Cilacap, tributipikor.com
Terkait berita tentang dugaan dirinya menyuruh Bimo untuk mengancam atau mengintimidasi wartawan PPWI atas nama Nover Zai yang viral baru-baru ini, Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku (Kabid Irba) pada Dinas Pengelolaan Sember Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap, Darwoko, ST, MT, membantah terlibat kasus tersebut. Menurutnya berita itu tidak benar sama sekali.
“Berita itu tidak benar. Mas Bimo juga sudah menyatakan bahwa kejadian itu tidak terkait dengan saya atau dinas tempat saya bekerja,” kata Darwoko kepada media, Rabu, 7 Februari 2024.
Berdasarkan informasi yang berkembang, Bimo yang bernama asli Padmo Subagyo telah menjumpai pihak Pengurus PPWI Cilacap yang diterima langsung oleh Wakil Ketua DPC PPWI Cilacap, Akhmad Yadin, untuk mengklarifikasi persoalan yang terjadi antara dirinya dengan Nover Zai. Usai pertemuan itu, Bimo memberikan pernyataan pers kepada wartawan yang intinya bahwa peristiwa tersebut adalah murni urusan antara dirinya (Bimo – red) dengan sang wartawan.
Merespon hal tersebut, Darwoko menegaskan bahwa ia tidak ada hubungan sama sekali dengan konflik yang terjadi antara Bimo dengan wartawan. “Saya selaku Kabid Irba tidak ada kaitan sama sekali dengan kejadian itu. Apalagi memerintahkan untuk melakukan tindakan pengancaman terhadap wartawan,” tegasnya.
Darwoko kemudian menjelaskan kronologi munculnya kontak komunikasi WA yang beredar yang nadanya seakan-akan dirinya meminta Bimo mengamankan wartawan Nover Zai. Waktu itu, kata dia, Padmo Subagyo datang ke kantornya dan menceritakan jika pekerjaannya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap diberitakan oleh wartawan.
“Dalam berita tersebut, Bimo keberatan jika pekerjaannya dikatakan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Sehingga saya memberikan saran kepada Bimo agar permasalahan itu diselesaikan dengan baik agar dinas-dinas tidak terganggu oleh pemberitaan yang tidak benar terkait pekerjaan,” jelas Darwoko.
Terkait tuduhan tindak premanisme terhadap wartawan Cilacap yang dituduhkan kepadanya, Darwoko membantah hal tersebut. Dia menegaskan hanya meminta Bimo untuk mengklarifikasi pemberitaan yang tidak benar terkait pekerjaannya dengan baik-baik. “Apa itu dianggap saya menyuruh Bimo melakukan premanisme terhadap wartawan? Enggak toh?” imbuhnya mempertanyakan.
Ditanya terkait permintaan fee 1 persen yang tertulis di pesan WA Darwoko ke Bimo, dia mengatakan bahwa dirinya dihubungi Ketua Umum PPWI Pusat, Wilson Lalengke, melalui WhatsApp (WA). Saat itu, Wilson Lalengke menanyakan apakah benar Marhani meminta fee 1 persen ke salah satu dinas.
“Saya jawab tidak benar. Karena Pak Marhani tidak ngomong seperti itu kepada saya,” ujar Darwoko.
Jawaban tersebut tidak dielaborasi lebih lanjut kepada Wilson Lalengke. “Saya tidak begitu menanggapi informasi itu dengan serius, karena bukan kewenangan saya,” katanya menambahkan.
Darwoko lantas menandaskan, semua kejadian itu tidak terkait dengan pekerjaannya di Dinas PSDA, dan bukan wewenang dirinya. Pihaknya hanya fokus pada tugas-tugas yang diembankan kepadanya, yakni melayani masyarakat dengan baik.
“Saya tidak akan menyuruh orang untuk menyelesaikan sesuatu apabila itu bukan tupoksi dan tugas saya. Saya jangan dikait-kaitkan dengan apapun yang bukan tugas saya,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke menjawab pertanyaan wartawan dengan mengatakan bahwa yang menjadi persoalan utama bagi pihaknya adalah pengancaman dan intimidasi yang dilakukan Bimo terhadap wartawan. Kasus pengancaman semacam ini memang sering terjadi, bahkan hingga korbannya terbunuh.
“Yang jadi konsern utama PPWI adalah menolak keras adanya pengancaman, intimidasi, kekerasan fisik, dan semacamnya terhadap wartawan dan warga masyarakat lainnya. Oleh karena itu, kita akan mempersoalkan tidak hanya pelaku pengancaman, tapi juga menelusuri kemungkinan adanya pihak lain yang menjadi pemicu dilakukannya pengancaman, semisal menyuruh, memotivasi, bahkan mendanai pelaku,” terang wartawan senior yang dikenal getol membela warga dan wartawan terzolimi ini, Kamis, 8 Februari 2024.
Kabid Irba pada Dinas PSDA Cilacap, sambung Wilson Lalengke, sudah menghubungi dirinya dan menjelaskan duduk perkara yang menjadi bahan perbincangan yang bersangkutan dengan pelaksana proyek Bimo. “Saya sudah dihubungi Pak Darwoko dan menjelaskan asal-muasal chattingan WA tersebut. Saya hargai dan menyampaikan terima kasih kepada beliau yang secara tegas mengatakan perkara Bimo dan Nover adalah murni masalah mereka berdua, tidak ada sangkut-pautnya dengan Pak Darwoko maupun Dinas PSDA,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Wilson Lalengke, menyampaikan bahwa terkait informasi permintaan fee 1 persen dari total proyek di Dinas PU yang disampaikan Darwoko dalam WA itu adalah benar adanya. “Permintaan fee 1 persen itu sebenarnya benar adanya, tapi bukan dilakukan oleh wartawan Marhani. Saat menjawab pertanyaan saya waktu itu, Pak Darwoko mengatakan ‘tidak benar’ karena pertanyaan saya terkait ‘benarkah ada permintaan fee 1 persen oleh Marhani’, sehingga jawabannya ‘tidak benar’ alias bukan Pak Marhani yang meminta,” jelas Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini.
Kalau permintaan fee 1 persen itu benar adanya, lantas siapa yang melakukan? “Masih kita telusuri terus pelakunya. Saya berharap orang yang melakukan hal tidak terpuji itu segera sadar diri dan kembali ke jalan yang benar, tidak melakukannya lagi. Juga kepada teman-teman pewarta di manapun berada, jauhilah perilaku buruk semacam itu, jangan beri makan keluarga dengan cara yang tidak pantas dilakukan seorang wartawan,” tutup Wilson Lalengke. (Sugeng)