Lamongan Jatim, tribuntipikor.com
Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan dalam upaya nya turut serta memajukan dunia pendidikan termasuk didalamnya melalui program pembangunan gedung sekolah diprediksi pupus sudah, pasalnya program bantuan pembangunan gedung sekolah yang setiap tahun digelontorkan baik melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) disinyalir, diduga banyak disalah gunakan oleh oknum Kepala sekolah setempat,
Salah satunya, pembangunan rehab gedung ruang kelas SD Negeri Cerme, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, yang didapat dari dana anggaran DAK tahun 2022 senilai 270. 000.000.00 (Dua ratus tujuh puluh juta rupiah) dimana dalam pengerjaannya diduga asal-asalan, bahkan saat ini gedung yang direhab belum genap 6 bulan itu sudah banyak retak dan lebih mirisnya lagi keramik lantai banyak yang pecah.
Hal itu dimungkinkan saat pengerjaan dalam belanja anggaran berbagai kebutuhan material termasuk keramik tidak sesuai Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan bisa jadi, karena di belikan material lebih murah, apalagi dalam pengerjaannya dengan cara Swakelola, yang mana semata-mata untuk mencari keuntungan, bahkan lebih berbahaya bila hanya cukup dipakai ajang bisnis semata.
Informasi didapat, Kepala sekolah SD Negeri Cerme, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan bernama Mujiono sering mendapat bantuan rehab gedung, akan tetapi setelah pekerjaan selesai kebetulan Ia pindah.
Pun demikian pernah juga di SD Negeri Bakon, Desa Tlemang, yang mana muridnya terbilang paling sedikit yakni kelas 1 ada 2 anak didik, dan kelas 2 ada 1 anak didik, pernah mendapat bantuan rehab gedung senilai 250 juta, lagi-lagi begitu rehab gedung selesai, kepala sekolah pun juga berpindah, sebagai penggantinya bapak Ngatemin.
Nasib pun berpihak pada kepala sekolah Ngatemin, yang juga telah mendapatkan bantuan rehab gedung sekolah senilai 250 juta.
Berlanjut ke Kepala sekolah SD Negeri Cerme Mujiono, yang usai mendapatkan batuan rehab 270 juta dan selesai pembangunannya, ternyata berpindah di SD Negeri I Slaharwotan, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan.
Disisi lain, diketahui kepala sekolah SD Negeri Cerme saat diganti oleh Bu, Rita pindahan dari SD Negeri Slaharwotan Ill tempatnya di Dusun Bendosukun, pun juga dalam perjalanan perpindahannya diduga bermasalah, karena Bu, Rita diketahui dan/atau disinyalir telah melakukan transaksi dengan cara menjual pohon jati dan mahoni yang ada di lokasi halaman sekolah, maka Ia dipindah.
Sampai saat ini, sebelum berita ini di tayangkan atau diunggah, dalam penelusuran awak media masih belum pernah ketemu Kepala sekolah Mujiono yang sering mendapat bantuan DAK (Dana Alokasi Khusus). Namun dalam hal ini, sebagai ketua komite seorang PNS di tambah lagi Konsultan atau pelaksana bernama Ilyas, pada waktu itu saat mau dikonfirmasi selalu tidak pernah ada di lokasi kerja.
Di jaman terbuka dunia Medsos sekarang ini, ternyata masih ada dan banyak oknom kepala sekolah diwilayah Kabupaten Lamongan bermain dana anggaran bantuan, padahal kan sudah ada bantuan anggaran dana BOS (Batuan Operasional Sekolah) yang mana, di dalam bantuan anggaran dana BOS ada nilainya untuk tiap satu murid 900 ribu ditiap tahunnya. Lucunya., ada sebuah alasan dibuat mbayarin guru GTT 150 ribu ditiap bulannya.
Terpisah, sebelumnya awak media tribuntipikor.com yang juga sebagai sosial kontrol kebijakan pemerintah Pusat, Provinsi maupun Daerah sudah meminta konfirmasi dan/atau Klarifikasi terkait hal tersebut diatas kepihak Dinas Pendidikan Lamongan melalui Kepala dinas bapak Munif, pun demikian juga lewat telepon seluler whatsaapnya.
Berlanjut kami berkirim data 3 foto ke Kadin Munif, dan kemudian beberapa kali saya telpon tidak di angkat, diakhir saya WA, dan saya akan tulis, akan tetapi beberapa hari berselang Kepala Dinas Munif, hanya memberi jawaban “G usah tak dunungno sek” (Red) ” Tidak usah nanti saya terangkan. Ungkapnya. (Spn)
Reporter: Supartono
Editorial: Solikin.gy