Gus Asim: Predikat Pembangunan Terbaik Bojonegoro Tidak Berbanding Lurus Dengan APBD 7,2 T

Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com

Gus Asim Pengamat Sosial Politik dan Budaya Indonesia disamping memberikan ucapan selamat atas pencapaian pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang menyabet predikat pembangunan terbaik nomer 2, juga sampaikan bahwa pemberian predikat pembangunan terbaik Bojonegoro tidak berbanding lurus dengan besaran anggaran APBD Bojonegoro yang mencapai 7,2 T tersebut,

hal itu disampaikan Gus Asim selaku Pengamat Sosial Politik dan Budaya Indonesia disela sela waktunya kepada awak media tribuntipikor.com di Cafe dan hotel Bonero jalan raya Bojonegoro – Cepu, turut wilayah Desa Leran, Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Minggu (24/04/2022) pukul 21:18 WIB.

Menurut Gus Asim pencapaian itu memang patut diberi apresiasi untuk Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah Karena, hal itu memang nyata dimana Kabupaten Bojonegoro maju dalam bidang pembangunan khususnya jalan, dari mulai tingkat desa, kecamatan sampai kota.

Kesemuanya telah dilakukan Bupati Bojonegoro Anna beserta bawahanya dan dikatakan sudah tepat sasaran. Akan tetapi yang perlu menjadi catatan dibuku besar bahwa Kabupaten Bojonegoro yang kaya dan melimpah ini, baik dari sumber alam minyak dan gas bumi, belum lagi ditambah swasembada pangan, tentu bisa menjadi lumbung padi yang sangat luar biasa. Kata Gus Asim.

Lanjut Gus Asim, Bojonegoro dalam segi apapun, sudah barang tentu bisa lebih maju dan berkembang, apa lagi di dukung anggaran APBD yang sangat besar mencapai 7,2 Triliun. Jadi wajar saja kalau pembangunan di Bojonegoro maju pesat, tentu siapapun Bupatinya pasti bisa untuk membangun Kabupaten Bojonegoro lebih baik.

Seharusnya Bojonegoro dengan APBD 7,2T ini bukan hanya sampai mendapat penghargaan predikat nomer 2 di tingkat Provinsi, harusnya lebih bisa mendapatkan predikat penghargaan pembangunan nomer 1 di tingkat provinsi. Sehingga dapat dikatakan sudah berbanding lurus dengan APBD 7,2 T.

“Apalagi predikat penghargaan dalam pembangunan jalan tidak di barengi dengan kwalitas dari hasil pembangunan itu sendiri”, ujar Gus Asim.

Disini fakta berbicara, banyak kwalitas pembangunan jalan tidak bagus, dimana terkesan dalam pengerjaan nya asal asalan, belum lagi taraf pembangunan itu konon di monopoli oleh kepentingan, kelompok, golongan serta kroni-kroni nya untuk memperkaya diri. Terangnya.

Terkait itu semua, kalau pandangan saya ini di bilang tidak benar hoax semata, saya siap mempertangungjawabkan dan membuktikan, apa lagi dalam taraf pembangunan tersebut tidak melibatkan kearifan lokal atau putra daerah. Semisal pekerjaan dari mulai BKD, PL, sampai LPSE, yang mana dalam pengerjaan nya dikuasai oleh kontraktor kontraktor diluar Kabupaten Bojonegoro.

Lebih Mirisnya lagi, putra daerah atau kontraktor lokal hanya jadi penonton, dan tidak bisa terlibat langsung untuk ikut serta dalam pembangunan yang anggaran nya bersumber dari APBD Bojonegoro. Terangnya.

Apalagi Kabupaten Bojonegoro juga masih termasuk kemiskinan ekstrim, itu yang membuat kita lebih miris. Lalu yang menjadi pertanyaan? untuk apa pembangunan itu dan untuk siapa perdikat penghargaan pembangunan terbaik di berikan oleh Kabupaten Bojonegoro, ungkapnya.

Apakah itu hanya sebagai bahan pencitraan untuk kepentingan politik dan kekuasan semata, itu semua yang bisa menilai seluruh warga masyarakat Bojonegoro sendiri, disinilah saya kira masyarakat Bojonegoro sudah pintar dan cerdas dalam penilaian nya. Pungkasnya. (Kin)

Reporter: Solikin.gy
Editorial: Solikin.gy

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *