BLORA Jateng, tribuntipikor.com
Terkait carut marutnya kebijakan Bupati Blora H. Arief Rohman dalam anggaran APBD Kabupaten Blora Jawa Tengah, Gus Asim Pengamat Sosial Politik dan Budaya Indonesia menyampaikan bahwa pemerintahan Kabupaten Blora sangat-sangat kurang sehat dan perlu penanganan khusus. Ibarat penyakit Kabupaten Blora ini sudah kronis penyakitnya dan butuh segera di obati.
Hal itu di sampaikan Gus Asim di sela-sela waktunya di lobby Hotel Aston Jum’at 07/10/2022
09:09 pagi kepada awak media Tribuntipikor.com saat dirinya akan melanjutkan perjalanan nya ke Surabaya kota Pahlawan.
Menurut pandangan Gus Asim, dari mulai kasus Bantuan Langsung Tunai (BLT) oleh Menteri Sosial yang carut marut, yang mana terkesan sudah ada indikasi Korupsi, mulai dari tingkat bawah, menengah dan ke atas, sampai di penerimaan Bankab tahun 2022 untuk Kades-Kades yang ada di Blora selalu ditengerai adanya indikasi yang menjurus ke Korupsi.
Lebih “mirisnya” lagi indikasinya di duga yang menerima Bankab tahun 2022 tersebut, konon Kades-Kades yang berjasa dan menghantarkan Bupati H. Arief Rohman dalam rangka keikut sertaan guna memenangkan Pilkada saat itu dan menjadi Bupati Blora.
Gus Asim menambahkan, dari hal ini sudah bisa di duga adanya indikasi korupsinya oleh sang Bupati, dikarenakan sang Bupati telah lupa kalau semua kebijakan-kebijakan tersebut telah memakai uang dari rakyat, yang mana harusnya kebijakan-kebijakan dalam rangka untuk membangun Kabupaten Blora tentunya bukan untuk di petak-petak dan seolah-olah kebijakan bantuan itu modal atau memakai uang Bupati Blora.
“Olehnya kebijakan itu yang di kasih terkait Bankab indikasinya yakni, orang-orang nya yang menjabat Kepala Desa”.
Hal inilah menurut pandangan Gus Asim, seharusnya Bupati Blora punya rasa tau diri atau malu kalau dia hanya sekedar menjalankan Amanah sesuai Sumpah Jabatan nya untuk rakyat bukan tebang pilih, bukan nya malah mengangkangi kekuasan.
Lebih lanjut Gus Asim menyampaikan, ada lagi terkait Jabatan, mulai pengisihan jabatan Camat, Kabid, Kasi, SKPD hampir semua nya orang-orang Bupati yang telah di anggap berjasa ketika Pilkada kemarin. Ulasnya.
Belum lagi yang baru-baru ini, menurutnya lebih parahnya lagi, untuk pengisian setingkat Perades, ini juga telah diduga sarat dengan adanya pengkondisian dan permainan saja, pengisian Perades di wilayah Kabupaten Blora sehingga banyak menimbulkan Demo.
Kita ambil contoh saja yang berada di wilayah Pemdes Begadon Cepu, yang mana diketahui dan di indikasi yang jadi anaknya dan saudara-saudaranya, dari 6 porsi lowongan yang ada, sampai ada yang masuk Rumah Sakit (RS) menurut beberapa warga, kan menjadikan sebuah lelucon.
Dipenghujung Gus Asim mengatakan, itu masih belum lagi adanya pengondisian proyek-proyek di wilayah Kabupaten Blora, mulai pekerjaan PL atau LPSE, semua terkesan sudah terkondisikan, inilah yang saya bilang dalam pandangan saya sehingga Kabupaten Blora saat ini sedang kurang sehat dan sakit kronis.
Adanya hal itu semua Gus Asim sebagai pengamat Sosial Politik dan Budaya Indonesia telah beranggapan, bahwa hal ini sangat-sangat berbahaya kalau di biarkan terus-menerus, karena akan menjadikan sebuah opini yang buruk bagi masyarakat Blora khususnya kedepan.
Disitu tentu masyarakat akan mempertanyakan kepemimpinan Bupati Arief Rohman di karenakan dalam analisa saya semenjak Bupati Blora Arief Rohman menjabat masih belum di rasakan oleh masyarakat Blora, yang ada pemerintahan Blora sering di demo, di hujat oleh masyarakat Blora atas kebijakanya, di karenakan Bupati Blora hanya memikirkan tim suksesnya dan kroni-kroninya saja untuk membalas budi ketika Pilkada, sehingga masyarakat Blora hanya menjadi tumbal saja. Ungkapnya.
Sementara itu dulu ya, nanti kita ulas lagi terkait kroni-kroninya mas, disesi pandangan selanjutnya. Pungkas Gus Asim. (Kin).
Reporter: Solikin.gy
Editorial: Solikin.gy