Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com
Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Bumi Malowopati Prabu Angling Dharma, memang banyak yang belum menyadari kebenaranya, bahwa sejarah perjalanan yang terkandung di dalamnya begitu besar dan dahzat. Dimana luas wilayahnya yang 80% terdiri dari hutan sehingga dapat di munculkan di berbagai tempat destinasi Wisata Religi. Tak terkecuali Hj, Yuntik Rahayu selaku Kepala Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.
Dalam rangka keikut sertaan menjaga nilai-nilai luhur budaya bangsa guna mewujudkan dan atau menciptakan destinasi Wisata Religi Bumi Rahayu “Puthuk Kreweng” di dusun Puthuk, Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, dalam sejarah perjalanan perjuangan nya yang telah mencapai 2 tahun lebih ini, maksimal sampai akhir bulan depan pengerjaan nya sudah mencapai 100% dan bisa di nikmati destinasi Wisata Religi tersebut oleh semua warga setempat khususnya dan warga wilayah lain pada umumnya.
Hal itu di sampaikan oleh Kades Mojodelik Hj, yuntik Rahayu saat memberikan sambutannya di acara giat pelaksanaan Konsolidasi PLMDH dan LMDH se-kabupaten Bojonegoro, dalam rangka mendukung KKPP ( Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif ) rencana tindak lanjut tahun 2022. Bertempat di halaman Pendopo Wisata Religi Bumi Rahayu ‘Puthuk Kreweng’ Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Rabu 08/02/2022 pukul 12:09 WIB.
Menurut Bu Kades Hj, yuntik yang brilian itu, dirinya kurang tahu pasti, setiap tahun lahan kulturnya ini turun dan longsor terus begitu, dan setelah saya cermati di bawahnya ini ternyata lumpur. Jadi tidak bisa mengikat, karena lahan tanahnya itu hanya beberapa meter saja, diatasnya tanah itu adalah tanah lumpur.
Kemudian di tahun 2020 saya menetapkan hati saya untuk membangun tempat ini dan untuk bapak-bapak LMDH tadi yang tanya ini punya siapa? Kalau yang hadir ini punya siapa? Tentunya milik seluruh warga Mojodelik dengan yang suport dana itu saya. Kata Bu, Kades yuntik.
Jadi begini, gaji saya yang selama njabat Kades 6 tahun itu saya kalkulasi ketemu berapa, saya kasihkan ke LMDH untuk membangun tempat wisata ini, dan 6 tahun itu ketemu Rp. 250Jt ternyata kok banyak tunjangannya dan itu ketemu Rp. 200Jt sekian, sehingga semua ketemu Rp. 481Jt sekian. Selanjutnya itu saya serahkan semua ternyata masih belum apa-apa, tempat ini belum terwujud tempat destinasi Wisata Religi. Gumamnya.
Berlanjut pada akhirnya, saya niati lagi saya suport dengan uang pribadi sampai menjadi sekitar 3M + gaji saya dan masih ketambahan ada dari CNR dari EMCL sekitar Rp. 300Jt, itupun belum mencapai menciptakan destinasi satu kotak jadi. Terakhir saya suport lagi uang pribadi saya sampai sekarang dan sudah ada Pendopo, ada taman dan yang lainnya.
“Semata-mata itu semua untuk destinasi wisata Desa Mojodelik dan kedepan Mojodelik harus lebih maju” semboyannya.
Disisi lain, untuk kolam renang sudah bisa di buka nanti di awal ataupun akhir bulan depan. Akan tetapi kita masih nunggu mas Risky selaku Ketua LMDH untuk study dulu agar di siapkan Timnya atau manajemennya baru kita bisa buka atau jalan. Ungkapnya.
“Makanya terkait hal itu, di sini saya harus ekstra dalam pengerjaannya mas” ucap Bu, Kades Yuntik kepada media tribuntipikor usai memberikan sambutan lalu mohon ijin pamit undur diri lebih dulu pada seluruh peserta.
Untuk diketahui: pada nantinya hasil daripada dana masuk akan di serahkan kepada Pokdeswis Desa Mojodelik dan LMDH guna pengelolaannya. Untuk KPH Bojonegoro 30% dan 70% nantinya di bagi pengelola wisata dengan Desa, sedangkan untuk Desa itu nanti dimasukkan ke APBdes. Serta semua kesepakatan telah sesuai dengan akte Notaris yang telah dibuat. (Kin).
Reporter: Solikin.gy
Editorial: Solikin.gy