JUMPALIT Jadi Sorotan Sebgai Inovasi Perbarukan Pos Yandu

Jumpalit Bondang Jadi Rujukan Inovasi Pos Yandu Mengentaskan Stunting

Kota Bandung, tribuntipikor.com

Ini Penjelasan Lurah Kebon Gedang, Yusuf Firmansyah SH., terkait JUMPALIT, senin, 11/7/22 di Kantor Kelurahan Kebon Gedang Jalan Wulan 5 Kebon Gedang, Batununggal, Kota Bandung.

Untuk mewujudkan Jawa Barat Zero New Stunting tahun 2023 dimana berdasarkan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 42/M.Ppn/HK/04/2020 tentang penetapan perluasan Kabupaten/Kota lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting terintregasi tahun 2021, Kota Bandung Merupakan salah satu Kabupaten Kota lokasi focus Intervensi penurunan stunting terintregrasi tahun 2021 sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan gizi.

“Atas dasar tersebut kami Kelurahan Kebon Gedang melakukan Inovasi Gerakan Jumpa Balita (JUMPALIT) yang merupakan inovasi Kelurahan Kebon Gedang dalam Pokja Posyandu Kelurahan Kebon Gedang dimana kader Posyandu melakukan Gerakan masyarakat layanan ke rumah-rumah, untuk melakukan pemantauan pertumbuhan balita secara langsung bagi setiap balita peserta Posyandu yang tidak bisa datang langsung ke Posyandu ataupun masyarakat yang ingin mendapat pengetahuan lebih dalam pola asuh anak selama HPK (Hari Pertama Kehidupan) Dan pada saat pandemi Covid 19 kegiatan posyandu atau pun sekarang di rubah menjadi kelompok yang lebih kecil yang di sebut Kelompok Penimbangan (Pokbang) tidak bisa di laksanakan setiap bulannya, sehingga untuk dapat mencapai target pemantauan minimal 80% dari sasaran setiap bulannya serta 100% sasaran pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya pada bulan pemberian Vitamin A, sangat perlu di adakan inovasi Gerakan Jumpa Balita (JUMPALIT),” jelasnya.

Lanjut, penjelasan Lurah Kebon Gedang perihal tujuan dari kegiatan inovasi Gerakan Jumpa Balita (JUMPALIT) adalah pemantauan pertumbuhan balita dan edukasi warga masyakat peserta Posyandu selama 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) di wilayah Kelurahan Kebon Gedang secara langsung dor to dor. Dari hasil pemantauan langsung tersebut kami dapat menyusun dan menganalisis secara menyeluruh balita serta ibu hamil se-Kelurahan Kebon Gedang terhadap factor determinan penyebab masalah gizi dan melakukan desiminasi analisis surveilans gizi berdasarkan Permenkes RI No. 45 tahun 2014 tentang penyelenggaraan surveilans kesehatan, serta menindak lanjuti hasil analisis factor determinan penyebab masalah gizi agar dapat diatasi secara cepat dan tepat dengan melibatkan lintas sector seperti UPT Puskesmas Ibrahim Adji dalam rangka mewujudkan Zero New Stunting di Kota Bandung dan Indonesia emas lepas dari stunting tahun 2045
.

“Balita peserta Posyandu dan ibu hamil yang tidak bisa datang langsung ke posyandu. Dan pada saat pandemi Covid 19 kegiatan posyandu atau pun sekarang di rubah menjadi kelompok yang lebih kecil yang di sebut Kelompok Penimbangan (Pokbang) tidak bisa di laksanakan setiap bulannya, sehingga untuk dapat mencapai target pemantauan minimal 80% dari sasaran setiap bulannya serta 100% sasaran pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya sangat perlu di adakan inovasi Gerakan Jumpa Balita (JUMPALIT),” ucapnya.

Inovasi Jumpa Balita (JUMPALIT) ini dibuat atau dirintis pada bulan Januari tahun 2020 di karenakan pada bulan Januari tahun 2020 Kelurahan Kebon Gedang termasuk satu dari 15 kelurahan di Kota Bandung yang menjadi focus Intervensi penurunan angka stunting, berdasarkan Keputusan Walikota Bandung No. 050/Kep.607/bapelitbang/2020, dan Salinan keputusan Walikota Bandung No. 050/Kep-750 Bapelitbang/2021 tentang perluasan kelurahan lokasi Fokus Intervensi Percepatan Penurunan dan pencegahan Stunting di kota Bandung tahun 2022.
Pada akhir tahun 2019 sebanyak 110 anak balita di Kelurahan Kebon Gedang yang memiliki berat badan kurang dari nomal, dengan tinggi badan pendek dan sangat pendek masuk pada katagori balita stunting. Setalah kami mengadakan rapat pengurus RW dan di lakukan rembug warga ditiap RW untuk menentukan solusi dan pemecahan permasalahan angka stunting yang tinggi di kelurahan kebon Gedang, maka kami memiliki inovasi Gerakan Jumpa Balita (JUMPALIT), yang Pada awalnya kami menerapkan Inovasi gerakan Jumpa Balita (JUMPALIT) hanya di RW 08, di karenakan di RW 08 tersebut balita penderita stuntingnya sangat tinggi yaitu sebanyak 23 anak balita stunting, terangnya.

Lurah Kebon Gedang, Yusuf Firmansyah melanjutkan paparannya bahwa dengan adanya kegiatan inovasi Gerakan Jumpa balita (JUMPALIT) ini, dapat berhasil, untuk bisa memberikan solusi dengan melakukan intervensi, diseminasi dan analisis surveilans langsung kepada ibu hamil, ibu menyusui serta ibu yang memiliki anak balita, dan terbukti dapat melayani peserta posyandu khususnya ibu hamil, ibu menyusi dan ibu yang memiliki balita secara maksimal, sehingga dapat menurunkan tingginya angka balita penderita stunting di RW 08 dari yang sebelumnya padabulan Desember 2019 sebanyak 23 anak penderita Stunting dan pada akhir tahun Bulan Desember 2021 menjadi 5 orang anak penderita stunting. Sehingga kami mengadopsi inovasi ini untuk dapat diterapkan secara aktif dan masif dilakukan diseluruh Posyandu wilayah RW yang ada di Keluruhan Kebon Gedang.

“Dan setelah inovasi gerakan Jumpa Balita bisa dilaksanakan diseluruh Posyandu RW se-wilayah kelurahan Kebon Gedang, akhirnya kami dapat menekan tingginya angka balita penderita stunting, dari yang sebelumnya pada bulan desember tahun 2019 sebanyak 110 anak balita stunting, pada tahun 2021 menjadi sebanyak 43 anak balita stunting dan sekarang pada bulan Juni 2022 angka anak balita penderita stunting di kelurahan Kebon gedang menjadi terus menurun secara drastis berkat Gerakan Inovasi Jumpa Balita (JUMPALIT),” pungkasnya.

Red. Iwn

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *