Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com
Slamet Hari Hadi Kepala Desa Pumpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, banyak menjadi perbincangan di grup-grup WhatsApp wartawan di Kabupaten Bojonegoro. Pasalnya banyak wartawan yang mempertanyakan ada maksud dan tujuan apa dalam tulisan di story WhatsApp nya Kades tersebut. Sehingga banyak wartawan yang mengscreen shoot Story Kades lantaran di nilai telah menyinggung bahkan merendahkan profesi wartawan dan LSM.
Salah satu tulisan Story tersebut, yakni, “apapun yang terjadi, Kades adalah santapan empuk Wartawan dan LSM” #ratrimomonggo.
Di mana dalam story berikutnya juga mengatakan:
“LSM karo wartawan ora usah heboh masalah BKD, #TUGAS MULIA CARI PENIMBUN MINYAK GORENG, tak baturi nek gladaki pedagang sing nimbun minyak goreng.
Kalimat-kalimat inilah yang telah banyak dibahas oleh banyak wartawan yang ada di dalam grup diberbagai media wartawan Bojonegoro. Sehingga ketika dikonfirmasi oleh beberapa rekan awak media Slamet Hari Hadi Kades Pumpungan, mengaku dirinya telah khilaf dan meminta maaf yang sebesar-besarnya atas story WhatsApp yang di tulisnya tersebut.
Untuk itu, terkait hal ini wadah Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) Wilayah Kabupaten Bojonegoro kiranya masih belum dapat menerima adanya permintaan maaf secara lisan Kades Pumpungan bila hanya melalui pemberitaan media saja.
Olehnya, Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) Kabupaten Bojonegoro masih mempertimbangkan adanya permintaan maaf Kades Pumpungan secara lisan bila hanya melalui pemberitaan media saja. Sehingga sesuai kesepakatan bersama seluruh pengurus dan anggota KJJT Bojonegoro, akan meminta kepada Kades untuk meminta maaf juga secara tertulis kepada wartawan dan LSM yang nantinya akan diberitakan atau dipublikasikan oleh media.
Hal ini, walaupun Katanya ia telah mengungkapkan, dirinya tidak ada maksud sama sekali untuk merendahkan profesi wartawan dan LSM.
Bagaimana mungkin tulisan itu ia tulis spontan karena kondisi ruwetnya pikiran saat ini dia pakai hanya untuk meminta maaf.
“Pikiran saya lagi ruwet mas, tolong di sampaikan kekawan – kawan wartawan dan LSM atas Story WA saya, saya tak ada niat sedikitpun menyinggung kawan – kawan semuanya, sekali lagi saya mohon maaf,” Ungkapnya saat di konfirmasi awak media. Rabu (09/03/2022) malam.
“Bahkan pandangan KJJT Bojonegoro, ungkapan ini sebagai bentuk hanya untuk hasil penyesalannya, setelah ada tanggapan dari berbagai wartawan di Bojonegoro.
Kades Slamet Hari Hadi juga menyampaikan, bahwa hal itu ia tulis spontan saja, karena kekecewaannya di tengah kondisi ruwet dan banyaknya oknum LSM dan wartawan yang datang dari luar kota Bojonegoro bertamu kepadanya dan pulang meminta uang saku.
Bahkan menurutnya, Sampai – sampai jika dia sedang tidak punya uang, dia pun tidak berani berangkat ke balai desa, karena banyaknya oknum wartawan atau LSM yang datang hanya untuk meminta uang saku.
Penyampaian inilah yang perlu dipertimbangkan lagi oleh KJJT Bojonegoro. Pasalnya Kades Pumpungan sadar yang datang merupakan wartawan dan LSM di luar Kabupaten Bojonegoro.
“Walaupun kadang saja jika ia tidak ada di kantor, ia di cari sampai kerumah hanya untuk meminta uang saku,” tuturnya.
“Sudah pikiran ruwet, program harus jalan. Di kantor saja tidak tenang dan apalagi kalau kedatangan begitu banyaknya oknum LSM dan wartawan dari luar Bojonegoro,” tambahnya.
Tambahan penyampaian inipun menurut KJJT Bojonegoro tidak relevan sebab masalah pribadi, kewajiban bahkan amanah telah di campur adukkan dengan adanya Oknom wartawan yang notabene nya sudah ia ketahui dari mana. Sehingga status, story nya tidaklah etis dan elok.
Berharap bisa dimaafkan dengan kekilafan itu relatif mutlak, akan tetapi KJJT Bojonegoro “Ratrimo” (red tidak terima) tetap minta maaf juga secara tertulis. Pasalnya terkait itu semua Kades telah terindikasi melanggar UU ITE dengan melakukan ujaran kebencian terhadap Wartawan dan LSM.(Kin).
Reporter: Solikin.gy
Editorial: Solikin.gy