Salah Satu dari 12 Program Bupati Kemana..?Ironis, Anggota Koramil dan Kapolsek Berjibaku Pulangkan Pasien ke Dusun Mate Mega

Sumbawa Besar, NTB
tribun Tipikor.Com —


Pertanyaan tajam kembali mengemuka di masyarakat: Ke mana perginya salah satu dari 12 program unggulan Bupati yang menjanjikan pemerataan layanan kesehatan dan akses infrastruktur hingga ke pelosok? Ironisnya, janji itu terasa jauh dari realita ketika aparat TNI dan kepolisian harus turun tangan memulangkan seorang pasien ke Dusun Mate Mega dengan berjalan kaki, akibat akses jalan yang tidak layak dan tak bisa dilalui kendaraan.

Insiden ini terjadi saat seorang warga Mate Mega Desa Marente Kec Alas Kab Sumbawa yang sebelumnya dirawat di RSUP Manambai kab Sumbawa dinyatakan boleh pulang. Namun perjalanan menuju dusun terpencil tersebut tidak semudah dikira. Jalan yang rusak parah, licin, dan sempit, membuat kendaraan apa pun mustahil masuk. Keluarga pun tidak memiliki pilihan lain, hingga anggota Koramil dan Kapolsek setempat Berjibaku turut membantu memandu Pasien sampai ke rumah keluarga di Dusun Mate Mega Kec Alas Kab Sumbawa

Dengan memikul barang bawaan dan mendampingi pasien serta keluarga, aparat menempuh perjalanan kaki yang panjang dan melelahkan. Medan curam dan terjal yang sewajarnya menjadi perhatian pemerintah, justru menjadi bukti nyata bahwa akses dasar bagi warga Mate Mega masih tertinggal jauh dari harapan program pembangunan yang digembar-gemborkan.

Warga Mate Mega menyampaikan rasa haru dan terima kasih mendalam atas kepedulian kepada Danramil Alas , Kapten Inf Triono BW dan Kapolsek Alas . Namun rasa syukur itu dibarengi dengan kekecewaan yang tidak bisa disembunyikan. Mengapa masyarakat harus melalui perjuangan seperti ini untuk sekadar pulang dari fasilitas kesehatan?
Bukankah salah satu dari 12 program Bupati menekankan peningkatan akses infrastruktur dan pelayanan kesehatan di daerah terpencil?

Kejadian ini menjadi tamparan keras bahwa masih ada jurang antara program yang dijanjikan dan kenyataan di lapangan. Jika aparat harus berjalan kaki berjam-jam demi menutup kekosongan pelayanan dasar, maka ada rantai tanggung jawab yang jelas tidak berjalan.

Masyarakat berharap pemerintah daerah segera turun tangan, bukan hanya dengan narasi program, tetapi dengan tindakan nyata: membangun akses jalan yang layak, memastikan warga pelosok mendapatkan fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau, dan tidak lagi membiarkan aparat menjadi penyangga terakhir kebutuhan dasar masyarakat.

Hingga kini, publik masih menanti jawaban atas satu pertanyaan sederhana namun menohok:
Salah satu dari 12 program Bupati—sebenarnya ke mana?
( Irwanto )

Pos terkait