Sumbawa Besar NTB
Tribuntipikor.com – Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana, masyarakat Labuhan Aji di Pulau Moyo terus berjuang untuk mendapatkan perhatian atas kebutuhan vital mereka: ambulans laut. Permintaan ini bukan sekadar keinginan, tetapi kebutuhan mendesak yang menjadi salah satu kunci keselamatan dan kesejahteraan warga di daerah terpencil.
Hingga saat ini, masyarakat Labuhan Aji menghadapi tantangan besar saat harus merujuk pasien sakit atau membawa jenazah antar pulau. Transportasi darurat menjadi momok tersendiri, terutama karena mahalnya biaya sewa kapal pribadi yang bisa mencapai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Di sisi lain, kondisi geografis Pulau Moyo yang jauh dari pusat layanan kesehatan membuat akses cepat ke rumah sakit menjadi sangat sulit.
Kepala Desa Labuhan Aji, Sofian, kepada awak media tribun Tipikor .Com 29/11/24 menggambarkan situasi ini dengan penuh keprihatinan. “Ketika warga kami sakit, apalagi dalam kondisi darurat, mereka harus bergulat dengan waktu dan biaya besar untuk bisa mendapatkan perawatan. Dalam beberapa kasus, waktu yang terbuang justru membuat nyawa tak tertolong,” ujar Sofian.
Sebagai upaya nyata, Sofian telah melayangkan surat permohonan kepada pemerintah daerah agar ambulans laut yang kini mangkrak di Pelabuhan Badas dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat Pulau Moyo. Ia berharap kapal tersebut bisa dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memastikan penggunaannya lebih efektif dan terjangkau bagi masyarakat.
Namun, hingga kini permohonan tersebut belum mendapat tanggapan serius. Kondisi ini membuat masyarakat semakin mendesak agar pemerintah, baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat, segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini.
Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Sumbawa dari daerah pemilihan pesisir juga harap mendukung aspirasi masyarakat. Mereka menilai bahwa pengadaan ambulans laut adalah langkah strategis yang dapat memberikan dampak positif besar bagi kehidupan masyarakat pesisir dan kepulauan.
Menurut mereka, jika anggaran APBD Kabupaten Sumbawa tidak mencukupi, pemerintah provinsi maupun pusat harus segera mengambil alih dengan memberikan dukungan dana, misalnya melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK). “Gubernur sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat harus aktif dalam memprioritaskan kebutuhan ini. Ini bukan hanya soal logistik, tetapi soal nyawa,” ujar salah satu politisi.
Persoalan ini menyoroti kesenjangan akses pelayanan kesehatan di daerah terpencil. Ambulans laut menjadi simbol penting dari kehadiran pemerintah di tengah masyarakat yang selama ini merasa terabaikan. Dengan adanya fasilitas ini, masyarakat Pulau Moyo tak perlu lagi merasa terisolasi dalam menghadapi situasi darurat.
Jika pengadaan ambulans laut dapat terealisasi, dampaknya akan sangat besar. Tak hanya mengurangi biaya yang harus ditanggung masyarakat, fasilitas ini juga akan memberikan rasa aman dan nyaman, khususnya dalam kondisi darurat. Selain itu, pengelolaan ambulans laut melalui BUMDes juga dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, sekaligus meningkatkan pendapatan desa.
Masyarakat Labuhan Aji menyerukan kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan nyata. Mereka berharap suara mereka tak hanya didengar, tetapi juga direspons dengan langkah-langkah konkret. Ini adalah kebutuhan yang menyangkut nyawa dan masa depan masyarakat.
“Ambulans laut bukan hanya alat transportasi, tetapi juga simbol harapan dan keadilan sosial bagi kami,”penuh harap. Dengan dukungan dan perhatian yang tepat, masyarakat Pulau Moyo yakin bahwa masa depan mereka bisa lebih baik.” Pungkas Fian .
( Irwanto )