Sumbawa Besar NTB, tribuntipikor.com
Sebanyak 6 orang Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam kelompok 30, gelombang 5 melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Istana Dalam Loka Sumbawa
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Istana Dalam Loka ini bertujuan untuk memperkenalkan pakaian adat dan sejarah kesultanan sumbawa.
Dicerita kan adik-adik mahasiswa bahwa bahwa Kerajaan Sumbawa adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kerajaan Sumbawa memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan kedatangan suku-suku Austronesia dan pengaruh Hindu-Buddha dari Jawa dan Bali. Masyarakat Sumbawa awalnya hidup dalam komunitas-komunitas kecil yang kemudian berkembang menjadi kerajaan. Kerajaan Sumbawa sendiri diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14 atau 15, namun pengaruhnya baru mulai terlihat jelas pada abad ke-16.
Pada abad ke-17, Islam mulai menyebar luas di Sumbawa, terutama melalui peran para pedagang dan ulama dari Makassar dan Gowa. Sultan Sumbawa kemudian memeluk Islam, yang menjadi agama resmi kerajaan dan budaya Islam mulai mempengaruhi kehidupan masyarakat Sumbawa. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, kerajaan-kerajaan di Indonesia, termasuk Sumbawa, bergabung dengan Republik Indonesia. Raja terakhir Sumbawa, Sultan Muhammad Kaharuddin III, memainkan peran penting dalam integrasi Sumbawa ke dalam negara Indonesia. Kerajaan Sumbawa secara resmi dibubarkan pada tahun 1958 ketika sistem kerajaan dihapuskan di Indonesia.
Meskipun Kerajaan Sumbawa telah lama dibubarkan, warisan budaya dan sejarahnya masih hidup dalam tradisi dan adat istiadat masyarakat Sumbawa. Istana Dalam Loka di Sumbawa Besar, yang merupakan salah satu peninggalan kerajaan, menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu kerajaan ini. Istana Dalam Loka adalah salah satu peninggalan paling penting dari Kerajaan Sumbawa. Dibangun pada tahun 1885 oleh Sultan Muhammad Jalaluddin III, istana ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal sultan beserta keluarganya. Nama “Dalam Loka” sendiri berarti “Istana Dunia”.
Istana Dalam Loka adalah bangunan kayu yang sangat besar, dibangun tanpa menggunakan paku, melainkan dengan teknik sambungan kayu. Istana ini berdiri di atas 99 tiang kayu jati besar, yang melambangkan 99 Asmaul Husna (nama-nama Allah dalam Islam). Bangunan ini memiliki panjang sekitar 60 meter dan lebar 30 meter, menjadikannya salah satu istana tradisional terbesar di Indonesia. Selama masa pemerintahan Kerajaan Sumbawa, Istana Dalam Loka berfungsi sebagai pusat kekuasaan, tempat pertemuan adat, dan pusat kebudayaan. Istana ini menjadi simbol kejayaan dan kekuatan kerajaan, serta pusat penyebaran Islam di Pulau Sumbawa. Istana Dalam Loka di Sumbawa Besar tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal bagi raja-raja Sumbawa, tetapi juga menyimpan berbagai peninggalan bersejarah yang berkaitan dengan kerajaan dan kehidupan para sultan yang pernah memerintah. Terdapat beberapa peninggalan penting pada masa kesultanan yang masih tersimpan hingga saat ini di dalam istana dalam loka,yaitu :
- Singgasana Sultan
Singgasana Sultan adalah salah satu peninggalan yang paling menonjol di dalam Istana Dalam Loka. Singgasana ini terbuat dari kayu jati yang diukir dengan motif tradisional Sumbawa dan dihiasi dengan kain-kain berwarna emas dan merah yang melambangkan kekuasaan dan kemuliaan. Singgasana ini digunakan oleh Sultan saat menerima tamu-tamu penting atau saat mengadakan acara adat dan ritual keagamaan. - Alat Musik Tradisional
Di dalam Istana Dalam Loka, terdapat berbagai alat musik tradisional Sumbawa yang sering digunakan dalam upacara adat dan acara kerajaan. Beberapa di antaranya adalah gong, gamelan, rebana, dan serunai. - Peralatan Upacara
Istana Dalam Loka juga menyimpan berbagai peralatan yang digunakan dalam upacara-upacara adat dan keagamaan. Ini termasuk benda-benda seperti keris, tombak, pedang, dan tombak hias yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan kerajaan. Selain itu, terdapat pula alat-alat untuk ritual seperti perhiasan tradisional, kain adat, dan benda-benda keagamaan yang digunakan dalam berbagai upacara adat. - Perabotan dan Dekorasi Istana
Di dalam istana, terdapat berbagai perabotan dan dekorasi yang mencerminkan kemewahan dan kekuasaan para Sultan. Beberapa di antaranya adalah meja, kursi, tempat tidur, lemari, serta ukiran-ukiran yang menghiasi dinding dan langit-langit istana. Perabotan ini sebagian besar terbuat dari kayu jati yang diukir dengan pola tradisional Sumbawa dan berlapis emas. - Keris Pusaka
Keris pusaka merupakan salah satu peninggalan paling berharga di dalam Istana Dalam Loka. Keris ini dianggap memiliki kekuatan magis dan biasanya diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Keris ini tidak hanya menjadi senjata, tetapi juga simbol spiritual yang melambangkan kekuasaan, keberanian, dan perlindungan bagi kerajaan. - Pakaian Adat dan Perhiasan Sultan
Istana Dalam Loka juga menyimpan koleksi pakaian adat dan perhiasan yang pernah dikenakan oleh para sultan dan keluarga kerajaan. Pakaian ini terbuat dari kain-kain berkualitas tinggi dan dihiasi dengan sulaman emas dan perak. Perhiasan seperti kalung, gelang, cincin, dan mahkota juga menjadi bagian penting dari koleksi ini.
Demikian yang disampaikan adik-adik Vi mahasiswa ini setelah melakukan kegiatan PMM beberapa hari di Istana Dalam Loka Sumbawa.
( Irwanto )