BOJONEGORO, tribuntipikor.com
Gua Lawang, Gua Lawang yang nota Bene terdapat seribu satu kemisterian dalam bentuk sejarahnya sendiri, merupakan bagian yang tak terpisahkan oleh keberadaan sejarah peradaban “Gua Sumur” yang tidak jauh letaknya disebelah Utara bujur timur berkisar 1km, termasuk disebelah Selatan bujur barat berkisar 3km, juga terdapat sebuah “Gua Lawa” atau (Lowo) yang sudah terkenal. Senin 01/11/2021 pukul 09:09 Wib.
Demikian menurut keterangan dari seorang juru kunci Gua Lawang, saat diwawancarai oleh awak media tribuntipikor.com, sebut saja Mbah Tasmin (73), yang begitu panjang lebar menceritakan sejarah keberadaan Gua Lawang tersebut, yang pada intinya Gua Lawang merupakan sebuah gerbang Gua pintu masuk keberadaan 3 Gua yang berada tidak jauh letaknya dari Gua Lawang.
“Jadi keberadaan Gua Lawang ini, lebih tepatnya berada ditengah-tengah antara Gua Sumur dan Gua Lawa/Lowo”. Ceritanya Mbah min panggilan kesehariannya.
Melalui pintu masuk gerbang Gua Lawang yang berada di daerah kecamatan Dander, tepatnya didesa Sumberarum kecamatan Dander kabupaten Bojonegoro inilah, terbukanya tabir Surya yang telah membawa berbagai misteri sejarah peradaban yang terdapat diwilayah kerajaan Malowopati, yang sekarang menjadi kabupaten Bojonegoro, lanjut Mbah min.
Sehingga kami beserta beberapa saudara dapat menyimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan adanya berbagai misteri sejarah peradaban yang terdapat di Gua Lawang, daerah kecamatan Dander kabupaten Bojonegoro Jatim, merupakan pintu masuk gerbang seluruh sejarah peradaban yang tinggi yang berada di wilayah Malowopati termasuk dalam kategori didalamnya adalah merupakan kabupaten Bojonegoro Jatim.
Berlanjut kamipun segera musyawarah untuk mufakat bersama Mbah Tasmin, dengan adanya berbagai misteri sejarah peradaban yang terdapat di daerah kecamatan Dander kabupaten Bojonegoro tersebut, untuk mencapai tujuan yang sama dengan melakukan pencarian titik lokasi yang strategis guna mewujudkan impian yang telah lama terpendam, untuk membangun sebuah sanggar.
Sedangkan dalam rangka pembangunan Sanggar itu sendiri merupakan tempat untuk Nguri Wuri warisan leluhur ( adat budaya Jawa yang ada di Malowopati atau Bojonegoro) serta lebih dapat dipergunakan dalam kebersamaan untuk seluruh Dunia, Bojonegoro pada khususnya.
Diketahui: dalam rencana hal tersebut, semata-mata kami dan Mbah Tasmin yang terpanggil, ada sebuah tujuan untuk ikut serta sebagai putro wayah Angkling Dharma, turun waris dan atau generasi penerus dalam mewujudkan “Nguri Wuri Adat Budaya Jawa,” dengan melestarikan budaya leluhur Malowopati (Bojonegoro) dengan asas kebersamaan dan tidak ada perbedaan. (Slk/tim)
Editorial: M.Solikin.gy
Fotografi: Ipung