Terkait polimik pemindahan Pedagang Pasar Lama, Menurut Gus Asim, Suara Rakyat Merupakan Suara Hati Yang Bersih, Tulus dan Jujur

Terkait polimik pemindahan Pedagang Pasar Lama Kota Bojonegoro kepasar Budaya yang baru, mendapat tangapan serius oleh pengamat Sosial Politik dan Budaya Indonesia di Jakarta.

Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com

Gus Asim pengamat Sospol & Budaya Indonesia, ketika di mintai pandangan dan tangapan nya, terkait polimik pemindahan pasar induk lama didalam kota Bojonegoro ke pasar budaya yang baru di bangun di Jalan Lettu Suwolo, Kecamatan Kota, Bojonegoro oleh Pemkab Bojonegoro, melalui sambungan seluler WathsAppnya yang saat ini masih di Jakarta. Rabu 05/01/2022 pukul 19:09 Wib. Menurut Gus Asim, suara rakyat merupakan suara hati yang bersih, tulus dan jujur.

“Olehnya, suara rakyat haruslah didengar. Dikarenakan hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak yang sangat perlu di perjuangkan dan dipertahankan. Kata Gus Asim dalam pandangannya yang saat ini masih mengikuti rakernas di Jakarta.

Di situ dipasar induk kota Bojonegoro yang saat ini jadi persoalan, ini harus di selesaikan dengan baik, tentu dengan memikirkan berbagai banyak hal. Apa yang di sampaikan saudara Sukur Priyanto selaku Wakil Ketua DPRD dari fraksi Partai Demokrat itu sudah pas dan tepat. Yang mana Sukur Priyanto selaku wakil rakyat dalam menerima aspirasi masyarakat yang membutuhkan perlindungan hak-haknya di kantor DPRD beberapa hari yang lalu. Dan disitulah saya bisa lihat dari para pedagang yang sangat lega dan puas dengan apa yang menjadi jawabanya dari Wakil Ketua DPRD Sukur Priyanto. Kata Gus Asim.

Sehingga menurut pandangan saya sebagai pengamat Sospol & Budaya Indonesia, yang lebih pantas di salahkan bukan Bupati Bojonegoro, melainkan yang lebih bisa di salahkan secara penuh adalah Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro saudara Sukaemi. “Mengapa demikian” tentunya itu bagian dari sebuah pertanyaan: Disinilah seharusnya saudara Sukaemi yang mana selaku Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro yang lebih mengerti serta harus bisa menaungi seluruh pedagang pasar lama yang ada di Bojonegoro, bahwa pihaknya harus terlebih dulu memberikan sebuah sosialisasi, terkait adanya rencana pemindahan pedagang pasar lama ke pasar budaya yang baru dibangun di Jalan Lettu Suwolo, Kecamatan Kota, oleh Pemkab Bojonegoro, Ulasnya.

Akan tetapi dalam hal ini ternyata, mungkin saudara Sukaemi sengaja melalaikan hal tersebut, atau bahkan malah seolah-olah Sukaemi menganggap remeh adanya persoalan tersebut, sehingga ketika bangunan pasar budaya yang baru sudah jadi dan pedagang di pasar induk lama dimintak segera pindah, yang ternyata pedagang pasar lama kaget, karena merasa dia tidak diajak bicara terlebih dahulu. Dalam hal ini sukaemi lah yang patut lebih disalahkan, dengan terjadinya polimik pedagang induk lama dipasar kota Bojonegoro melawan dan brontak.

Dalam pandangannya Gus Asim juga menyampaikan, bahwa disini tentunya Sukaemi harus bertangung jawab penuh atas semua persoalan yang terjadi. Adanya polimik di pasar induk lama kota Bojonegoro, sukaemi harus bisa menyakinkan dan atau membuat pedagang pasar induk lama merasa yakin kalau nantinya saat berdagang di pasar budaya yang baru di Jalan Lettu Suwolo, Kecamatan Kota, akan lebih baik dan tentunya lebih sejahtera lagi. Imbuhnya.

Untuk itu menurut pandangan saya, adanya polimik pedagang Pasar induk kota Bojonegoro, dalam hal ini, semestinya pihak Pemkab Bupati” tidak bisa disalahkan begitu saja sepenuhnya, di karenakan yang pastinya Bupati selaku Kepala Daerah sudah menunjuk Opd terkait, adanya rencana pemindahan Pasar induk lama Kota ke pasar budaya yang baru di Jalan Lettu Suwolo, Kecamatan Kota, yaitu dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro. Ungkap Gus Asim.

Pos terkait