GENERASI GEN-Z PULAU SUMBAWA WAJIB BANGKIT:PERUBAHAN TIDAK PERNAH LAHIR DARI ELIT,TETAPI DARI LEDAKAN GERAKAN RAKYAT

Catatan Irwanto Messa jurnalis Tribuntipikor.Com
Sumbawa Besar, NTB
tribuntipikor.com —

Pulau Sumbawa sedang berdiri di ambang sejarah. Dua puluh tahun perjuangan Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) telah membuka borok paling menyakitkan: menitipkan masa depan kepada elit politik lokal adalah kesalahan kolektif yang terus diulang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Cukup sudah menunggu.
Cukup sudah percaya.
Cukup sudah ditinabobokan janji yang tak pernah menjadi kenyataan.

Dua dekade bukan waktu singkat. Itu adalah bukti kegagalan total strategi yang terlalu sopan, terlalu percaya, dan terlalu tunduk pada meja elit. PPS digiring menjadi komoditas politik musiman—diangkat saat kampanye, dikubur setelah kekuasaan diraih.

Belajarlah dari Nepal.
Bukan elitnya yang mengguncang negara.
Bukan politisi nyaman di ruang ber-AC.

Perubahan lahir dari Generasi Gen-Z yang turun ke jalan, menguasai ruang publik, memadati pusat kekuasaan, dan memaksa negara tunduk pada kehendak rakyat.

Mereka tidak menunggu undangan.
Mereka tidak mengemis belas kasihan.
Mereka tidak menyerahkan masa depan pada elit yang pandai bernegosiasi, tetapi miskin keberanian.

Mereka bergerak.
Mereka hadir.
Mereka menekan.

Dan negara—tidak punya pilihan selain mendengar.

Pesan ini harus menggema keras di seluruh Pulau Sumbawa, terutama bagi Generasi Gen-Z:
Perubahan tidak pernah lahir dari lobi senyap, tetapi dari tekanan publik yang masif, berani, terorganisir, dan konsisten.

Sejarah PPS membuktikan satu kebenaran telanjang:
Politik kompromi tanpa tekanan rakyat hanyalah pabrik janji kosong.
Selama PPS terus digantungkan pada diplomasi elit, makan malam politik, dan basa-basi kekuasaan, maka PPS akan tetap menjadi slogan murahan—hidup di spanduk, mati dalam kebijakan.

Jakarta hari ini bukan Jakarta dua puluh tahun lalu.
Informasi terbuka.
Media sosial menembus tembok kekuasaan.
Transportasi bukan lagi alasan.

Negara tidak bisa terus berpura-pura tuli ketika rakyat datang, bersuara, dan bertahan.

Kunci perubahan hanya dua:
BERANI MELANGKAH. CEPAT BERTINDAK.

Generasi Gen-Z Pulau Sumbawa harus berhenti menjadi penonton sejarah.
Saatnya menjadi aktor utama perubahan.

Gerakan rakyat—damai, konstitusional, dan berkesinambungan—bukan ancaman negara, tetapi tekanan politik sah dalam demokrasi. Kehadiran rakyat di pusat kekuasaan adalah alarm keras bahwa kesabaran publik ada batasnya.

Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa bukan hadiah.
Bukan belas kasihan.
Bukan proyek elit.

Ia adalah hak konstitusional, amanat sejarah, dan tuntutan keadilan pembangunan.

Jika negara lambat mendengar, rakyat wajib lebih lantang berbicara.
Jika elit gemetar melangkah, Generasi Gen-Z harus maju memimpin barisan.

Pulau Sumbawa tidak kekurangan alasan.
Pulau Sumbawa hanya kekurangan gerakan besar yang berani, militan secara moral, dan konsisten sampai menang.

Sejarah tidak menunggu mereka yang ragu.
Sejarah hanya mencatat mereka yang bergerak dan memaksa perubahan terjadi.

( Irwanto )

Pos terkait