Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com
Bumi Malowopati Prabu Angling Dharma Kabupaten Bojonegoro, yang merupakan kawasan hutan di wilayah RPH Gledegan BKPH Clangap Mojodelik kecamatan Gayam, adalah kawasan tandus dan gersang, serta merta tanpa sebab tahu-tahu longsor dan itu sering kali terjadi. Kondisi sedemikian rupa justru menjadi sebuah pemikiran mata batin seorang Kades Mojodelik ini menaruh hati untuk membiayai serta merawat dan telah banyak mengorbankan milyaran rupiah. Selasa 15/02/2022 pukul 09:09 WIB.
Sebelum menjadi destinasi wisata religi yang cukup eksotik, konon katanya wilayah tersebut adalah taman sari kerajaan makhluk ‘astral’ namun bertoleransi tinggi. Karena sering ada orang terjungkal akan tetapi tidak sampai meninggal, terang Kades Yuntik Rahayu pada Senin 14/02/2022, kepada tribuntipikor.com disela-sela waktunya saat bersantai di kediamannya.
Dulunya ada semacam batu kecil, disaat itu masih terkesan rindang, sering orang datang hanya ingin dapat tafsir mimpi pasang angka, Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB) atau semacam Togel pada saat jamannya Soeharto.
“Awal saya melihat tempat ini, di bulan agustus 2019 waktu latber trail start di Puthuk kreweng dengan tanah hutan gersang seluas 7,1 hektar. Saat itu saya merasa nyaman disitu dan merasakan tempat tersebut seperti rumah saya juga”.
Kemudian di tanggal 18 april 2020 saya berjibaku memberanikan diri untuk menyodorkan sebuah gambar atau denah, mau saya apakan tempat tersebut. Sekilas saya bisa lihat, begitu indahnya gambaran yang kami lihat dilokasi. Ulasnya
Akhirnya dari yang kami lihat sekilas itu, dari gambar di kertas gambar dan setelah saya ajukan serta direalisasi oleh pihak Perhutani ternyata hasilnya keindahan seperti sekarang.
Disisi lain, disaat pembangunan seorang tukang ngecros/ngecor dengan kedalaman 3 meter menemukan sebuah kelainan, ada yang lain dan ternyata disatu tempat ini keluar airnya dan tidak hilang terserap oleh kedalaman tanah. Akhirnya tempat itu saya buat kotakan dari batu dan bata merah dan sampai sekarang masih ada sumber airnya.
“Walaupun mungkin secara logika tidak masuk akal, karena kan ini didataran tinggi. Berbicara sumber air bumi” ujarnya.
Berlanjut dibulan desember 2020 ditengah-tengah pembangunan yang hampir jadi ternyat longsor lagi, trenyuh batin saya, berkisar 2 (dua) minggu setelah kami duduk dibelakang Pendopo Baldes di saat mata Kami terpejam, banyak hal yang bisa kami lihat istimewa. Intinya bahwa, jika kami besuk pagi mati dipanggil Allah swt, hartaku tidak saya bawa, tapi amalan, sedekah kebaikan saya buat perihal kehidupan orang banyak, yang tentunya bisa kita petik di Akhirat nanti.
Tidak harus menunggu lama, besuk paginya saya langsung perintah pada pekerja dan tukang membuat 3 tempat, 1. Rumah kecil dibelakang pendopo, 2. Pancuran Dewi Sri dengan landasan segi 5 dan 3. Panggung acara dan Rajawali.
Berlanjut di tanggal 12 februari 2021 ternyata ditengah longsoran ditemukan sebuah batu yang menyerupai ‘Naga’ semacam batu pubakala, yang kemudian kami ambil dan pindahkan di rumah kecil belakang Pendopo yang sudah kami buatkan. Awalnya kami buat untuk menaruh sesuatu yang di temukan disini dan kami tidak tahu jika wujudnya ternyata seperti itu.
Kades Hj. Yuntik Rahayu sang pelaku dalam mewujudkan petunjuk ghaib, uniknya Sang Maestro dalam membangun bumi gersang tandus yang selalu di dukung sang suami H. Utomo, dari masih berdinas sebagai TNI-AD hingga Pensiun.
Bunda Yuntik sapaan akrabnya saat mendatangi Kawasan bumi Tandus & Gersang, dan ketika duduk, secara tiba-tiba tangan nya menorehkan coretan dan tahu-tahu muncul gambar pada kertas yang intinya agar di buatkan seperti begini.
“Kami tidak berharap hasil pembuatan destinasi ‘puthuk Kreweng’ ini, walau di saat susahnya kehabisan uang gaji pribadi selama menjabat kades. Kami bangun tempat ini, setidaknya saya punya sejarah kemajuan untuk Desa Mojodelik dan tempat ini menjadikan bagian dari sumber ekonomi warga Mojodelik.
Dimana dari sumber PAD, LMDH Mojodelik, kesemua itu berkahnya semoga mengalir ke saya, keluarga kami, dunia dan akhirat. Ungkapnya. “Harapan yang cukup sederhana namun penuh makna”.
Ke-indahan dan eksotis wahana destinasi ‘Puthuk Kreweng’, menurut Administratur KPH Bojonegoro Irawan DJ. Konon seperti salah satu kawasan wisata di Negeri Sakura, beda dikit karena tidak bersalju. tutur Orang nomor satu di jajaran KPH Bojonegoro. Dirinya juga memberikan apresiasi di saat Kunkernya di wisata ‘Puthuk Kreweng’ yang kebetulan disaat persentase Program Makmur (Kin/Iz).
Reporter: Solikin.gy
Editorial: Solikin.gy