Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com
Sepintas grafik Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur yang sering dilanda banjir, hingga banyak keluh kesah warga yang terdampak banjir langganan setiap kali dikepung hujan walaupun hanya 2 jam kota Bojonegoro terancam dilanda genangan air hujan yang cukup tinggi. Pasalnya di penanganan tata ruang saluran air kota yang tidak memperhitungkan dalam pembuangan nya sampai kehilir.
Apalagi ketika musim hujan, banjir sudah menjadi Langganan di Desa Kunci dan Ngumpak Dalem Kecamatan Dander. Kemudian di Kecamatan Kapas yang meliputi Desa Sembung, Wedi, Kalianyar. Juga di Desa Pacul, Sukorejo yang masuk Kecamatan Bojonegoro Kota. Desa Pacul dan Sukorejo menjadi wilayah terakhir jika terjadi banjir kiriman dari wilayah selatan, Minggu (08/05/2022) pukul 16:09 WIB.
Daerah ini selalu berbeda dan sering terjadi, di kelurahan Kepatihan Kecamatan Bojonegoro Kota. Akibat dari penanganan kali Apur yang kurang maksimal meskipun Hujan hanya 2 Jam dan tidak lebat tetap terjadi banjir, disamping kiriman air dari wilayah selatan. Sehingga genangan air lebih lama surutnya.
“Banjir mas, ora iso polah piye-piye ngene iki”. Keluh kesah warga Kelurahan Kepatihan yang dilanda banjir langganan.
Antok (53) salah satu warga Jl. Tendean yang juga sebagai Ketua RT dikelurahan Kepatihan kepada awak media ini (08/05) pukul 18:18 wib menyampaikan bahwa bila sudah datang hujan walaupun hanya 2 jam dan tidak lebat disini dikepatihan ini selalu banjir, hal ini dari dampak penanganan kali Apur dan saluran air kota yang kurang maksimal, meskipun Hujan hanya 2 Jam tetap terjadi banjir. Ucap Antok.
“Setiap hujan bisa di pastikan banjir mas!. Ya memang tidak lama, paling lima jam atau sehari paling lama sudah surut”. Kata Perek panggilan akrapnya.
Jadi tidak ada yang bingung evakuasi harta benda, paling hanya dinaikkan ke atas biar nggak kena air. Ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Bojonegoro Ardian sampai berita ini diunggah saat dihubungi melalui sambungan seluler WathsAppnya tidak bisa tersambung. (Kin).
Reporter: Solikin.gy
Editorial: Solikin.gy