Opini:Jurnalis dan Netizen

Sementara, wartawan atau jurnalis yang kurang benar akan mencari cara negosiasi kepada oknum atau pimpinan tersebut.

Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com

Saat ini diakui atau tidak, pergulatan tentang penyebaran informasi publik antara Jurnalis dan Netizen kepada khalayak warga masyarakat banyak didominasi oleh Netizen, walaupun keduanya mempunyai kekuatan UU penyebaran informasi publik, namun demikian perbedaan mutlak tersebut secara logika penyebaran informasi publik oleh Jurnalis dan Netizen sangatlah mempunyai perbedaan mutlak.

Menurut UU, jurnalis mengacu pada UU pers no 40 tahun 1999, sementara disisi lain Netizen sebatas mengacu pada UU ITE. Disinilah letak perbedaan yang sangat perlu dipahami oleh khususnya rekan-rekan Jurnalis.

Dapat kita ambil sampel dengan Asumsi: Satu jurnalis dan satu neziten, sama-sama melihat adegan dan mendapat rekaman langsung tentang (misalnya) seorang polisi yang menganiaya PKL. Kejadian pukul 10.00 Wib.

@. Jurnalis dalam menjalankan tugas liputannya, akan membutuhkan waktu 1 hingga 2 jam untuk mempublikasikan sebagai berita. 1 hingga 2 jam itu digunakan untuk wartawan dan/atau jurnalis yang benar dirinya akan mencari atau konfirmasi kepada pejabat atau pimpinan si oknum polisi tersebut.

Berlanjut, di Pukul 12.00, pemberitaan di tayangkan di perusahaan media, dan kemudian dishare ke 100 teman atau dipasang di status WA, tentu dibaca oleh yang dikenal oleh jurnalis tersebut. Pembacanya adalah teman si jurnalis yaitu rekan polisi dan rekan wartawan lain.

Dalam hal ini, bisa dipastikan untuk rekan polisi yang membaca share link/status WA itu tidak akan menyebarkan lagi link tersebut dengan alasan korsa. Sementara disisi lain, rekan wartawan yang membaca share link atau status WA itu juga tidak membantu ikut serta menyebarkan, akan tetapi malah menayangkan ulang berita tersebut di medianya sendiri.

Nah.! Pertanyaannya; kira-kira, seberapa banyak informasi publik yang akan membaca berita tersebut dan membagikan ulang (bukan menulis ulang) link berita awal… (banyak atau sedikit). Silahkan ke pribadi masing-masing.

@. Netizen dalam menjalankan tugas liputannya dari mulai Pukul 10.00 Wib koma detik sudah langsung bisa meng-upload video itu dengan sumber narasi seperlunya di akun media sosial. Tanpa melakukan apa-apa, dan lebih konyolnya lagi, video tersebut bahkan akan ditonton oleh 100 follower bisa lebih, (tidak harus kenal dengan person netizen yang meng-upload), dan masih berpeluang dibagi ulang hingga beranak pinak share video tersebut.

Okelah, sampai disini pertanyaannya kira-kira, seberapa banyak yang akan melihat unggahan tersebut dan membagikan ulang video unggahan awal oleh Netizen. (banyak atau sedikit).

Olehnya, sesungguhnya sangat berat menjalankan profesi kejurnalistikan atau wartawan, penuh tantangan, cemoohan, belum lagi nantinya ada pembulian oleh konon istilah wartawan Bodrexlah, oknum APHlah dan masih banyak lagi, yang indikasinya sebuah kepentingan. (King)

Editorial: Korwil Jatim

Pos terkait