Haryono: Bersaing itu sah, tapi tetap dengan cara-cara yang elegan dan terhormat.
Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com //
Jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Suhu politik internal Partai Golkar Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, kali ini tampaknya mulai kian memanas. Aroma tak sedap saling sandera di antara para kader mulai terasa melalui manuver politik, bahkan ada polemik lobi-lobi di balik layar, hingga perang opini di media sosial.
Ada sebuah media online secara terbuka menyebut adanya praktik “saling sandera” dengan mengaitkan dukungan politik terhadap posisi-posisi strategis di partai maupun di luar partai.
Dinamika ini menuai sorotan publik dan memunculkan kekhawatiran akan merusak citra partai berlambang pohon beringin itu sendiri di mata masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, salah satu pengurus DPD Golkar Bojonegoro, Haryono, angkat bicara. Ia menilai narasi saling sandera yang digaungkan segelintir pihak justru mencederai marwah partai yang sudah matang dan mapan.
“Itu narasi kampungan.! Golkar ini partai besar, kadernya sudah banyak makan asam garam politik. Jangan buat publik kehilangan hormat hanya karena ulah segelintir orang yang berpikir pendek,” tegas Haryono saat ditemui di lokasi KKN sebuah kampus terkemuka Bojonegoro, Kamis (17/7/2025).
Haryono mengingatkan, Musda semestinya menjadi ajang konsolidasi, adu visi-misi, serta penguatan solidaritas kader, bukan arena saling jegal.
“Jangan bawa mentalitas pasar ke forum resmi partai. Bersaing itu sah, tapi tetap dengan cara-cara yang elegan dan terhormat,” imbuhnya.
Ia pun mengajak seluruh kader untuk kembali pada marwah semangat kebersamaan demi membesarkan partai. “Golkar ini bukan milik satu-dua orang, tapi rumah besar kita semua. Jangan rusak rumah kita sendiri hanya karena ambisi pribadi,” pungkasnya.
Kabar diluaran, Musda Golkar Bojonegoro dijadwalkan akan digelar dalam waktu dekat. Beberapa nama mulai santer disebut sebagai kandidat kuat untuk menduduki kursi ketua DPD Golkar Kabupaten Bojonegoro. Salah satunya adalah Ahmad Supriyanto yang saat ini menjabat Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro.
Kader lain yang juga disinyalir ikut dalam perebutan Ketua DPD Golkar sepeninggal Mitro’atin adalah Sigit Kushariyanto, Sigit Politisi gaek yang sudah malang melintang dan menempati posisi strategis dalam DPD Golkar Bojonegoro.
Tampaknya, situasi ini sekaligus akan menjadi ujian kedewasaan berpolitik bagi kader-kader beringin di tingkat daerah khususnya Kabupaten Bojonegoro.
Mampukah mereka menjadikan Musda sebagai momentum mempersatukan energi politik, atau justru terjebak dalam pertikaian internal.? Waktu yang akan menjawab. (King)
Editorial: Solikin Korwil Jatim