Kab Tasikmalaya, tribuntipikor.com
Guha Wulung (Guha : Bahasa Sunda} terletak di Kampung Warung Legok Desa Cijulang Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat. Guha Wulung ini sampai sekarang masih merupakan suatu misteri yang belum terpecahkan, karena belum ada yang menelitinya secara ilmu pengetahuan, dikarenakan kurangnya informasi kepada khalayak umum terutama kepada mereka yang suka berpetualang ke goa-goa.
Nama Guha Wulung erat sekali kaitannya dengan nama Cineam yang merupakan salah satu nama kecamatan yang ada di wilayah administratif Kabupaten Tasikmalaya yang letaknya sebelah timur berbatasan langsung dengan wilayah administratif Kabupaten Ciamis. Pada jaman dahulu ketika nama kabupaten masih bernama Kadaleman (Bahasa Sunda), Dalem (bupati) Sukapura (Tasikmalaya sekarang) suka sekali berburu uncal (kijang dalam Bahasa Indonesia) yang waktu itu Dalem Sukapura bernama Raden Tumenggung Anggadipa yang bergelar Tumenggung Wiradadaha IV (Dalem Sawidak), ingin sekali berburu kijang di daerah Kadaleman Nagara Tengah. Dimana Cineam termasuk wilayah Kadaleman Nagara Tengah yang baru saja diserahkan oleh Raden Adipati Aria Anggapraja Dalem Galuh Imbanagara (Kabupaten Ciamis sekarang) sekitar tahun 1676-an kepada Kadaleman Sukapura. Dalem Sukapura menanyakan kepada Tukang Bitur (ahli berburu kijang) dimana yang banyak kijang untuk diburu. Tukang Bitur kemudian menanyakan kepada orang Nagara Tengah, katanya banyak kijang itu di daerah Cineang. Karena Tukang Bitur salah mendengarkan nama Cineang yang kemudian melaporkannya kepada Dalem Sukapura nama Cineang (Ci berarti sungai, Neang berartinya mendatangi kembali) menjadi Cineam, maka nama Cineam dipakai sampai sekarang . Benar saja ketika Dalem Sukapura dan rombongannya hendak berburu kijang banyak sekali kijang yang sedang minum air di sebuah selokan kecil disebuah batu, bahkan batu tempat minum kijang-kijang itu sampai berbekas. Ketika kijang-kijang itu minum di Cineang dipimpin oleh seekor kijang jantan besar yang berwarna Wulung (warna hitam kecoklatan dalam Bahasa Indonesia), dan ketika kijang-kijang itu hendak diburu oleh para pemburu Dalem Sukapura, kijang-kijang yang dipimpin oleh Si Wulung itu berlarian ke suatu tempat yang aman yaitu sebuah goa yang berada di Kampung Warung Legok Desa Cijulang, maka sampai sekarang goa itu dinamakan Guha (Goa) Wulung, goa tempat Si Wulung bersembunyi dari para pemburu kijang Dalem Sukapura.
Guha Wulung masih menyimpan banyak misteri, dikatakan misteri karena sampai sekarang masih menyimpan berbagai dugaan dan prasangka, baik yang bersifat mistis maupun yang bersifat logis.
Secara geologis dan topografis wilayah Kecamatan Cineam merupakan dataran yang bergelombang dengan pengunungan yang rendah dengan puncak tertingginya tidak lebih dari 1200 m dpl, terdiri dari batuan granit, kapur dan tanah laterit, sehingga wilayah Cineam boleh dikatakan sangat sulit mencari air bila musim kemarau. Dengan kondisi alam seperti itu, terutama dengan adanya batuan kapur, maka ada sekelompok masyarakat kecil yang menambang batu kapur untuk dimanfaatkan secara ekonomis yaitu di daerah Guha Wulung di Warung Legok di dekat goa tersebut.
Kemisteriusan Guha Wulung sering diceritakan oleh orang tua dahulu, bahwa pernah ada seekor lubang (sejenis belut dalam Bahasa Sunda) yang sangat besar sebesar pohon kelapa yang keluar dari dalam Guha Wulung. Kebenaran cerita itu mungkin saja benar mengingat di daerah Guha Wulung banyak sekali lobang-lobang yang secara aneh tiba-tiba keluar air, kemudian air itu menghilang lagi masuk ke dalam lobang dengan meninggalkan banyak ikan, sehingga memungkinkan hewan itu hidup dan terus tumbuh dengan besar mengingat banyak persediaan ikan sebagai makanannya. Lobang-lobang itu nampaknya semacam lorong tembusan dari gua induk yang berada di dalam perut bumi. Beberapa orang bahkan pernah masuk ke dalam Guha Wulung, tetapi tidak dilanjutkan karena tidak ada keberanian dari penduduk setempat mengingat akan cerita orang tua dan juga tidak membawa peralatan seperti para penelusur goa yang professional, kalaupun membawa tambang yang panjang, tetapi ternyata dasar goa itu sangat dalam sehingga kembali lagi, yang ternyata di dalamnya sangat gelap dan terdengar suara bergemuruh air seperti ada sebuah sungai yang mengalir di dalam perut bumi. Bahkan banyak pohon kelapa dan pohon besar lainnya yang berada di dalam Guha Wulung itu berserakan di dalamnya, bahkan ada yang berdiri. Mungkinkah itu sebuah sungai yang berada di perut bumi ? Perlu penelitian dan penelusuran yang mendalam dan berani mengenai Guha Wulung.
