Aktivis Keumatan Kuningan Siap Meramaikan Reuni 212: Tekankan Ukhuwah, Revolusi Akhlak, dan Solidaritas untuk Palestina

Kuningan|Tribun TIPIKOR.com

Menjelang pelaksanaan Reuni 212 tahun 2025, berbagai elemen aktivis keumatan dari Kabupaten Kuningan mulai mempersiapkan diri untuk turut serta dalam kegiatan yang akan digelar di kawasan Silang Monas, Jakarta, Selasa (2/12). Meski telah delapan tahun berlalu sejak momentum awalnya, antusiasme peserta dari daerah masih tetap tinggi.

Reuni 212 tahun ini akan memiliki sedikit perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya acara dimulai sejak pagi, panitia kini menjadwalkan kegiatan dimulai pada sore hari. Rangkaian acara akan diawali dengan salat Magrib berjemaah sebelum agenda utama berlangsung.

“Pertimbangan waktu sore ini sangat penting. Selain demi kenyamanan peserta, kami ingin memastikan mobilitas warga Jakarta yang sedang beraktivitas tidak terganggu. Reuni 212 harus tetap menjadi kegiatan yang tertib, damai, dan penuh keberkahan,” ujar Ustaz Luqman Maulana, aktivis sosial-keagamaan sekaligus koordinator keberangkatan Aliansi Persaudaraan Islam Kuningan (APIK).

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pola keberangkatan peserta dari Kuningan tidak dilakukan secara terpusat. Kali ini, masing-masing kelompok memilih mengatur keberangkatan secara mandiri, menyesuaikan moda transportasi dengan kebutuhan masyarakat di wilayah masing-masing.

Menurut Ustaz Luqman, langkah tersebut menjadi pilihan paling efektif karena kondisi masyarakat berbeda-beda. “Ada kelompok kecil di desa, ada komunitas besar di wilayah perkotaan. Dengan metode ini mereka dapat memilih moda transportasi yang paling sesuai,” ujarnya.

Salah satu kelompok yang mengorganisasi keberangkatan ialah Aliansi Persaudaraan Islam Kuningan (APIK). Mereka membuka pendaftaran untuk satu unit bus dengan titik kumpul di Masjid Syiarul Islam Kuningan. Bus tersebut dijadwalkan berangkat pada pukul 10.00 WIB. Sementara itu, kelompok lain memilih titik kumpul di kawasan Ancaran menggunakan bus terpisah. Adapun sebagian peserta memilih berangkat dengan kendaraan pribadi, rombongan mobil keluarga, atau kereta api.

“Intinya, kami ingin memudahkan masyarakat. Semua moda transportasi dipersilakan selama tetap menjaga keamanan, ketertiban, dan niat ibadah,” kata Ustaz Luqman.

Selain sebagai ajang konsolidasi gerakan moral, Reuni 212 tahun ini juga dipandang sebagai momentum memperkuat ukhuwah islamiah. Bagi para aktivis keumatan Kuningan, kegiatan ini bukan hanya pertemuan fisik, tetapi simbol persaudaraan dan kepedulian sosial.

“Reuni 212 bukan sekadar berkumpul. Ini ikhtiar merawat akhlak, menjaga NKRI, serta menegakkan nilai-nilai kebenaran. Revolusi akhlak harus terus digaungkan, terutama di tengah tantangan bangsa saat ini,” tegasnya.

Isu kemanusiaan Palestina juga menjadi fokus utama. Para peserta menilai bahwa kondisi di Palestina membutuhkan solidaritas nyata dari umat Muslim di seluruh dunia, termasuk dari Indonesia. Reuni 212 disebut menjadi ruang ekspresi kepedulian sekaligus dukungan moral bagi rakyat Palestina.

“Kami ingin suara masyarakat Kuningan terdengar di Monas. Palestina bukan sekadar isu global, tetapi panggilan nurani umat beriman,” ucapnya.

Dengan berbagai persiapan tersebut, para aktivis keumatan Kuningan memandang Reuni 212 sebagai perpaduan antara ibadah dan perjuangan moral. Mereka berharap gelaran tahun ini berlangsung tertib, damai, serta mampu memperkuat persaudaraan di antara umat Islam.

“Semoga Allah menjaga langkah kita dan menjadikan Reuni 212 sebagai momentum memperbaiki diri serta memperjuangkan nilai-nilai kebenaran,” tutup Ustaz Luqman.

(red)

Pos terkait