Kuningan| Tribun TIPIKOR.com
Kondisi Jembatan Cijemit di Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, kini memasuki fase kritis mengkhawatirkan. Kerusakan yang tak kunjung diperbaiki bukan hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga mengancam suplai logistik dan distribusi kebutuhan pokok ,demikian juga untuk pengangkut hasil panen masyarakat yang akan dijual ke pusat kota dari wilayah tersebut. Adanya keterangan proyek perbaikan sebelumnya senilai empat ratus juta rupiah dinilai gagal mengembalikan fungsi jembatan, memicu sorotan publik dan mempertanyakan transparansi pelaksanaannya.
Sebagai jalur vital penghubung antar desa, Jembatan Cijemit memegang peranan penting bagi arus keluar masuk barang kebutuhan harian. Kerusakan yang semakin parah dikhawatirkan dapat melumpuhkan distribusi sembilan bahan pokok (sembako). Aktivitas pedagang, pelajar, pekerja, hingga layanan kesehatan pun dikhawatirkan akan ikut terdampak akibat akses yang tidak lagi aman dilalui.
Saat di temui di lokasi oleh awak media Tribun TIPIKOR.com Sultan Sepuh Cirebon, KGSS. PNG. Heru Rusyamsi Arianatareja, S.Psi., M.H., mengeluarkan pernyataan keras menyerukan pemerintah daerah hingga pusat untuk segera turun tangan.Kamis ( 20/11/2025 ).
Dengan rusaknya jembatan ini, penyuplaian sembilan bahan pokok dapat lumpuh. Dampaknya bukan hanya bagi warga Cijemit, tetapi seluruh rantai distribusi bisa terganggu. Ini sangat berbahaya bagi stabilitas ekonomi lokal. Saya mendorong Gubernur Jawa Barat dan Bupati Kuningan untuk segera bertindak, karena keselamatan dan kebutuhan hidup masyarakat tidak boleh ditunda.tegas Sultan Sepuh.
Tak hanya memberikan peringatan, Sultan Sepuh juga menawarkan langkah nyata agar penanganan tidak kembali berlarut-larut.
Solusi terbaik adalah tindakan cepat, gotong royong lintas lembaga, dan evaluasi menyeluruh. Pemkab Kuningan, Pemprov Jabar, BPBD, Dinas PU, serta TNI–Polri harus membentuk tim khusus yang bekerja cepat, transparan, dan diawasi publik. Jangan menunggu proyek panjang penanganan darurat harus dilakukan segera. Jembatan adalah urat nadi ekonomi rakyat. ujarnya.
Ketua Umum Dewan Adat Nasional Republik Indonesia (DAN-RI) juga menyoroti kejanggalan anggaran perbaikan sebelumnya yang tidak menunjukkan hasil signifikan.
Dengan adanya informasi dana anggaran pembangunan sebelum nya sebesar empat ratus juta rupiah, publik berhak mendapatkan hasil pembangunan yang jelas sesuai. Kami meminta audit terbuka, evaluasi menyeluruh, dan langkah cepat untuk membangun kembali jembatan. Ini bukan sekadar proyek, ini menyangkut hajat hidup orang banyak. ucapnya.
Sementara itu, artis nasional sekaligus Kabid Humas DAN-RI, Sandy Tumiwa, menyampaikan pernyataan tegas atas nama masyarakat.
Kami tidak ingin menunggu ada korban jiwa. Pemerintah Kabupaten Kuningan dan Pemprov Jabar harus segera bertindak. Ini darurat kemanusiaan. Infrastruktur dasar bukan hal yang bisa ditunda. tegasnya.
Ketua Lembaga DAN-RI kemudian menutup pernyataannya dengan nada keras:
Dalam urusan kemanusiaan, tidak seharusnya ada alasan soal tidak adanya anggaran atau akhir tahun. Yang dibutuhkan rakyat adalah respon cepat dari para pelayan masyarakat.
Sorotan para tokoh nasional tersebut membuat isu Jembatan Cijemit mulai mendapat perhatian publik secara luas, bahkan disebut-sebut telah menjadi pembahasan hingga level pemerintah pusat. Masyarakat berharap Istana Presiden turut memberi perhatian terhadap kondisi yang berdampak langsung pada keamanan dan ketahanan pangan warga tersebut.
Hingga berita ini diturunkan Pemerintah Kabupaten Kuningan belum memberikan keterangan resmi terkait langkah konkrit perbaikan jembatan.
( red/team)