Kemisteriusan Guha Wulung – karena sebenarnya awal goa itu berawal dari daerah mana ? Mungkinkah dari daerah Anteg yang berada di wilayah Kecamatan Salopa ? Daerah Anteg ini jaraknya dari Guha Wulung kurang lebih 17 km. Anteg ini terletak di atas gunung dan di Anteg ini ada sebuah goa yang menerobos bumi menuju ke timur laut ke daerah Cikareo di Kecamatan Manonjaya. Di Cikareo ini ada sebuah goa bernama Guha Lalay yang di dalam goa itu ada situ (kolam besar) yang jaraknya dari Anteg kurang lebih 10 km. Air di dalam kolam Guha Lalay itu mengalir kearah timur menuju pesawahan Cielut di Desa Cijulang. Di pesawahan Cielut (nama Cielut mungkin berasal dari nama belut yang suka membuat lobang di sawah atau di kolam) banyak ditemukan lobang-lobang yang seperti di Guha Wulung. Jarak dari Guha Lalay di Cikareo ke Cielut kurang lebih 5 km. Dari daerah Cielut tembusan goa itu menuju kearah timur persis tepat ke Guha Wulung jang berjarak kurang lebih 2 km dari Cielut. Bila benar demikian, ada pembuktian yang kiranya erat hubungannya dengan komplek Guha Wulung yaitu para penduduk Warung Legok bila membuat sumur tidak ada airnya walaupun sumur itu dalam sekalipun, seolah-olah air itu terserap ke dalam komplek goa yang tepat berada di bawah Kampung Warung Legok. Di daerah Guha Wulung ada Sungai Cihapitan yang mengalir menuju Sungai Ciseel. Seharusnya air yang ada di Guha Wulung itu mengalir ke Sungai Cihapitan, tetapi kenyataan tidak demikian, karena tidak ditemukan tembusan air dari Guha Wulung ke Sungai Cihapitan. Kemanakah sungai yang ada di Guha Wulung itu bermuara ? Tepat ke sebelah timur dari Guha Wulung yang berjarak kurang lebih 5 km ada daerah tanah amblas ke perut bumi dan banyak lobang-lobang seperti di Guha Wulung, bahkan ada kolam yang airnya seperti berwarna kehitaman menandakan dalamnya kolam itu. Daerah amblas itu bernama Kampung Pasir Nangka di Desa Ciwarulang Kecamatan Cineam, dimana tanah amblas di Pasir Nangka itu hampir satu hektar lebih masuk ke perut bumi, malah pohon duren yang sangat besarpun turut amblas tidak terlihat daun pucuknya yang paling atas sekalipun. Kejadian itu terjadi sekitar tahun 1963-an. Dari Pasir Nangka tanah amblas itu terus menuju ke arah timur yang berjarak kurang lebih 3 km tepat di daerah Cidamar Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis, dari Cidamar tanah amblasan itu terus menuju ke arah timur yang berjarak kurang lebih 4 km yaitu ke daerah Ranca Bungur. Di daerah Ranca Bungur Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis amblasan tanah itu berhenti tidak ada lagi. Kemanakah tembusan tanah amblas itu berakhir ? Mungkinkah ke daerah Sagara Anakan daerah pertemuan Sungai Citanduy dengan Samudera Hindia ? Mengapa demikian ? Karena antara Sagara Anakan dengan Kalipucang Kabupaten Ciamis ada pusaran air di wilayah Majingklak yang masih berada di wilayah Kalipucang, yang kadang-kadang air itu sendiri membludak ke permukan dan menuju langsung ke laut lepas dan orang kalau sudah masuk pusaran air itu tidak bisa diketemukan lagi jasadnya. Dari Ranca Bungur ke Majingklak itu mungkin berjarak 70 km. Jika perkiraan ini benar, maka tembusan Guha Wulung itu merupakan sebuah sungai yang berada di perut bumi yang berawal di daerah Anteg Kecamatan Salopa dan berakhir di daerah Majingklak Kalipucang yang jaraknya kurang lebih 100 km, dan bila perkiraan ini benar, maka dapat dipastikan Guha Wulung merupakan suatu komplek perpaduan antara goa dengan sungai di bawah tanah dan ini merupakan hal spektakuler yang misterius, penuh dengan kengerian. keanehan dan mungkin panorama perut bumi yang menakjubkan melebihi Goa Esa Aβla, goa terbesar di dunia yang berada di Papua Nugini atau lebih mendebarkan dari Film Sanctum yang mengisahkan tentang petualangan ke perut bumi melalui goa tersebut yang berakhir di Samuera Pasifik, bahkan mungkin Guha Wulung ini merupakan salah satu goa terpanjang di Indonesia.
Dengan adanya informasi ini, mudah-mudahan misteri Guha Wulung yang sudah ada sejak ratusan ribu tahun dapat terpecahkan dan menarik minat para petualang goa untuk memecahkan misterinya sekaligus menelusurinya. Dimana untuk masa ke depannya dapat dijadikan daerah objek wisata goa yang menarik yang bisa mendatangkan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Cineam melalui ekonomi materi berupa uang yang bermanfaat dan bermaslahat di dunia dan akherat. Aamiin