Bojonegoro, tribuntipikor.com
Menurut pandangan Gus Asim sebenarnya kabupaten Bojonegoro itu belum saatnya membutuhkan dan atau membeli Kereta Api untuk jurusan Bojonegoro-Surabaya, dan seharusnya bupati Anna Mu’awanah lebih bisa memikirkan kebutuhan untuk masyarakat Bojonegoro yang harus lebih di dahulukan.
Beli kereta api kan sangat besar kosnya setiap hari, setiap bulan, apakah sudah terpikirkan olehnya, sedangkan dalam pengunaan nya memakai anggaran APBD kabupaten Bojonegoro, di sini sebenarnya peran serta DPRD kabupaten harus jeli dalam menyikapi, dan hal itu mengapa bisa terjadi.
Mirisnya masyarakat Bojonegoro terkesan diam dan terbuai dengan nyenyaknya, dan lagi di mana peran serta sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang begitu banyaknya, yang terlihat juga tiada gerakan dan perhatian dalam menyikapi kebijakan seorang pemimpin. Ungkap Gus Asim Dalam Pandangannya.
Anggaran APBD yang begitu besarnya hanya akan di gunakan untuk biaya oprasional Kereta Api saja, bagaimana dengan janji politiknya, slogan Nganyomi dan Ngopeninya untuk masyarakat Bojonegoro, sudahkah menjadi sebuah pertimbangan adanya usaha transpotasi K.A itu sangat sulit dan banyak sainganya, yang menjadikan pertanyaan saya selaku pengamat Sospol & Kebudayaan Indonesia, kalau Kereta Api itu sudah di beli dan atau di pesan, Kereta Api tersebut tidak bisa di jalankan, di karenakan bisanya oprasionalnya kolep atau tidak ada dan mangkrak, apakah Bupati berani bertangung jawab adanya hal itu. Ujar Gus Asim.
Menurutnya, ini sebuah permasalahan yang sangat besar dan harus dipertimbangkan kembali serta di pikir ulang oleh Bupati Anna di karenakan kalau hal ini tidak di pikir secara cermat dan matang akan berakibat fatal sekali untuk kabupaten Bojonegoro ke depannya, dan akan menjadi dosa besar bagi Bupati mendatang, di karenakan secara tidak langsung anggaran tersebut pada nantinya masuk anggaran jangka panjang. Pungkas Gus Asim. (Slk)