap sebagai kurangnya perhatian terhadap simbol kebanggaan dan nasionalisme bangsa.”ujarnya.
“Bendera merah putih merupakan simbol kebanggaan dan nasionalisme bangsa Indonesia.
Memasang bendera yang utuh dan terawat menunjukkan rasa hormat terhadap jasa pahlawan bangsa, saya mengingatkan pihak desa untuk memperbaiki atau mengganti bendera yang lusuh dan robek. Pemerintah desa dapat meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap pentingnya memasang bendera yang utuh dan terawat dalam memperingati hari kemerdekaan.”ungkapnya.
“Camat Singajaya, Budiman Rahayu AP, sebaiknya segera menghubungi Kepala Desa Karangagung H. Encep Lili Saptari, S.IP, untuk meminta penggantian bendera merah putih yang lusuh dan robek dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Ini untuk menunjukkan rasa hormat dan kebanggaan terhadap jasa pahlawan bangsa.
“Tunjukkan rasa hormat dan kebanggaan terhadap jasa pahlawan bangsa dengan memasang bendera yang utuh dan terawat. Dengan langkah ini, Desa Karang Agung dapat memperingati HUT RI dengan khidmat dan menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi.” Tutup warga Karang Agung. (Dadang Mondi).
