Dalam misi Bojonegoro maju berkelanjutan Paslon yang punya slogan “Luwih Gemati” ini akan meningkatkan SDM yang unggul berkarakter dan berakhlak.
Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com
Calon Bupati Bojonegoro Teguh Haryono kunjungi pusat ledre di Desa Kuniran Kecamatan Purwosari Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Selasa (29/10/2024).
Dalam safari kunjungan, Teguh Haryono di dampingi Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Purwosari Suyadi, dan Ketua Tim Pemenangan, Pemenangan Kecamatan mas Nyoto.
Saat berkunjung ke salah satu UMKM pembuatan ledre, Teguh Haryono akan menyiapkan Program Bojonegoro Inovatif untuk membantu UMKM baik permodalan dan pemasarannya.
Hal ini sesuai Visi yang akan di wujudkan oleh Teguh dan Farida dalam lima tahun mendatang, dimana Paslon yang terkenal dekat dengan rakyat ini akan mewujudkan Bojonegoro sebagai pusat Agroindustri dan energi, menuju masyarakat yang kreatif produktif, inovatif dan energik.
“Saya akan perkuat perekonomian yang berdaya saing berbasis ekonomi hijau dan kerakyatan, dan ledre menjadi salah satu produk unggulan yang harus terus kita dorong untuk maju serta bisa menjadi icon Kabupaten Bojonegoro,” ujarnya.
“Perajin ledre harus kita bantu melalui permodalan dan juga pendampingan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas, agar ledre ini terkenal secara Nasional maupun internasional, dengan harapan pesanan akan semakin banyak secara langsung akan meningkatkan perekonomian perajin sendiri,” tambah Teguh Haryono.
Ledre adalah camilan tradisional khas Bojonegoro yang berbahan tepung beras dan pisang raja. Ledre sering dijadikan oleh-oleh dan ledre juga menjadi julukan Bojonegoro.
Sri Wardani produsen ledre dari Desa kuniran yang sejak 20 tahun membuat ledre menyampaikan, bahwa permasalahan yang dihadapi adalah modal dan pemasaran.
“Untuk saat ini yang menjadi kendala kita adalah modal dan pemasaran, ya saya berharap Pak Teguh nanti bisa bantu kami agar lebih maju lagi. Karena saat ini kita juga sudah punya PIRT dan sertifikasi halal,” harapnya.
Ledre telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asal Jawa Timur. Penetapan dilakukan Kemendikbudristek melalui Ditjen Kebudayaan tahun 2021. (King/tim)