Garut,https//tribuntipikor.com – “
Sebuah transformasi luar biasa terjadi di Lapangan Kecamatan Cilawu selama empat hari empat malam. Forum Silaturahmi Seniman Cilawu (FSSC) menghadirkan perhelatan spektakuler bertajuk Silaturahmi Akbar Seniman Cilawu, sebuah kegiatan yang tak hanya menjadi panggung seni, tetapi juga wadah kolaborasi budaya dan pemberdayaan ekonomi rakyat.
Dipimpin oleh H. Otang Rustandi, tokoh yang dikenal konsisten dalam membina ekosistem seni dan budaya di wilayah Garut Timur, kegiatan ini menjadi titik temu berbagai elemen seniman lintas genre, generasi, dan komunitas.
Bukan hanya ajang unjuk bakat, acara ini menjelma sebagai momentum konsolidasi sosial berbasis seni dan budaya yang mempertemukan seni buhun, seni modern, hingga aliran musik underground dalam satu bingkai harmoni.
Seni Bertemu dengan Tradisi dan Inovasi
Pagelaran ini menyuguhkan pertunjukan yang memikat hati. Seni buhun sebagai warisan budaya leluhur, tampil bersanding dengan performa modern seperti tari kreasi, seni pertunjukan teater, hingga musik underground yang biasanya sulit mendapat tempat di panggung arus utama. Ini menunjukkan bahwa Cilawu bukan hanya terbuka, tetapi juga siap menjadi rumah besar bagi semua ekspresi budaya.
“Ini bukan sekadar pertunjukan. Ini adalah bentuk perlawanan terhadap sekat-sekat yang selama ini membatasi ruang ekspresi para seniman. Cilawu harus menjadi contoh bahwa seni bisa menyatukan, bukan memisahkan,” ungkap Haji Otang Rustandi dalam sambutannya.
Dangdut Tetap di Hati Rakyat
Sebanyak 24 penyanyi lokal turut meramaikan suasana lewat lagu-lagu dangdut yang familiar di telinga masyarakat. Irama yang menggoda dan lantunan yang penuh semangat menjadi hiburan tersendiri, sekaligus menjadi bukti bahwa seni hiburan rakyat tetap memiliki tempat istimewa di hati warga.
Di saat yang sama, atraksi dari berbagai paguron pencak silat menampilkan kekuatan tradisi Sunda yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam gerakan silat yang penuh makna, terselip pesan tentang disiplin, hormat, dan pelestarian budaya.
Sinergi Lintas Stakeholder
Acara besar ini tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor. Ketua Penyelenggara, Pak Ugung Rustiadi, bersama jajaran panitia berhasil menggandeng berbagai pihak mulai dari Camat Cilawu Bapak Anas, unsur Forkopimcam, Polsek, Danramil, RT/RW, hingga tokoh masyarakat dan pelaku seni.
Sementara dengan adanya kehadiran perwakilan Dewan Kesenian Garut (DKG), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, serta tamu-tamu kehormatan dari pemerintah kabupaten menjadi bukti bahwa kegiatan ini diakui sebagai salah satu tonggak penting dalam pengembangan seni daerah.
“Kegiatan ini adalah bentuk nyata sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku seni. Ini adalah contoh ideal bagaimana sebuah wilayah bisa bangkit lewat kekuatan budayanya,” ujar salah satu pejabat dari Disparbud Garut.
Pemberdayaan UMKM dan Ekonomi Kreatif
Lebih dari sekadar panggung pertunjukan, Silaturahmi Akbar ini juga dirancang sebagai ruang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bazar rakyat yang digelar bersamaan dengan pentas seni menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung. Puluhan stand kuliner, kerajinan tangan, dan produk lokal tampil sebagai etalase potensi ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar budaya.
UMKM dari berbagai desa di Kecamatan Cilawu dilibatkan secara aktif. Mereka menjajakan aneka makanan khas, produk kerajinan bambu, batik lokal, hingga hasil pertanian yang dikemas secara menarik.
Di sisi lain, ini memberi ruang aktualisasi bagi para pelaku ekonomi kecil untuk berkembang sekaligus memperkenalkan kekayaan lokal pada pengunjung yang hadir dari luar wilayah.
Langkah Menuju Kemandirian Sosial dan Budaya
Silaturahmi Akbar Seniman Cilawu tahun ini bukan sekadar ajang hura-hura atau seremoni tahunan belaka. Lebih dari itu, ini adalah panggung kesadaran kolektif bahwa seni dan budaya bukan hanya alat ekspresi, tetapi juga instrumen pembangunan sosial dan ekonomi.
Cilawu menunjuk