Garut,Tribuntipikor.com
Pemerintah Kabupaten Garut Lakukan Kajian Pemutakhiran Kapasitas Daerah CDPOB Garut Selatan Tahun 2025 Pemerintah Daerah Kabupaten Garut sejak September 2025.
Pelaksanaan kajian pemutakhiran data Kapasitas Daerah (Kapasda) Calon Daerah Persiapan Otonomi Baru (CDPOB) Kabupaten Garut Selatan. Kajian ini merupakan tindak lanjut dari studi sebelumnya oleh Lemlit Unpad (2009), Kajian Daerah (2010), dan Injabar Unpad (2019) yang perlu disesuaikan dengan perkembangan Garut Selatan yang kini telah mengalami kemajuan signifikan.
Hasil kajian 2009 berdasarkan perhitungan PP Nomor 78 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Penggabungan, dan Penghapusan Daerah Otonom menunjukkan skor total kategori sangat mampu, Kabupaten Garut sebagai induk (455) dan Calon Kabupaten Garut Selatan (434).
Indikator yang dikaji dalam pemutakhiran ini disesuaikan dengan parameter terbaru, antara lain meliputi hidrografi, kualitas SDM, pertumbuhan ekonomi, potensi unggulan daerah, PAD, aksesibilitas layanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta jumlah PNS di CDPOB Garut Selatan. Metode pengumpulan data primer dan sekunder antara lain dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) I, II, dan III Kajian Akademik Pemutakhiran Data Persyaratan Dasar Kewilayahan dan Kapasitas Daerah (Kapasda) Pembentukan CDPOB Kabupaten Garut Selatan.
FGD I melibatkan seluruh tim tenaga ahli peneliti dengan OPD Kabupaten Garut dan Presidium Masyarakat Garut Selatan; FGD II melibatkan para tenaga ahli peneliti, camat, Kapolsek dan Danramil, kepala desa, Presidium, dan tokoh masyarakat; sedangkan FGD III melibatkan tim tenaga ahli, Presidium, dan Korwil serta tokoh masyarakat se-Garut Selatan.
Hal tersebut mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) II yang dibuka oleh Asda I Kabupaten Garut Bambang Hafidz di Hotel ANB Pameungpeuk Garut Selatan, Sabtu, 6 Desember 2025. Acara tersebut dihadiri para tenaga ahli peneliti, camat, Kapolsek dan Danramil, kepala desa, Presidium Masyarakat Garut Selatan dan tokoh masyarakat.
Berdasarkan indikator hidrografi, Garsel memiliki potensi air permukaan dan air tanah serta ketersediaan air baku untuk kebutuhan sehari-hari penduduk dan untuk kegiatan ekonomi antara lain sudah diusahakan melalui pembangunan micro hydro seperti di Kecamatan Cisewu, Bungbulang, Pakenjeng, dan Singajaya. Indikator SDM seperti Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Partisipasi Kasar (APK), pertumbuhan ekonomi dan IPM sudah jauh meningkat dibandingkan dengan 16 tahun lalu. Demikian pula indikator potensi unggulan daerah dan PAD, Garsel memiliki potensi daerah yang sangat melimpah seperti SDA cadangan tambang dan mineral yang layak secara ekonomi dan sudah diusahakan seperti emas oleh PT Antam dan galena, pariwisata pantai dan kelautan.
Sehingga rasio nilai kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Produk Domestik Bruto (PDB) dari berbagai sektor meningkat sehingga PAD meningkat signifikan. Kontribusi PAD CDPOB Garut Selatan terhadap PAD Kabupaten Induk sangat signifikan, lebih dari 41%. Demikian pula aksesibilitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur serta jumlah PNS di CDPOB Garsel sudah jauh meningkat daripada sebelumnya. Rata-rata jumlah murid SD, SMP, dan SMA/SMK lebih meningkat seperti melalui kebijakan pendirian Sekolah Satu Atap yang kebanyakan sudah berstatus negeri, SMA negeri dan swasta serta SMKN dan swasta Kelautan dan Pertanian bahkan berdirinya lembaga pendidikan tinggi sehingga mendorong pertumbuhan RLS, APK, bahkan IPM.
Di bidang kesehatan, Garsel kini memiliki RSUD berskala provinsi seperti RSUD Pameungpeuk, bertambahnya jumlah Puskesmas/Pustu dan klinik swasta yang merata di setiap kecamatan, dll. sehingga jumlah dokter dan tempat tidur pasien semakin bertambah. Demikian pula aksesibilitas infrastruktur, saat ini kondisi Garsel sudah lebih baik, seperti sudah memiliki jalan nasional (Trans Jabar Selatan) sekitar 80 km, panjang jalan dan kualitas jalan provinsi, kabupaten, dan desa meningkat. Sedangkan jumlah PNS untuk pelayanan publik sudah bertambah signifikan seiring dengan bertambahnya jumlah PNS di Kabupaten Induk (Garut) sekitar 26.000 orang.
Menurut Dr. Gunawan Undang, M.Si. Selaku Ketua Presidium Garsel, kehadiran investor PT ANTAM yang sudah mengusahakan emas dapat mendongkrak PAD Garsel lebih signifikan.
“Pajak hotel, vila, restoran, air tanah dan air baku yang melimpah, burung walet, bahkan pajak kendaraan bermotor melalui manajemen ‘Samsat Jauh’ dapat meningkatkan PAD Garsel,” ujar Undang.
Lebih jauh Undang mengemukakan kajian ini dilakukan oleh tenaga ahli profesional, yakni guru besar dan doktor dari berbagai perguruan tinggi, yakni Prof. Dr. Didin Muhafidin, M.Si. (Unpad), Prof. Dr. Nugraha, M.Si. dan Dr. Sugeng Rifki Mubaroq, M.Pd. (UPI), Prof. Dr. Fauzan Ali Rasyid, M.Si. dan Dr. Taufiq Alamsyah, M.H. (UIN) serta sejumlah akademisi dari Universitas Al Ghifari (Unfari) antara lain Dr. Dina, M.Si., Dr. Ermi Triaji, M.Si., Dr. Dewi Kania, M.M., Dr. Diki Suherman, M.Si., Meiry Akmara Dhina, M.Pd., Heri, M.Si., dan Eny Nuryani R., M.M.(DB)





