BlORA, tribuntipikor.com
Peringatan Haul Sunan Pojok Blora (Syech Abdurrohim) tahun 2022 dipadati ribuan peziarah dari dalam dan luar Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah.
Agenda tahunan itu kembali digelar oleh panitia untuk menghormati tokoh besar dan pejabat tinggi yang memiliki jasa besar berdirinya Kabupaten Blora.
Warga, sejumlah pemilik UMKM dan pedagang kecil di Blora (beberapa dari luar Blora), dengan hati riang (sumringah) sambut digelarnya kembali Haul Sunan Pojok Blora tahun ini dengan mengangkat tema “Peka Sosial, Cerdas Menata Diri”.
Sebelumnya haul sempat tertunda dua tahun lantaran pandemi Covid-19.
Tahun ini, rangakaian Haul Sunan Pojok dimulai sejak 21 – 25 Agustus 2022.
Mulai Ngaji Selapanan MDS GP Ansor Blora, Bazar kuliner UMKM, Khotmil Quran Bin Nadri, Khotmil Quran Bin Hafdzi, Tahlil Umum bersana KH. Abdul Qoyyum Mansur dari Lasem Rembang dilanjut doa oleh K.H. Muharror Ali dan Blora Bersholawat sekaligus Pengajian Umum bersama Habib Muh. Alaydrus dari Solo dan K.H. Ali Masyhuri dari Sidoarjo.
Di puncak Haul Sunan Pojok Blora 2022, Kamis (25/8/2022) malam, Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., mengungkapkan kebahagiaannya atas digelarnya kembali Haul Sunan Pojok yang juga dikenal Syech Abdul Rohim itu.
”Alhamdulillah Bapak Ibu, senang rasanya agenda rutinan di Blora Haul Sunan Pojok bisa digelar kembali dan dihadiri oleh guru kita K.H. Ali Masyhuri dari Sidoarjo dan Habib Muh. Alaydrus dari Solo,” ungkap Bupati.
Bupati yang juga kerap disapa Gus Arief tersebut lantas bertanya dengan ribuan jamaah yang hadir.
“Pripun bapak ibu, remen nggih (Senang ya) haul diadakan lagi,” tanya Gus Arief.
Pertanyaan Gus Arief pun langsung dijawab oleh ribuan jamaah haul yang hadir.
“Remen (senang) Pak Bupati, tahun ngajeng malih nggih (tahun depan lagi ya),” sahut ribuan jemaah.
Dikatakan Bupati, Pemerintah Kabupaten Blora akan mendukung Haul Sunan Pojok tahun depan agar lebih meriah lagi.
Pemkab Blora selalu mendukung kegiatan-kegiatan positif, tidak terkecuali Haul Sunan Pojok.
“Saya atas nama Pemkab Blora mengapresiasi Haul Sunan Pojok yang pada tahun ini kembali digelar. Kita selalu mendukung kegiatan-kegiatan positif termasuk Haul Sunan Pojok,” ungkapnya.
Apalagi tahun ini ada rangkaian bazar kuliner UMKM.
Hal itu bisa membantu kita (Pemkab Blora) dalam pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora.
Setelah Bupati Blora Arief Rohman memberkan sambutan, acara dilanjutkan dengan sholawat bersama Habib Muh Alaydrus, pembacaan tahlil kemudian pembacaan Manaqib singkat Sunan Pojok Blora, terakhir mauidhloh hasanah oleh K.H. Ali Masyhuri dari Sidoarjo.
Meski sempat terjeda adannya pandemi Covid-19, tapi diprediksi perkembangan peziarah semakin meningkat jumlahnya dari tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan semakin cintanya kepada Sunan Pojok (Syech Abdurrohim) sebagai tokoh pendiri Blora.
Dari amatan setiap kegiatan ini berlangsung, hampir 90 persen yang hadir adalah kaum perempuan (ibu/remaja).
Sunan Pojok adalah seorang tokoh besar dan pejabat tinggi Kerajaan Mataram Islam yang mempunyai jasa besar untuk Blora.
Sunan Pojok yang mempunyai nama kecil Abdurrohim merupakan pejabat tinggi di bidang militer Kerajaan Mataram Islam yang saat itu dipimpin Sultan Agung Hanyokrokusumo yang merupakan raja ketiga Mataram Islam sekitar tahun 1613 – 1645.
Nama gelar Sunan Pojok diantaranya adalah Pangeran Pojok, Pangeran Surobahu, Pangeran Surabaya, Pangeran Sedah, Syekh Amirullah Abdurrohim serta wali Pojok Blora. Ada juga yang menyebutnya Mbah Benun.
Sebagai panglima perang, Sunan Pojok ditugaskan oleh raja Mataram, Sultan Agung Hanyokrokusumo untuk perang melawan VOC di Batavia. Sunan Pojok bersama pasukannya berhasil menang pada tanggal 26 November 1626. Kemenangan itu adalah satu-satunya melawan VOC yang dimenangkan pasukan Mataram.
Dalam buku Babad Ngeksi Gondo dan Babad Mentawis menceritakan bahwa Sultan Agung Hanyokrokusumo pernah mengirim panglima perang bernama Surobahu ke Tuban yang saat itu sedang dilanda pemberontakan.
Sangat diyakini Sunan Pojok lah yang saat itu dikirim. Dengan memimpin banyak pasukan, Sunan Pojok berhasil memadamkan pemberontakan itu.
Namun saat akan kembali ke istana di Yogyakarta, Sunan Pojok jatuh sakit sehingga memutuskan untuk singgah di Blora.
Sunan Pojok yang menderita sakit dan kelelahan akhirnya meninggal.
Semula Sunan Pojok dimakamkan di Dusun Pojok, Desa Buluroto Kecamatan Banjarejo Blora.
Kemudian makam beliau dipindahkan puteranya yakni RM.Sumodito yang diangkat sebagai Bupati Blora pertama kali oleh Sultan Hanyokrokusumo, dan makam nya dipindah ke Makam Gedong Blora yang saat ini berada di selatan Alun-alun.
Selama hidupnya, Sunan Pojok mengabdikan dirinya kepada pemerintah Kerajaan Mataram.
Sunan Pojok juga terkenal welas asih, selain sebagai panglima perang, selama di Blora beliau menyebarkan agama islam dengan ketulusan dan kasih sayang.
Oleh karena itu Sunan Pojok sangat dikenal masyarakat saat itu. Berbagai jabatan pernah diembannya, mulai penglima perang, adipati dan lainnya.
Namun semua jabatan itu dilepasnya karena Sunan Pojok lebih memilih menjadi seorang pendakwah dan penyebar agama.
Makam Sunan Pojok berada di selatan Masjid Agung Baitunnur Blora atau di sebelah selatan Alun-alun Blora.
Sunan Pojok juga yang mendirikan Masjid Agung Baitunnur di barat Alun-alun.
Makam Sunan Pojok berada di kawasan yang asri, di komplek makam tersebut juga ada makam para prajurit perang yang setia mengabdi kepada Sunan Pojok. (tribuntipikor.com).
Editor : M. Fahimin HP.