Kabupaten Bekasi ,pebayuran–tribun tipikor.com
Kepedulian tak mengenal pangkat maupun jabatan. Itulah yang ditunjukkan Kapolsek Pebayuran, AKP Iing Suhaeri, S.H., saat menyambangi rumah Yanti (32), warga Kampung Pintu RT 05 RW 04, Desa Bantarjaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, yang tengah bertarung melawan penyakit tumor payudara dalam kondisi fisik dan ekonomi yang sangat memprihatinkan.
Dengan penuh empati, Kapolsek bersama jajaran anggotanya datang membawa bantuan kemanusiaan berupa paket sembako dan uang tunai. Bantuan itu ditujukan untuk mencukupi kebutuhan harian Yanti, seperti obat-obatan dan perlengkapan medis dasar. Namun lebih dari itu, kunjungan ini adalah bentuk nyata kehadiran dan kepedulian aparat negara terhadap warganya yang tengah berada dalam titik terendah kehidupan.
“Kami hadir di sini bukan hanya untuk menyerahkan bantuan, tapi juga untuk menyampaikan bahwa Yanti tidak sendiri. Ada kami, ada masyarakat, dan ada banyak hati yang tergerak untuk membantunya. Mari kita bangun solidaritas kemanusiaan,” ujar AKP Iing Suhaeri dengan tulus.
Yanti, yang hanya bisa terbaring di atas tempat tidur, menyambut kehadiran rombongan kepolisian dengan tatapan sayu namun penuh harap. Sementara sang ibu, Engkar, tak mampu menyembunyikan rasa haru dan rasa syukurnya atas perhatian luar biasa yang diberikan.
“Saya benar-benar terharu. Tidak menyangka Bapak Kapolsek dan para polisi datang langsung ke rumah kami. Bantuan ini sangat berarti, terutama untuk pengobatan dan kebutuhan harian Yanti. Terima kasih dari lubuk hati saya yang paling dalam,” ungkap Engkar sambil menahan air mata.
Kondisi Yanti adalah potret nyata betapa banyak warga yang diam-diam berjuang dalam kesunyian, menahan sakit di tengah himpitan ekonomi. Di sinilah peran sosial Polri menjadi sangat penting: hadir, peduli, dan menguatkan.
Apa yang dilakukan Polsek Pebayuran membuktikan bahwa Polri bukan hanya pengawal keamanan, tapi juga mitra kemanusiaan yang hadir di tengah masyarakat bukan sekadar menegakkan hukum, melainkan merawat harapan.
Langkah ini diharapkan bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berbagi dan bergerak bersama, karena di setiap tetes empati, tersimpan kekuatan besar yang mampu menyembuhkan luka dan membangkitkan semangat hidup.
(Awaludin Budiono)