Spanduk Kritikan Hanya 15 menit di Preteli Satpol PP

Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com

Spanduk bernada protes dan kritik membangun kepada Bupati Bojonegoro selaku pemimpin Pemerintahan di Kabupaten Bojonegoro yang berbunyi, ” Wong Bojonegoro butuh pemimpin Bukan penguasa! sak karepe dewe…, Dupeh lan Dumeh. Telah dipreteli, dicopot oleh Satpol PP kabupaten Bojonegoro.

Penelusuran awak media tribuntipikor.com, spanduk yang dipasang terbentang di jalan Sersan Suratman Sampai jalan Rajawali dimulut jalan, sebuah gang kecil yang berada di sebelah timur pemakaman umum ikut Kelurahan Ngroworejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, terpantau telah hilang sudah tidak terpasang lagi, hanya 15 menit dari pemasangan spanduk itu di Preteli atau di copot oleh pihak satpol PP, Selasa 15/02/2022 pukul 08:09 WIB.

Spanduk dengan nada pesan mendalam terkait ketidaknyamanan atas ke- pemimpinan Anna Mu’awanah sebagai Bupati Bojonegoro, yang mulai mengusik ketentraman dan kedamaian rakyat Bojonegoro, telah di Preteli atau di copot oleh pihak satpol PP Bojonegoro.

“Memang miris jika membaca kalimat spanduk tersebut”.

Terkait hal tersebut, awak media tribuntipikor.com mencoba mengklarifikasi ke lapangan dan berusaha mencari jawaban. Apa yang menjadi penyebab di copotnya spanduk tersebut.

Seorang warga M (58) RT 12/03 ngroworejo mengatakan, tidak tahu mas., orang petugas satpol PP waktu nyopot spanduk itu pas sepi orang tidak ada pemuda, “petugas satpolnya ngleno pelepasannya”, langsung ditarik di gantol pakai aret panjang. Katanya.

Spanduk ini kan bagian wujud protes atau kritik membangun warga atas ketidakpuasan terhadap Pemerintahan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah. Ungkapnya.

“Untuk membuktikan hal itu tentunya harus diuji dengan standart ketentuan pelayanan dan ketentuan peraturan dan perundang-undangan pemerintah yang berlaku di negeri ini”.

Disisi lain, seorang warga P (16) RT 12/03 Ngroworejo juga menyampaikan bahwa, “kenapa yang ada di wilayah selatan stadion masih ada,” kok yang disini di preteli, bahkan nyopotnya tanpa koordinasi dengan warga setempat, kesannya marah yang tanpa menghormati hak warga masyarakat. Katanya.

Terlepas dari benar atau tidaknya apa yang tertulis di spanduk tersebut. Hendaknya bunyi tulisan tersebut haruslah dianggap sebagai kritik rakyat terhadap pemimpinnya guna Bojonegoro lebih baik, yang seharusnya memberikan pelayanan terbaiknya sebagai abdi rakyat. Terangnya.

Untuk itu, pihak satpol PP sendiri seharusnya tidak asal main copot seenak udelnya, itu kan aspirasi rakyat. Satpol PP kan juga dari rakyat untuk rakyat. Ungkapnya. (Kin).

Reporter: Solikin.gy
Editorial: Solikin.gy

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *