Working Class Festival 2025: “Dunia yang Adil Kita Bangun Sama-Sama”

Bekasi, Tribun Tipikor

30 Mei 2025 — Working Class Festival 2025 yang diselenggarakan pada hari Sabtu,
31 Mei 2025 di Gedung 45 Juang, Bekasi resmi digelar sebagai ruang kolektif bagi pekerja,
petani, nelayan, seniman, aktivis, dan masyarakat luas untuk bersatu dalam perayaan dan
perjuangan kelas. Festival ini sudah berjalan 3 tahun dan bukan sekadar seremonial tahunan,
melainkan bagian agenda dari gerakan sosial yang memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan
demokrasi ekonomi di Indonesia.
Festival ini lahir dari semangat solidaritas lintas sektor dan generasi—didorong oleh
kebutuhan mendesak untuk membangun kesadaran kelas yang menyatukan berbagai
kelompok tertindas: buruh, petani, masyarakat miskin kota dan desa, penyandang disabilitas,
perempuan pekerja, hingga kaum muda. Kami meyakini bahwa keadilan tidak dapat terwujud
tanpa keterlibatan aktif seluruh elemen rakyat.
Menurut Ketua Panitia, Aldi,nWorking Clas Festival diselenggarakan sebagai media
berkarya, berekspresi dan menyuarakan kepedulian terhadap situasi serta kondisi yang
dialami kelas pekerja.
“Festival ini kita selenggarakan karena kita tahu: sistem yang ada hari ini tidak dibangun
untuk kita. Ia dibangun untuk akumulasi, bukan untuk kesejahteraan. Ia dirancang untuk
memfasilitasi segelintir elite politik dan ekonomi, bukan untuk rakyat kebanyakan. Para
pekerja muda tak lagi punya harapan atas pekerjaan layak. Upah minimum tidak cukup untuk
hidup bermartabat. Status kontrak dan outsourcing jadi norma. Sementara itu, harga
kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dan perumahan terus naik—semua dijadikan barang
dagangan”, terang Aldi.
Melalui rangkaian acara seperti WorkerTalks, musik kelas pekerja, teater, live painting,
pemutaran film, dan aksi budaya lainnya, festival ini menjadi panggung bagi suara-suara
yang selama ini dibungkam dan narasi-narasi alternatif dari bawah. Kegiatan ini adalah
bentuk nyata dari demokrasi rakyat—yang hidup, berpijak pada pengalaman sehari-hari
rakyat kecil, dan menantang dominasi oligarki serta ketimpangan struktural yang menindas.
Festival ini juga menjadi momen penting untuk menegaskan tuntutan bersama kami:
 Berikan Jaminan Pekerjaan dan Hapus Outsourcing
 Revisi UU Pemilu dengan menghapus ambang batas elektoral dan presidential
threshold demi membuka jalan bagi partisipasi rakyat dalam politik
 Sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga
Jl. Tebet Timur Dalam VIII No.46, RT.7/RW.9, Tebet Tim., Kec. Tebet, Kota Jakarta
Selatan, Daerah KhususIbukota Jakarta 12820
Sahkan RUU Perampasan Aset
 Wujudkan Perppres Reforma Agraria Perkotaan
 Pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan kendali produksi di tangan
rakyat, bukan segelintir elite
Kami percaya bahwa perubahan sistemik hanya dapat dicapai melalui perjuangan kolektif.
Karena itu, festival ini adalah ruang bertemu dan belajar bersama—antara organisasi rakyat,
serikat pekerja, seniman progresif, akademisi kritis, jurnalis independen, dan masyarakat
umum yang peduli.
“Festival ini bukan milik satu organisasi. Ia adalah hasil kerja kolektif—pekerja, petani,
nelayan, perempuan, difabel, seniman, aktivis, dan semua yang percaya bahwa dunia yang
adil bukan utopia, tapi tugas sejarah. Maka mari kita rayakan hari ini dengan penuh
kesadaran. Kita nyanyikan lagu-lagu perlawanan. Kita bacakan puisi yang menyuarakan luka
dan harapan. Kita diskusikan strategi. Kita perkuat jaringan. Kita peluk solidaritas. Kita
siapkan diri untuk jalan panjang menuju demokrasi ekonomi”, tambah Aldi.
Terakhir, Aldi mengajak dan mengundang seluruh elemen masyarakat untuk hadir, terlibat,
dan turut membangun kekuatan rakyat. Sebab dunia yang adil tidak akan hadir dengan
sendirinya—ia harus dibangun bersama.
Hormat kami,
Panitia WCF (Working Class Festival)
Festival KelasPekerja 2025
RivaldiHaryo Seno
KetuaPelaksana
088975067428

Pos terkait