PIHAK SEKOLAH SMAN BINSUS DUMAI DILAPORKAN KE POLRES DUMAI ATAS DUGAAN PENGGELAPAN UANG SUMBANGAN KEBAKARAN SEBANYAK DUA KALI UNTUK KORBAN YANG SAMA

Dumai, tribuntipikor.com

Setelah memasuki bulan ke empat terjadinya kebakaran di Petak Panjang pada hari Selasa, tanggal 12 Desember 2023, sekitar pukul 08.20 Wib di Jalan Prof. M. Yamin gang petak panjang, Kelurahan Laksamana, Kec. Dumai Kota uang sumbangan kebakaran yg sudah dikumpulkan bahkan sampai sebanyak dua kali tidak kunjung diserahkan pada keluarga korban salah satu siswi dari sekolah SMAN BINSUS Dumai yang bernama Wetra Octaviani Anaskesya kelas X.I, yang membuat keluarga korban penasaran dan bertanya tanya, kenapa sampai selama itu Uang bantuan yg sudah terkumpul dari sekolah tidak kunjung diserahkan kepada keluarga mereka?
Karena pihak sekolah SMAN BINSUS DUMAI yang tidak mengindahkan pertanyaan- pertanyaan dari pihak keluarga korban kebakaran seperti pernyataan dari mama Wetra yaitu ibu Yendra Volina (YV) kepada saya dari Media Tribun Tipikor bahwa ibu YV tersebut sudah membicarakan pada pihak sekolah melalui group WA kelas orang tua/Wali Murid anaknya Wetra pada tanggal 19 Februari 2024 yang tidak direspon dengan baik oleh pihak sekolah dan komite sekolah. Bahkan Ibu YV sudah membuat statment di Media On Line Tinta Riau pada bulan 21 Februari 2024 lalu yang sudah dijawab oleh Ibu Kepala Sekolah SMAN BINSUS Dumai yaitu Ibu Elvi melalui Klarifikasi dimedia yang sama ditanggal yg berbeda,beliau menyatakan dan menjelaskan bahwa memang benar Dana itu ada pihak sekolah kumpulkan. Tetapi anehnya sampai saat ini, dana sumbangan kebakaran yg sudah dikumpulkan bahkan sampai sebanyak dua kali tidak kunjung diserahkan juga oleh pihak sekolah SMAN BINSUS DUMAI tutur ibu YV pada saya di Polres Dumai. Karena berdasarkan tidak ada kejelasan untuk diberikan sumbangan kebakaran tersebut kepada keluarganya setelah sekian lama, Akhirnya Ibu YV memutuskan untuk membuat Pengaduan ke Polres Dumai, pada hari Selasa, tanggal 2 APRIL 2024 sekitar pukul 10 pagi atas tidak kunjung diserahkan sumbangan bantuan kebakaran tersebut yang sudah dikumpulkan sekitar 4 bulan yang lalu dan dua bulan yang lalu(karena ada 2 kali pengumpulan dana).
Akhirnya Pengaduan Dumas ibu YV yang ditujukan kepada Bapak Kapolres diterima oleh pihak Polres Dumai diruang SPKT melalui salah seorang Petugas Reskrim yaitu Bapak Bripka Hery Setyawan yang ditanda tangani dan stempel basah Polres oleh Bapak Bripda Hery Setiawan, untuk sebagai bukti Pengaduan di Polres.
Ibu YV mengatakan pada saya, bahwa beliau mengharapkan agar melalui Pengaduannya tersebut, maka pihak kepolisian supaya menegakkan keadilan yang seadil adilnya buat kepada keluarga ibu YV agar semua yang terlibat dan bersalah diberikan hukuman yang setimpal karena beliau merasa sudah terzolimi dan tersakiti oleh pihak sekolah,karena dianggap oleh satu sekolah SMA Binsus sudah menerima bantuan kebakaran tersebut, padahal sampai ibu YV membuat laporan ke Polres, sumbangan secara umum dari satu sekolah tersebut belum di berikan kepada keluarga mereka seperti yang sudah disampaikan oleh ketua komite kelas berbulan-bulan yang lalu, sumbangan yang sudah diterima hanya dari kelas anak ibu YV yaitu Wetra yang diserahkan dua hari setelah musibah kebakaran yang langsung diantarkan oleh teman-temennya bersama wali kelas dan wali murid X.I, yg pada waktu penyerahan tersebut saya dari media pun hadir dan meliput jg penyerahan uang sumbangan dari kelas X.I tersebut.


Ibu YV juga mengatakan bahwa semoga dgn diberikan sangsi yg setimpal pada oknum-oknum yang terlibat dan bersalah bisa menjadi efek jera buat sekolah lainnya agar menyalurkan segala bentuk sumbangan yg sangat merugikan korban dan juga orang-orang yang menyumbang dengan niat membantu, supaya orang tua tidak jera mengasih uang kepada anaknya untuk sumbangan apapun. Dan ibu YV juga mengatakan supaya jangan ada intervensi kepada anaknya Wetra atau anak yang manapun karena berani mengungkapkan kebenaran,seperti yg terjadi kepada murid/orang tua lain karena orang tuanya berani membilang yang benar dengan fakta yang ada. Bahkan pihak sekolah sampai menutup kolom komen group WA orang tua kelas X.I dan X.8 karena ada orang tua murid yg jg berani membicarakan kebenaran. Jujur hal penutupan group wa orang tua/wali murid ini sangat merugikan kami para orang tua dan wali murid Karena hanya bisa melihat dan membaca apa yg dibuat oleh admin yaitu Wali kelas group tersebut tanpa bisa memberikan komen dan pendapat alias hanya jadi penonton, kalau begitu untuk apa itu group WA dibuat? Karena hanya membuat sakit hati para orang tua yang digroup tersebut karena merasa seperti tidak dianggap tutur ibu YV dengan sedih, dan berharap dinas pendidikan supaya menegur semua sikap dan kesalahan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bersalah yang tidak melakukan tugas dan fungsinya secara benar terutama masalah dugaan penggelapan sumbangan disekolah tersebut
(KRISTIN SIMBOLON)

Pos terkait