Pemecatan Tidak Dengan Hormat Sejumlah Anggota Aktivis LSM GMBI Distrik Madiun Raya Sudah Final

Sidoarjo Jatim, tribuntipikor.com

Berkaitan dengan munculnya pemberitaan kurang sinkron dari beberapa ( Eks ) Aktivis LSM GMBI Distrik Madiun Raya yang telah di pecat tidak dengan hormat, hingga Ketua LSM GMBI Wilter Jatim angkat bicara.

Motto Pergerakan LSM GMBI adalah Bermoral, Pintar, Solid dan Berani.
LSM GMBI tidak mengajarkan aktivis harus pintar dulu Mas, tegas Sugeng.Sp ketua Wilter Jatim saat dikonfirmasi awak media pada Rabu (11/10/2023) di Markas Komando Wilter Jatim di daerah Sidoarjo.

Sejatinya Ke-ilmuan tertinggi di LSM GMBI adalah ketika aktivis mampu menjalankan adab dan adat sebagai budaya LSM GMBI serta siap tunduk, taat dan patuh pada satu komando.” Terangnya.

Di sisi lain bahwa di era transformasi saat ini, menuntut kita para aktivis LSM GMBI untuk bisa merubah pola pergerakan yang lebih Humanis serta mengedepankan nalar intelektual. Semua aktivis GMBI harus benar benar siap di tuntut untuk bertransformasi dari pola pikir lama ke pola pikir baru yang kesemuanya adalah bagian dari konsensus Rakernas ke – 21 di Kota Bandung, bahwa transformasi menuju perubahan adalah sesuatu yang pasti terjadi, harus terjadi dan diinginkan terjadi sesuai era tuntutan jaman. Imbuhnya.

Di mulai dari awal perekrutan anggota lanjutnya, kami sekarang semakin ketat dalam penjaringan, berbagai tahapan pembinaan kami lakukan agar para aktifis GMBI paham akan peran dan fungsinya, memiliki loyalitas tinggi, berdedikasi, disiplin dan tetap amanah dalam menjakankan visi misi LSM GMBI.

Bahkan khusus untuk calon calon pemimpin harus lolos dalam mengikuti Diklat Sekolah Kader Kepemimpinan dan Bela Negara. Kesemuanya bertujuan demi pembangunan Sumber daya manusia para Aktivis LSM GMBI. Tegasnya.

Masih kata Sugeng, bahwa kehadiran LSM GMBI dalam pergerakan monitoring, sosial kontrol, bukan hanya untuk menghakimi saja, namun juga harus mampu meluruskan, apabila ada kebijakan atau tindakan yang kurang tepat dari para pemangku kebijakan dan selanjutnya aktivis LSM GMBI harus mampu pula memberikan kontribusi pemikiran yang positip demi pembangunan di NKRI. Ucapnya.

Hal ini, jangan sampai kehadiran LSM GMBI di setiap daerah hanya modal tampang sangar saja, petenthang petentheng, menakut nakuti pejabat, sehingga terkesan bak momok yang menakutkan semua pihak, padahal “orientasi” pergerakan mereka hanya cenderung untuk kepentingan pribadi yang justru sangat dan tidak sejalan dengan semangat Transformasi LSM GMBI, hal tersebut itulah yang akan merusak citra dan nilai GMBI secara keseluruhan. “Olehnya, LSM GMBI hadir untuk ikut mendukung dan mensukseskan program-program pemerintah yang selaras dengan pembangunan Nasional.

Memang kita bergerak atas nama Monitoring Sosial Kontrol, namun hadirnya LSM GMBI dalam pergerakan monitoring, sosial kontrol, bukan hanya untuk menghakimi saja namun juga demi untuk meluruskan apabila ada kebijakan atau tindakan yang kurang tepat dari para pemangku kebijakan dan selanjutnya aktivis LSM GMBI harus pula mampu menyuguhkan solusi dengan pemikiran yang positip demi pembangunan di NKRI.

