Dumai, tribuntpikor com.
Selaku seorang tenaga didik apalagi memiliki suatu kedudukan atau jabatan sudah tentunya memiliki jiwa pemimpin, apalagi ranah yang di geluti setiap hari sebagai seorang guru.
Sudah tentu profesi sebagai seorang guru sudah pasti tempatnya atau gudangnya ilmu.
Kita bisa pintar karena guru, kita belajar sopan, akhlak, santun, dari bangku sekolah yang diajarkan oleh guru, kita bisa memahami , menjaga , dan menenggang rasa atau bertoleransi, koordinasi itu semua mendapat pendidikan dan pelajaran juga dari guru, yang mana kita diajarkan pada ilmu mengenai pendidikan moral Pancasila agar kita sebagai anak bangsa mempunyai akidah dan akhlak yang baik.
Begitu juga halnya dalam menerima tamu, kemitraan,kerja sama dan sebagainya kita harus bahkan wajib menjunjung tinggi yang namanya etika, adab atau attitude.
Namun lain halnya dengan salah satu kepala sekolah yang sedang menjabat sebagai kepala sekolah SMPN 2 Dumai, padahal kepala sekolah ini terkenal baik, namun tak di nyana tiba tiba bisa berubah menjadi seorang guru yang tak memiliki atau menjaga adab dalam berkomunikasi.
Selain sebagai jembatan informasi , media harus turut menjaga atau sosial kontrol dalam segi apapun yang bentuknya seperti mengawasi, memonitor, menjaga, baik untuk umum maupun individu dalam setiap melakukan atau mengambil kebijakan yang dimana dalam sesuatu giat, pelaksanaan, pekerjaan itu menyalahi aturan
Seperti baru baru ini terjadi kepada beberapa awak media yang terjadi pemblokiran massal yang dilakukan oleh kepsek SMPN 2, padahal awalnya bagus dalam berkomunikasi kepala sekolah SMPN 2 dan awak media baik dan respon. Namun terakhir dalam Minggu terakhir bulan februari tanpa disadari para awak media yang sudah sempat komunikasi, ingin menanyakan sesuatu agenda yang ada dilaksanakan di sekolah tersebut ternyata para awak media nomornya sudah di blokir dengan kepsek SMP N 2 tanpa sebab dan alasan.
Wartawan baru-baru ini mengunjungi SMP Negeri 2 Kota Dumai dalam giat liputan kegiatan sekolah, namun saat awak media ingin meminta tanggapan kepada Kepala Sekolah SMP tersebut melalui via whatsapp ternyata seluruh nomor wartawan diduga telah di blokir oleh Kepala Sekolah tersebut.
Saat berjumpa di acara kegiatan sekolah awak media mempertanyakan ada apa dan kenapa nomor whatsapp awak media yang hadir tidak bisa menghubungi nomor Kepala Sekolah dan Kepsek menjawab seperti tidak ada masalah “HP Saya Rusak” namun saat dihubungi dengan nomor baru nomor kepsek tersebut aktif tapi hanya beberapa menit saja dan di blokir kembali.
Bahkan sempat para awak media ketika liputan siang tadi Senin 24/02/25 di sekolah tersebut , merasa kurang puas atas jawaban kepala sekolah yang tak masuk akal, terkait apa yang terjadi kepada para awak media yang kontaknya di blokir massal oleh sang kepsek menyampaikan kepada Kadisdik kota Dumai.
Menurut Kadiskdik Kota Dumai Yusmanidar Saat di konfirmasi awak media menjelaskan ” kepsek SMP N 2 ini sempat juga mengeluh juga dengan alasan banyak media yang coba menghubungi dan komunikasi kepadanya, media tersebut dari pekan baru terang Kadiskdik, sehingga kepsek merasa terganggu ujarnya.
sebuah alasan yang tak logika, malah dengan keterangan Kadisdik ini, semakin membuat tanda tanya besar, kenapa sehingga sampai awak media yang dari pekan baru pun ikut menghubungi kepala sekolah tersebut.
Dan kenapa awak media Pekan Baru yang jadi alasan selalu me what app (WA) sementara yang di blokir kontak para awak media yang di Dumai.
Kejadian seperti ini kalau mengikuti alur ceritanya Seolah kepala sekolah SMPN 2 Dumai tidak suka dengan kehadirannya para awak media alias alergi dengan wartawan, kenapa dan ada apa itulah saat ini yang menjadi tanda tanya bersarang di kepala para awak media ,sepertinya kepsek benci kepada para awak media yang beliau blokirin semua kontaknya.
Apakah hal ini harus kita pertanyakan ke Kanwil Disdik Provinsi ? jika disana jawabannya maka para awak media akan meneruskan ini Sampai Mendapat Tanggapan yang jelas/yang sebenarnya❓
Editor :A Hamzah S,cfle
(Kaperwil Riau)