Soal Angkut Jenazah Gunakan L300 : Dirut RSU Obi Saya Tidak Pernah Di Konfirmasi, Pihak Keluarga Ini Mis Komunikasi

Halmahera Selatan, tribuntipikor.com

Angkut Jenazah gunakan L300. Pihak keluarga ini adanya mis komunikasi, sehingga Pihak RSUD Laiwui Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara di nilai salah dalam pelayanan. Dirut RSUD saya tidak pernah di konfirmasi apapun.

kejadian yang mencoreng nama baik Dirut dan institusi RSUD itu, bermula dari masalah ambulance angkutan jenazah, kronolognya pada Minggu, (19/12). seorang pasien Desa Anggai masuk UGD pukul 09:00 PM, dan pasien tersebut di katakan meninggal sekitar pukul 03:00 AM, saat meninggalnya pasien itu, Pihak keluarga langsung berkoordinasi dengan salah satu petugas jaga meminta mobil ambulance untuk membawa jenazah ke rumah duka di Desa Anggai.

Petugas jaga diketahui sebagai petugas farmasi dan mengakui telah memberikan keterangan bahwa ambulans tidak bisa, Karena jikalau pengantaran jenazah degan rute perjalanan jauh Dan terjal apalagi melewati tanjakan yang begitu banyak, karena pernah ambulans mogok, dalam perjalanan sehingga Kala didalam Kota bisa diantar namun diluar tidak bisa.

Di saat yang sama datang juga salah satu pihak dari keluarga berkoordinasi terkait hal yang sama namun petugas jaga secara spontan bilang tidak bisa.

Dengan adanya masalah ini, pihak keluarga langsung menelpon mobil pic up untuk mengangkut jenazah dan di pulangkan ke rumah duka di Desa Anggai.

Pihak keluarga saat di konfirmasi via telphone, Kepada Wartawan tribuntipikor.com, Darwin menyampaikan bahwa setelah saudara meninggal kami langsung koordinasikan dengan petugas jaga, meminta ambulance namun petugas jaganya hanya bilang tidak bisa. Padahal sebelum saya berkoordinasi sudah ada keluarga saya lebih dulu betkoordinasi dengan petugas jaga, dan petugas tersebut telah berikan penjelasan ke keluarga saya, tetapi saya juga tidak tahu.

“Padahal sebelum saya komunikasi dengan petugas jaga, saya pe sudara sudah komunikasi duluan soal ambulance, dan sudah di jelaskan ke mereka tapi tidak di jelaskan ke saya jadi saya juga tidak tau” kata Darwin

Sambung Darwin pada saat saya yang berkoordinasi petugas jaga bilang tidak bisa. Jika petugas jaga berikan penjelasan seperti hal yang sama di keluarga saya yang pastilah saya juga mengerti tetapi ini tidak. Dan petugas jaga tidak berkoordinasi dengan dokter atau Direktur RSUD jadi saat itu kami juga bingun mau mengadu ke mana lagi. Jadi kami anggap petugas itu masi baru, karena tidak cepat melakukan koordinasi dengan atasannya, sehingga Direktur RSUD nya kami nilai salah dalam pelayanan, padahal petugasnya yang salah tidak berkoordinasi dengan atasannya.

“Dan pas saya koordinasi dengan petugas jaga, petugas jaga bilang tidak bisa tanpa memberikan penjelasan apa-apa ke saya, terus tidak konfias ke atasannya jadi saya juga bingung” ucapnya

Pada malam itu petugas kesehatan (Dokter, Perawat dan Bidan) sibuk, karena memberikan pelayanan pasien. Sehingga tidak lagi fokus pada bagaiman pemulangan jenazah, sebab ada dua pasien rawat inap itu gawat akibat terkena tromol, begitu juga pasien anak kecil yang Fraktur sehingga semuanya sibuk dan fokus pada pertolongan pasien yang lagi gawat di ruang IGD.

Kepada media ini pihak RSUD Obi saat di konfirmasi menyampaikan bahwa, pada kejadian itu bukan bidan tetapi petugas farmasi yang berkomunikasi,dan sudah memberitahukan ke pihak keluarga yang datang menanyakan, dan itu sudah di jelaskan bahwa ambulancenya tidak bisa di gunakan kalau perjalanan jauh karena mesinnya yang tidak memungkinkan, sebab sudah pernah melakukan perjalanan jauh ke air mangga pada saat naik tanjakan mobilnya tidak mampu sehingga hampir masuk jurang. Sehingga ambulance yang ada itu hanya bisa melakukan perjalanan dalam kota saja, kalau naik gunung sudah tidak mampu.

“Yang berkomunikasi itu bukan bidan atau dokter melainkan petugas farmasi yang tugas jaga pada malam itu, dan petugasnya sudah menyampaikan penjelasan terkait dengan mobil ambulance yang rencana angkut jenazahnya” pungkas Elisabeth Dirut RSUD Obi

Lisa juga bilang memang hal tersebut kesalahannya pada petugas farmasinya yang tidak memberitahukan atau men konfirmasi ke Driver Ambulance maupun ke Direktur RSUD, Dan pada saat kejadian itu ada pihak keluarga, serta pihak petugas (Dokter, perawat Dan Bidan) Dinas jaga malam, lagi sibuk melakukan pertolongan pertama pada pasien dua orang yang lagi gawat dari Desa Anggai, karena terkena tromol, jadi petugasnya (dokter dan bidan) lebih fokus ke pelayanan pasien yang lagi gawat.

“Duduk kesalahannya itu pada petugas jaga mungkin juga khilaf atau bagaiman sehingga tidak mengkonfirmasi ke Driver dan Ke saya. Dan memang pada malam itu semuanya sibuk pada pelayanan pasien yang lagi gawat ada dua pasien yang terkena tromol dan ada juga anak kecil yang traktir sehingga semua pada fokus kepada pelayanan pasien di ruang rawat inap” centus Dirut

Sambung Lisa, terkait masalah pihak keluarga pinjam kasur dan juga komplen masalah tersebut, itu saya tidak tau karena tidak ada konfirmasi ke saya pada intinya saya tidak ada konfirmasi apapun baik dari petugas jaga maupun dari siapapun tidak ada. petugas tersebut bilang lebih baik komunikasi langsung ke dirut RSUD petugasnya bilang begitu karena petugasnya takut kena marah.

“ada juga masalah pinjam kasur hal itu saya juga tidak tau, karena saya tidak pernah di konfirmasi, baik itu petugas jaga maupun pihak keluarga, pada intinya masalah itu saya tidak pernah di konfirmasi apapun” ucap Lisa.

Setelah penanganan pasien di IGD, ada 2 orang pasien gawat di ruang rawat inap sehingga Dokter menuju ke ruang rawat inap utk melakukan tindakan disana. Namun pada jam 08.10 wit 1 pasien wanita meninggal dari desa anggai dan keluarga menunggu Mobil yang sama untuk mengantarkan jenazah tersebut ke desa anggai.

Menurut Lisa ada yang bilang empat ambulance, itu memang betul, tetapi dua ambulancenya binternya pendek, satu ambulancenya yang lama itu biasa angkat jenazah itu sudah tidak bisa berjalan jauh lewat tanjakan tinggi hanya bisa di dalam kota saja, yang satunya lagi binternya pendek juga yang bantuan dari PT. Wanatiara Persada. Sehingga tidak bisa di pergunakan untuk mengangkat jenazah, akan tetapi dengan adanya hal ini mobil jenazahnya kami sudah urus ke Pemda dan Pemda baru memberikan ambulancenya.

Jadi memang ada empat ambulans yang dimana dua ambulans binternya pendek yaitu dari PT WP Dan Mobil ambulans lama yang pernah mengantarkan jenazah sebelumnya dalam pada berapa tahun yang lalu namun kondisi yang sudah kurang layak dipakai diluar Kota sehingga difungsikan utk didalam kota. Ada satu Mobil ambulans Hilux yang direncanakan untuk mengantarkan pasien atau jenazah (selama belum ada Mobil jenazah) ke desa luar Dan satu Mobil ambulans baru, yang baru ada di awal bulan Desember yang akan difungsikan untuk mengantarkan pasien sakit. Maka olehnya itu pihak RSUD mengajukan permohonan kepada Pemda Halsel untuk pengadaan Mobil jenazah agar dapat melaksanakan pelayanan pengantaran jenazah.

“Memang ada empat ambulance tetapi dua ambulancenya binternya pendek dan satunya lagi bantuan dari PT. Wanatiara Persada itu juga sama dan tidak bisa angkut jenazah karena pendek, dan yang satunya lagi itu bisa angkut jenazah tapi hanya bisa pada perjalanan dalam kota, sebab pada perjalanan jauh melewati tanjakan tinggi mobilnya sudah tidak mampu, namun dengan hal demikian. Kami dari pihak RS sudah mengajukan permohonan ke Pemda Halsel untuk mengadakan Pengadaan mobil pengantaran jenazah” jelas Dirut

Lisa juga memaparkan bahwa terkait kejadian ini petugas tersebut sudah memberikan penjelasan ke pihak keluarga, jadi ada sebagian dari keluarga juga yang mengerti, sehingga ada yang bilang kalau begitu kita tunggu mobil pick up itu balik juga agar bisa di gunakan akan jenazahnya bawa ke anggai juga. Begitu juga dari kejadian ini tidak ada diantara pihak RSUD dan pihak keluarga yang adu mulut semuanya biasa-biasa saja, tidak ada pihak keluarga yang datang mara-marah di ruang kerja petugas kesehatan.

“Terkait dengan kejadian ini yang jelas petugas kami sudah berikan keterangan serta menjelaskan ke pihak keluarga juga terkait hal tersebut” centus Lisa

Maka dari hal tersebut pada kesimpulannya ini hanya karena adanya mis komunikasi antara pihak keluarga dengan pihak keluarga, petugas jaga dengan atasannya sehingga masalah ini, Dirut RSUD yang di salahkan dan di tuduh tidak memberikan Izin, padahal tidak ada konfirmasi apapun terkait kejadian dan masalah ini ke Direktur, jika ada konfirmasi kepastiannya di pastikan penanganan masalah tersebut dapat teratasi.

Dari permasalahan dan kejadian ini RSUD Obi mendapat surat teguran dari Pemda Halsel dan Dirutnya sudah membeeikan klarifikasi hal ini ke hadapan Sekda untuk menjelaskan permamasalahan tersebut.

Namun dari permasalahan ini pihak RSU Obi mendapatkan Surat teguran dari Sekda Halsel, sehingga Direktur dan enam petugas dinas malam yang pada saat itu telah menghadap ke Sekda untuk menjelaskan kronologisnya dan berjanji untuk berusaha memperbaiki pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya, di hadapan Sekda.

Dirut RSU juga berharap jika ada permasalahan terkait dengan pelayanan yang tidak masksimal terhadap pasien, tolong langsung di konformasi langsung ke saya saja, dan dari kejadian ini saya juga memohon dan meminta maaf jika ada kesalahan yang di buat oleh pihak RSU.

“Atas kejadian ini kami juga memohon maaf jika ada kesalahan yang petugas kami berbuat, kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Saya juga berharap jika ada kejadian yang sama seperti ini langsung saja konfirmasi ke saya, agar supaya permasalahannya dapat di selesaikan dengan baik” Harap Dirut RSUD Obi Lisa

Darwin juga menyampaikan dari kejadian ini Pihak RSUD Obi pada hari sabtu, telah datang ke rumah duka untuk meminta maaf, terkait atas kehilangan pelayanan yang kurang menyenangkan. Dan kami juga mengakui pada hari itu juga memang kesalahan petugas jaga itu yang tidak memberikan informasi terkait dengan mobil ambulance. Dan pihak RSUD sudah berjanji akan memberikan pelayanan khusus di tiga desa Air mangga, Anggai dan Sambiki agar tidak terjadi hal demikian

“hari Sabtu kemarin dari pihak RSUD juga datang ke rumah duka untuk meminta maaf ke pihak keluarga, dan berjanji dari kejadian ini RSUD, berjanji akan memberikan pelayanan khusus buat tiga Desa Air Mangga, Anggai dan Sambiki” jelas Darwin

Darwin juga berharap bahwa RSUD Obi juga harus memberikan pelayanan yang maksimal terkait dengan pelayan di tiga desa agar hal yang sama jangan terulang lagi. Jadi kami dari pihak keluarga juga meminta maaf dari lubuk hati yang paling dalam karena hal ini kurang adanya mis komunikasi, pada inti kesimpulannya kami sama-sama khilaf baik dari pihak keluarga maupun pihak RSUD, karena kurang mis komunikasi sehingga terjadi hal demikian. Dan mengucapkan terima kasih ke Direktur RSUD Obi karena telah datang pada malam tujuh di rumah Duka untuk turut berbelasungkawa, mudahan-mudahan RSUD Obi tetap jaya dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyadakat pulau Obi dan yang pada khusunya masyarakt Obi Induk.

“Saya berharap RSUD Obi juga dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di tiga Desa ini dan pada umumnya masyarakat Pulau Obi, kami pihak keluarga juga meminta maaf dari lubuk hati yang paling dalam karena dengan mis komunikasi ini terjadi kesalahpahaman, dan kami juga ucapkan terima kasih banyak karena sudah meluangkan waktunya untuk datang ke rumah duka, sekali lagi kami minta maaf atas mis komunikasi ini sehingga terjadi hal demikian” tutup Darwin. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *