Kenyataan Sampai Sekarang, Presiden RI Tak Berani Berkunjung ke Malowopati Bojonegoro, karena Takut Turun Tahta.

Bojonegoro, tribuntipikor.com

Pasca peresmian Bendungan Tugu dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Trenggalek Presiden Jokowi tidak datang langsung ke kabupaten Bojonegoro. Jokowi meresmikan Bendungan terbesar di wilayah kabupaten Bojonegoro yang terkenal dengan sebutan Malowopati itu melalui daring, bersamaan Bendungan Tugu di KabupatenTrenggalek, Kamis 02/12/2021 pukul 09:09 Wib.

Banyak berbagai Mitos yang beredar, pemimpin Republik Indonesia (Presiden) yang datang ke kabupaten Bojonegoro selama ini selain Presiden RI pertama yakni, Ir. Soekarno, masih belum ada yang berani seorang pucuk Pimpinan datang ke kabupaten Bojonegoro (Malowopati), dan kalaupun memberanikan diri datang, konon katanya akan lengser, turun tahtanya atau siap kalah.

Sebut saja salah satu penganut Adat Budaya Jawa, Mbah Suri (62) sebagai sesepuh yang masih membudayakan Nguri Wuri Adat Budaya Jawa menuturkan, hingga kini masih belum pernah ada kabar seorang Presiden RI yang berkunjung di kabupaten Bojonegoro (Malowopati) setelah Presiden Pertama RI Ir. Soekarno. Tutur Mbah Suri kepada tribuntipikor.com, Rabu (01/12/2021). Pukul 19:09 Wib.

“Memang setahu saya belum pernah ada presiden yang ke sini (Bojonegoro). Kalaupun ada itu dulu zamannya Mbah Karno,” ucap Mbah Suri.

Hal tersebut Mbah Suri memang sangat ingat betul dengan adanya cerita zaman dulu, yang kini banyak dijadikan oleh warga sebagai sebuah mitos. Namun sebagian masyarakat masih sangat percaya dengan adanya mitos tersebut.

“Sebagian percaya mas, sebagian lagi ya menganggap itu sebuah mitos,” katanya.

Sebuah mitos yang tercipta dalam cerita di masyarakat luas, kata Mbah Suri, saat itu dalam peperangan di zaman Kerajaan Majapahit. Ada sebaris kalimat dalam sabda, barang siapa pemimpin yang lebih dahulu menyeberangi Bengawan Solo, berarti orang itu (pemimpin) memasuki kabupaten Bojonegoro atau yang terkenal dengan Kerajaan Malowopati. Bisa dipastikan, pimpinan tersebut bakal mengalami suatu kekalahan dalam peperangan. Ungkap Mbah Suri.

“Hal itu terbukti dari kisah Pangeran Arya Penangsang yang telah berani menyeberangi Bengawan Solo terlebih dahulu untuk menyerang Prajurit Pajang,” ulasnya.

Mbah Suri menambahkan cerita tersebut, kata Mbah Suri, kesaktian Pangeran Arya Penangsang hilang secara tiba-tiba. Sehingga dirinya kalah dan mati dalam peperangan pada saat itu.

“Hal ini bisa di yakini jika ada pemimpin negeri yang masuk ke kabupaten Bojonegoro atau Malowopati, maka dia harus siap untuk kalah dalam artian siap lengser dari tahtanya,” pungkas mbah Suri dalam wejangannya. (Kin)

Editorial: Solikin.gy

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *