Dumai, tribuntipikor.com
Sabtu kemarin menjadi sejarah baru bagi dunia kesehatan Kota Dumai. Pasalnya nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai resmi bertukar menjadi Rumah Sakit dr. Suhatman MARS yang resmi di tukar oleh Pemerintah Kota Dumai melalui acara yang digelar di Taman Bukit Gelanggang (19/11/2022) kemarin.
Pergantian nama RSUD ini menjadi salah satu topik utama yang sedang hangat dibahas mulai dari Pasar, hingga kedai kopi bahkan beberapa elit politik Kota Pelabuhan ini pun tak berhenti membuka pembahasan gedung yang menjadi pusat kesehatan Masyarakat tersebut.
Hal ini hangat diperbincangkan lantaran nama seseorang yang baru saja disematkan sebagai nama Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Dumai ini dinilai tak layak serta belum pernah berkontribusi dengan nyata untuk Kota Dumai.
Salah satu pembahasan terkait hal tersebut berada di beberapa Grub Whatsapp yang didalamnya terdapat nomor kontak Anggota Legislatif, Pengamat, Aktivis, serta para sesepuh tokoh Masyarakat Dumai.
Beragam tanggapan yang mencolok terlihat dari kalimat yang dikirim beberapa peserta grub, antara lain mengatakan.
“Siapa dia ni, apa yang sudah diperbuat untuk Kota Dumai, dan seberapa besar jasanya sehingga namanya menjadi nama rumah sakit kita,” ucapnya seakan meminta tanggapan kepada peserta lain yang ada di dalam grup tersebut.
Edison SH anggota legislatif yang juga ketua Fraksi Partai Golkar termasuk berada di grub tersebut juga menegaskan bahwa apa yang dibuat oleh pemerintah terkait pergantiam nama tersebut adalah hal yang keliru. Bagaimana tidak dirinya juga mengaku tidak mengenal siapa dr. Suratman tersebut.
“Harusnya sebelum mengambil keputusan, pemerintah bermusyawarah dahulu kepada para tokoh, serta unsur Masyarakat yang dahulu pernah berjuang untuk kota ini,” tulis Edison
Ia juga mengaku cucu dari salah seorang tokoh yang memang ikut andil dalam berkembangnya Kota Dumai dari Kotif menjadi Kotamadya.
“Kalau bercerita sejarah dan orang yang berjasa untuk Kota ini, masih banyak yang lain bahkan kakek saya juga orang lama dan salah seorang yang ikut berjuang pada masa itu,” tambah Edison.
Ia juga meminta kepada pemerintah untuk mengkaji lagi pertukaran nama RSUD tersebut dan dinilai cacat etika.
“Kita sudah sampaikan kepada pimpinan lembaga DPRD untuk membahas hal ini, jadi kita tunggu saja bagaimana selanjutnya. Saya menolak keras akan hal ini dan kita Fraksi akan menyurati pemko Dumai atas pergantian nama tersebut,” tegasnya.
Disisi lain, ketua DPD Partai Golkar Kota Dumai Ferdiansyah mendulung apa yang di lakukan oleh Fraksi Golkar melalui Edison.
“Selagi demi kepentingan Rakyat, saya sangat mendukung. Ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah saat ini,” ucap Ferdi
Dr. Suhatman Mars sendiri pernah menjadi Direktur RSUD Dumai pada tahun 1999-2000 dan menjabat kembali pada tahun 2005-2006. Dan ditahun 2019 beliu tutup usia. (amir hamzah)