Aktivis LSM GMBI harus punya komitmen untuk selalu setia bela Pancasila. Komitmen dalam menghargai Kebhinekaan dan Komitmen dalam menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Banyak hal yang semakin mendewasakan kita dengan kejadian kejadian yang menimpa LSM GMBI dan kesemuanya itu semakin menjadikan pembelajaran dan pendewasaan diri bagi aktivis LSM GMBI secara keseluruhan.

Perlu kami perjelas bahwa konsep dan manajemen Oraganisasi LSM GMBI ini di tata dengan sangat struktural, mulai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Dewan Pimpinan di tingkat Wilayah/Propinsi (Wilter), Dewan Pimpinan Daerah (Distrik), dan keberadaan di tingkat kecamatan adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), bahkan di tingkat desa juga ada yaitu Kelompok Kerja ( Pokja ).

Sementara, alur komando pergerakan juga di atur sangat jelas dan ketat sesuai AD/ART PROTAP dan SOP Oraganisasi. yakni: Setiap anggota dalam pergerakan tidak boleh melebihi batas kewenangannya (Overlite) semisal pengurus tingkat Kecamatan bergerak ke lintas kecamatan lain, apalagi mereka bergerak masuk ke Instansi pemerintahan di tingkat wilayah Kabupaten tanpa adanya koordinasi dengan Ketua Distriknya.

Hal apapun terkait pergerakan harus di ketahui dan di laporkan pada pimpinannya. Karena pergerakan di GMBI adalah pergerakan satu komando, kami adalah para pemimpin yang terpimpin. Yang mana hal tersebut adalah implementasi atas perwujudan adab dan adat sebagai budaya di LSM GMBI yang harus di pegang teguh.

Dan inilah nama-nama yang terdaftar dalam pemecatan tidak dengan hormat aktivis GMBI Distrik Madiun Raya yang disampaikan langsung oleh Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat:

1 . Heri Purnomo ( Kadiv investigasi Distrik Madiun Raya)
2 . M. Agus Setyawan ( Ketua KSM Mejayan)
3 . Tri Yuda Astuyudo (anggota)
4 . Tutut Purwadi (Pengurus KSM Mejayan)
5 . Eko Harri Purwanto (anggota)
6 . Pindi Dian Ismoyo Putra (anggota)
7 . Mukhidi (anggota)

Saya tidak perlu bicara panjang lebar , namun pastinya publik masyarakat di Kabupaten Madiun mungkin lebih paham atas keberadaan dan perilaku (Eks ) aktifis GMBI tersebut.

Sebagai Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Timur kami sangat mendukung atas keputusan Pemecatan tidak dengan hormat oleh Sekretaris Jendral DPP LSM GMBI tersebut di atas.
LSM GMBI ini lembaga besar dan setiap daerah sudah terbangun jejaring sampai sampai ke akar rumput ,Jadi mata kami ada di mana-mana sehingga informasi apapun terkait pergerakan aktifis GMBI yang tidak sejalan dengan aturan dapat terakses ke kami melalui jejaring yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Inilah jawaban kami terkait dengan pemecatan dengan tidak hormat atas nama nama tersebut di atas,
kami mohon Support dan doanya agar ke depan kami LSM GMBI semakin mempunyai nilai manfaat dan kehadiran LSM GMBI benar benar bisa di terlihat wujudnya, bisa tercium harum baunya dan benar benar bisa di rasakan manfaatnya oleh Masyarakat Kabupaten dan Kodya Madiun secara keseluruhan.

Terakhir kami menyampaikan dengan penuh penegasan kepada Instansi maupun Institusi dan seluruh masyarakat madiun, bahwa setelah di pecatnya nama nama tersebut di atas segala hal yang menyangkut pergerakan dan perilaku mereka di lapangan sepenuhnya sudah bukan menjadi tanggung jawab kami, karena mereka sudah tidak di akui lagi menjadi bagian dari Keluarga Besar kami LSM GMBI, kami juga memohon kepada semua pihak agar kami juga di bantu untuk memantaunya (King/team).

Editorial: Solikin Korwil Jatim.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *